Rencana Pelabuhan Benoa jadi Kawasan Wisata

Kembang Hartawan Usulkan Pengambengan Sentra Perikanan di Bali

  29 November 2019 EKONOMI Jembrana

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Wacana pemerintah pusat melalui Menteri BUMN Erick Thohir menata Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan untuk dikembangkan menjadi Pelabuhan Cruise dan kawasan wisata kelas dunia, ternyata mendapat perhatian dari Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan.
 
 
Kembang Hartawan mengaku menyambut baik dan mendukung rencana pemerintah pusat tersebut karena bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali. Namun demikian, Kembang juga mengusulkan kawasan pelabuhan Benoa terpisah dari kawasan industri dan difokuskan menjadi kawasan jasa pariwisata.
 
“Saya rasa ide menteri BUMN sangat tepat untuk pelabuhan pariwisata. Hanya saja dermaga pelabuhan ikan jangan dipindah ke belakang dan  masih di kawasan Benoa. Tapi dipindah ke tempat lain. Biarlah pelabuhan Benoa khusus untuk pariwisata saja sehingga zonasi perekonomiannya tepat,” ujar Kembang Hartawan, Jumat (29/11/2019).
 
Untuk memindahkan kawasan industri perikanan, Kembang menyodorkan Desa Pengambengan yang berlokasi di Kecamatan Negara, Jembrana. Apabila pelabuhan ikan Benoa jadi dipindah. Menurutnya Pengambengan sudah siap untuk kawasan perikanan, karena selain sudah diatur (khusus penangkapan ikan) untuk penetapan kawasan berdasarkan RTRW-nya juga sudah sesuai.  
 
 
“Tempatnya sudah ada, daya tampungnya juga mencukupi.Terlebih selama ini Pengambengan sudah punya Pelabuhan Perikanan Nusantara sebagai pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan,” terang Kembang Hartawan.
 
 
Harapannya, pemindahan pelabuhan ikan dari Benoa ke Pengambengan itu akan berdampak positif bagi perekonomian warga Jembrana sekaligus memantapkan diri sebagai sentra perikanan di Bali. Selain itu ada pemasukan retribusi bagi daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Jembrana.
 
Sedangkan di Pelabuhan Benoa seperti wacana pengembangan kawasan wisata kelas dunia. yang disampaikan  Erick Thohir, menurutnya lebih tepat  sebagai sentra wisata saja. Sehingga wisatawan bisa fokus disana, menikmati keindahan alam Bali tanpa terganggu aktivitas perikanan.
 
“Tempatnya jadi lebih bersih, tidak bau dan penuh sesak. Karena wisatawan senang yang bersih, indah dan nyaman,” imbuhnya.
 
 
Dari sisi keselamatan penerbangan, aktivitas pelabuhan ikan akan memicu banyak burung datang. Sedangkan jarak Benoa dengan bandara I Gusti Ngurah Rai relatif dekat. Hal itu disebut Kembang juga kurang tepat  karena mengganggu penerbangan bila ada gerombolan burung di seputaran bandara.
 
Kembang mengaku akan memperjuangkan dalam rapat kordinasi dengan Provinsi dan pemerintah pusat terkait usulan ini dengan harapannya mendapat respon yang positif.
 
Dengan adanya sentralisasi pusat perikanan dan kelautan di Bali di Kabupaten Jembrana maka akan sangat mendukung. Seperti diketahui, sejumlah infrastruktur mulai dari Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan ada di Pengambengan dan SMK Kelautan (SMK 2 Negara) di Baluk.
 
Begitu juga pusat Riset Kelautan Asia Tenggara juga ada di Desa Budeng, Kecamatan Jembrana. Ditambah lagi, jumlah nelayan di Kabupaten Jembrana merupakan yang terbanyak di Bali. Dari data yang dihimpun, jumlah terakhir jumlah nelayan baik tradisional maupun selerek mencapai 10.022 orang nelayan.(BB)