Kawasan Civic Center Renon Dilengkapi Taman Keluarga

  31 Juli 2016 OPINI Denpasar

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Guna memberi kenyamanan bagi warga yang melakukan aktifitas di kawasan civic center Renon, Pemprov Bali tengah menata kawasan publik tersebut sehingga pemanfaatannya semakin maksimal. Salah satunya adalah penataan parkir dan sarana olah raga kawasan civic center Renon di sebelah timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali, yang rencananya akan dijadikan taman keluarga dan juga dilengkapi fasilitas olah raga.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta dalam orasinya di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan PuputanMargarana Niti Mandala Renon, Denpasar (31/7/2016).

Menurutnya,  proyek yang peletakan batu pertamanya   sudah dilakukan 21 Juli 2016 saat ini sedang dalam tahap pengerjaan. “Nantinya akan diisi dengan arena permainan anak-anak dan juga akan dilengkapi dengan sarana olah raga seperti sepeda. Jadi jika sudah rampung  saya persilahkan masyarakat untuk menggunaka fasilitas tersebut dan turut serta menjaganya,” jelas orang nomor dua di Bali itu. Proyek yang menghabiskan biaya  kurang lebih Rp 9 milyat dari anggaran pusat ini diperkirakan akan kelar dalam 6 bulan.

Menurut Sudikerta, ke depan fasilitas seperti ini tidak hanya dibangun di kawasan Renon, namun di tempat lain juga. “Kita akan  buat di tempat lain juga, agar masyarakat bisa menikmati juga. Ini upaya kita untuk menjadikan masyarakat Bali yang sehat baik fisik dan rohani, serta sejalan dengan visi dan misi Bali Mandara, Bali Clean Green,” imbuhnya.

Hal lain yang disampaikan Sudikerta adalah terkait dengan kebijakan tax amnesty atau pengampunan pajak oleh pemerintah untuk pengusaha yang menyimpan uangnya di luar negeri . Dia berharap kebijakan ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga akan berimbas kepada pertumbuhan ekonomi di Bali juga. “Dengan bertambahnya pendapatan bangsa kita dari pajak, saya harap dana perimbangan dari pusat juga bisa bertambah untuk kepentingan infrastruktur kita, jadi mari kita dukung kebijakan pemerintah pusat ini dengan rajin membayar pajak juga,” gugah Sudikerta.

Dalam kesempatan itu, Sudikerta juga  mengingatkan krama Bali untuk beryadnya dengan sederhana dan seperlunya saja. “Mari beryadnya dengan ikhlas dan sederhana, jangan sampai kita berhutang karena beryadnya. Dalam Hindu sudah ada tingkatan yadnya, jadi mari kita sesuaikan semampu kita,” tuturnya.

Dalam PB3AS pagi itu, tampil juga I Wayan Suata dari Legian, Kuta. Dia mengeluhkan  menjamurnya mobil berplat luar Bali yang mencari lahan pekerjaan di sini. Padahal sebagian besar dari mereka tidak dikenakan pajak. “Saya menanyakan kemana peranan pemerintah saat ini? Kami bayar pajak dengan tertib tapi mereka tidak, dan kehadiran mereka lah yang sering membuat macet dan rusak jalanan di Bali,” keluhnya. Selain itu ada juga warga Denpasar Bapak Edi yang tak henti-hentinya mengajak masyarakat Bali terutama anak muda untuk selalu peduli lingkungan. “Kewajiban kita mewariskan lingkungan yang bersih dan sehat untuk anak cucu kita kelak, jadi mari lestarikan lingkungan kit,” tandasnya.

Kepala Bidang Bina Lembaga Koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Prov Bali, I Gede Indra berorasi memaparkan perkembangan koperasi dan UMKM di Bali yang saat ini jumlahnya   sebanyak 4.934 Koperasi atau naik sekitar 1,81% dari tahun lalu dengan kondisi aktif sekitar 4.405 koperasi. Ia juga menjelaskan beberapa langkah pemerintah mengaktfikan lagi koperasi yang mandek itu seperti upaya pembinaan dan juga revitalisasi koperasi. Ke depan pihaknya berharap perkembangan koperasi bisa juga menumbuhkan ekonomi Bali yang berbasis kerakyatan. Masih seputarTax Annesty , Nyoman Ayu Ningsih Kepala Bidang Penyuluhan Pelayanan dan Humas Kanwil DJP menyampaikan kebijakan ini dilakukan agar masyarakat yang menyimpan hartanya di luar negeri mau menarik dan menyimpan harta mereka di Indonesia. Orang Indonesia yang menyimpan hartanya di luar negeri tentu memiliki berbagai alasan dan keuntungan kenapa mereka menyimpan hartanya di luar negeri.

Sepeti di Singapura, negara tersebut memberlakukan Free Tax (Bebas Pajak). Tentu itu menjadi salah satu keuntungan bagi mereka yang menyimpan hartanya disana, selain lolos dari pajak di Indonesia. Dalam kesempatan itu dia memaparkan jika mereka yang menyimpan hartanya di luar negeri bisa ditarik ke sini maka pendapatan pajak akan semakin meningkat. Dijelasjannya setiap orang berhak mendapatkan Tax Amnesty kecuali bagi mereka yang sedang menghadapi kasus hukum, sedang menjalani praperadilan atau bagi mereka yang sedang menjalani hukuman. Bagi masyarakat Indonesia yang menginginkan mendapatkan pengampunan pajak ini syaratnya harus mempunya NPWP. Dalam kesempatan itu dia juga mengajak masyarakat Bali untuk sukseskan program ini demi menggenjot pendapatan melalui sektor pajak. Orasi  yang terakhir datang dari I Putu Armaya dari Yayasan perlindungan Konsumen.

Dia mengingatkan warga Bali untuk berhati-hati belanja di minimarket atau supermarket karena sering dijumpai perbedaan harga antara di rak barang dengan di kasir. Memang menurutnya perbedaan harga itu tidak besar, bahkan luput seringnya luput dari perhatian konsumen, namun tidak dipungkiri hal itu tetap merugikan konsumen, dan jika diketahui bisa dijadikan kasus pidana. Dia juga mengharapkan pemerintah untuk terus mengawasi sistem donasi di minimarket. Apakah benar sumbangan itu sudah sampai di tangan yang membutuhkan atau tidak, karena tujuan dari gerakan ini sangat mulia hanya pengawasan saja yang kurang. “Alangkah eloknya jika hasil donasi itu langsung diserahkan ke pemerintah atau banjar setempat agar diekola dan disumbangkan langsung oleh mereka,” tandasnya.

PB3AS kali ini juga dimeriahkan oleh sekaa bondres Grongsong Poleng dari Kerobokan yang sukses mengocok para warga di seputaran lapangan renon serta penampilan lagu-lagu dari Eva Jagaraga yang berkolaborasi sangat apik dengan anak beserta keponakannya.(BB)