Ini Ternyata Penyebab di Bali Air Laut Tinggi Hingga Meluber Kejalan

  06 Juni 2016 PERISTIWA Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Selain ramai membicarakan tentang sepak terjang ormas, masyarakat Bali belakangan ini kasak-kusuk membahas tentang tingginya air laut diseluruh Bali, bahkan saking besar hingga meluber sampai jauh kejalanan.
 
Ternyata, fenomena besar dan tinggginya gelombang air laut di Pulau Bali akhir-akhir ini akibat fenomena sejajarnya tiga planet yakni matahari, bumi dan bulan.
 
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah III Denpasar bahwa naiknya air laut secara umum terjadi karena adanya 2 hal yaitu akibat astronomi atau adanya gaya tarik-menarik antara bulan dan bumi, dan faktor cuaca. Dan untuk pasang turunnya air laut akibat astronomi yang terjadi secara periodik.
 
Sementara faktor cuaca diakibatkan adanya pengaruh kecepatan angin, lama angin bertiup, termasuk presistensi arah angin, fetch, serta pengaruh angin dari daerah lain atau swell.
 
"Saat ini masuk periode bulan mati atau bulan baru, di mana posisi bulan-bumi-matahari segaris, yang menyebabkan pasang naik sangat tinggi," ucap Kepala Bidang Infomasi BMKG Balai Besar Wilayah III Denpasar, Wirya Jaya, Senin (6/6/2016).
 
BMKG III Denpasar melihat angin sudah dominan bertiup dari timur ke tenggara. ditambah lagi adanya pusat tekanan rendah (L) di Samudera Hindia sehingga menyebabkan nilai gelombang konstruktif atau naik. Sedangkan, kenaikan tinggi gelombang utama sudah terjadi dari akhir Mei 2016 diseluruh pantai di wilayah Bali. 
 
Sedangkan, tingginya gelombang tinggi di kawasan Pantai Kuta diakibatkan gabungan antara pengaruh gelombang tinggi di perairan selatan Bali, dengan pasang naik akibat astronomi.
 
"Berdasarkan daftar pasang surut tahun 2016, pasang naik dengan nilai signifikan masih mungkin terjadi hingga 10 Juni 2016 utamanya pada pagi - siang hari. Kondisi tersebut rentang ketinggian gelombang mencapai 2,3 meter sampai 2.7 meter," tutupnya.
 
Tingginya air laut sempat didesas desuskan oleh sejumlah warga terkait rencana reklamasi atau revitalisasi ‎di Teluk Benoa. Mereka menilai alam mulai murka atas rencana reklamasi yang menuai kontroversi hangat di Bali.
 
"Belum direklamasi sudah begini air lautnya di Bali. Apalagi kalau jadi direklamasi kayak apa nanti. Bisa-bisa Bali tenggelam," keluh Ayu sambil berlalu. (BB)