Ibu Miskin di Jembrana ini Harus Berhutang Untuk Tebus Bayinya

  10 Januari 2017 EKONOMI Jembrana

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Miris dan memprihatinkan, mungkin itulah gamparan hidup yang harus dilakoni oleh Legiah (35) yang inggal digubug reot dengan kondisi perekonomian yang morat marit membuatnya pasrah. 
 
Bahkan, saat melahirkan anak keenamnya pada 5 Desember 2016 lalu, ibu Legiah tidak memiliki uang sepeserpun. Saat dia dan bayinya diperbolehkan pulang dari tempat bersalin, diapun kebingungan untuk membayar biaya persalinan. 
 
 
Bersyukur ada yang baik hati memberikan pinjaman dan donasi uang pada Ibu Legiah dan suaminya Karim (40) sehingga mereka mampu menebus bayinya Rp 4 juta di rumah sakit.
 
Ditemui awak media, Legiah menuturkan, hingga saat ini dia masih berhutang Rp 1 juta karena harus menebus bayinya saat dia melahirkan. Dia mengaku kebingungan mencari uang untuk membayar hutang itu. Maklumlah suaminya hanya buruh serabutan dan lebih banyak menganggur.
 
"Waktu itu kami sudah bawa surat miskin dari kelurahan tapi tidak berlaku katanya. Tapi suami saya yang tahu dan simpan semua kwitansi," ujarnya lirih. 
 
 
Namun Legiah mengaku bersyukur ada dermawan yang memberikan pinjaman uang dan mengiklaskan dananya untuk membantu biaya dia melahirkan. Keluarga Legiah tinggal di gubuk pinggir hutan bakau Lingkungan Asri, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana.
 
Dalam keseharian Legiah merawat empat anaknya yang masih kecil-kecil dan bayi. Sementara dua anaknya sudah sejak kecil diasuh oleh kerabatnya. Suaminya hanya bekerja sebagai buruh dengan pendapatan tidak menentu. Bahkan terkadang untuk makan saja tidak cukup. Sehingga terkadang dibantu tetangga dan kerabatnya.
 
 
Legiah mengatakan pasca melahirkan putra keenamnya dia akan ber KB karena tidak ingin menambah beban lagi. Dia berharap perekonomian keluarganya lebih meningkat sehingga anak-anaknya bisa sekolah dan hidup lebih layak lagi.
 
Di dalam gubuk tersebut mereka tidur berenam dan dengan kondisi seadanya. Ditengah kondisinya yang sangat memprihatinkan itu dia berharap bisa merawat bayinya dengan baik dan bisa tumbuh sehat sehingga menjadi tumpuan keluarga dan generasi penerus bangsa.(BB).