HUT Kota Negara ke 126, Bupati Tamba Tunggangi Duwen Ulun Pecangakan

  15 Agustus 2021 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH tunggangi kuda putih dalam HUT Kota Negara ke 126

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Pandemi Covid-19 menyusul pemerintah pusat telah memperpanjang PPKM hingga tanggal 16 Agustus 2021ini menjadikan perayaan dan peringatan Hari Ulang Tahun HUT) Kota Negara ke 126 dilaksanakan sangat sederhana.

Meski demikian, usai persembahyangan,  “Duwen Ulun Pecangakan” yakni berupa seekor kuda petak (putih) tiba-tiba muncul dari jaba perahyangan pura Ulun Pecangakan yakni, “Banu Rana”(seekor kuda putih) ukuran tinggi besar yang langsung ditunggangi oleh bupati Jembrana I Nengah Tamba menuju tempat upacara puncak perayaan yang di pusatkan di area Pura Jagat Natha kabupaten Jembrana.

Diketahui, kuda putih yang ditunggangi Bupati Jemrana tersebut merupakan simbol kuda Banu Rena dewen Ulun Pecangakan cerita tempo dulu.

Banu Rana yang pertama kali ditunggangi oleh satu-satunya bupati di Jembrana ini didampingi para “pengiring”(pengikut) yang terdiri dari Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna, Ketua DPRD Ni Made Sri Sutarmi termasuk para pimpinan OPD lainnya.

Saat tiba di jaba pura Jagat Natha dan Banu Rana yang konon merupakan simbul linggih Ida Bethara Ulun Pecangakan telah dilakukan prosesi upakara, Bupati I Nengah Tamba mengatakan, kehadiran Duwen Ulun Pecangakan yang berupa seekor kuda putih ini saat perayaan HUT Kota Negara ke 126 ini dengan harapan masyarakat Kabupaten Jembrana dapat”guyub”.

”Simbul dari Linggih Ida Hyang di pura Ulun Pecangakan ini dalam HUT Kota Negara ke 126 sengaja saya hadirkan dan saya langsung menungganginya. Dengan harapan, di Jembrana muncul energi positif .  Mulai saat ini tidak ada lagi “pisune (fitnah). Mari kita guyub(bersatu), bahu membahu untuk memajukan Jembrana dengan harapan Jembrana Kembali Jaya,”ujarnya.

Terkait denga Duwen Ida Hyang di Pura Ulun Pecangakan yang ditunggangi oleh bupati I Nengah Tamba, kata salah seorang pemangku, I Ketut Warken, selama pemerintahan bupati di Jembrana hanya pertama kali simbul duwen Ida di pura Ulun Pecangakan ditunggangi saat perayaan HUT kota Negara ke 126 ini tedun(keluar).

”Duwen Ida niki mebiseka “Banu Rana” yakni, berasal dari kata banu(banyu) artinya air dan rana berarti sarana. Artinya pelinggihan Ida Hyang yang berstana di pura ulun pecangakan. Kocap(sesuai bisama), siapapun bupatinya di Jembrana semestinya pernah menunggangi kuda petak ini,”ungkapnya.

Mangku Warken juga mengaku, kalau simbul pelinggihan Ida Hyang ini juga dapat menyembuhkan berbagai macam merana.”Seperti kencing dari kuda petak ini juga bisa menyembuhkan berbagai bentuk mala(penyakit),”pungkasnya (BB)