Hasil Penelitian Temukan Wangi Parfum Bisa Bantu Perangi Kejahatan. Kok Bisa?

  26 Agustus 2016 KESEHATAN Nasional

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Nasional. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa komponen-komponen kimia dari aroma parfum bisa beralih dari pakaian seseorang ke pakaian orang lain.
 
Hal ini, menurut para peneliti dalam jurnal Science and Justice, wewangian parfum bisa menjadi alat yang berguna dalam kasus-kasus yang melibatkan kontak fisik, seperti kekerasan seksual.
 
Pimpinan peneliti, Simona Gherghel, dari University College London, Inggris, mengatakan bahwa ia dan tim berpikir ada banyak potensi dengan parfum, karena banyak orang menggunakannya.
 
"Kita tahu sekitar 90% wanita dan 60% pria menggunakan parfum secara teratur. Meskipun banyak hal yang dikerjakan dalam ilmu forensik terhadap proses peralihan, misalnya peralihan serat atau residu dari senjata, tapi sampai saat ini belum ada penelitian tentang peralihan parfum," ujar Gherghel seperti dilansir BBC.
 
Parfum terbuat dari banyak komponen kimia yang berbeda, yang bila dikombinasikan bisa memberikan aroma khas.
 
Para peneliti menemukan bahwa beberapa komponen dalam aroma parfum seorang pria bisa beralih dengan mudah dari pakaian yang satu ke pakaian lainnya.
 
Ketika dua orang tengah bersama selama satu menit, maka 15 dari 44 komponen kimia parfum sudah terdeteksi pada pada pakaian orang kedua. Jika waktu yang dihabiskan orang-orang itu meningkat menjadi 10 menit, maka 18 komponen kimia sudah terdeteksi.
 
Para ilmuwan juga melacak bagaimana waktu bisa mempengaruhi peralihan senyawa volatil atau mudah menguap.
 
Mereka menemukan bahwa lima menit setelah parfum disemprotkan, 24 dari 44 komponen parfum terdeteksi pada potongan kain kedua setelah berhubungan selama 10 menit.
 
Enam jam setelah parfum disemprotkan, 12 komponen beralih dan tujuh hari kemudian, enam komponen kimia volatil menempel.
 
Dr Ruth Morgan, direktur UCL Pusat Ilmu Forensik, mengatakan bahwa ini adalah studi percontohan dan penelitian konsep-bukti. Menurut Dr Morgan, pihaknya telah menunjukkan bahwa pertama, parfum memang bisa beralih, dan kedua, kita bisa mengidentifikasi ketika proses peralihan itu telah terjadi.
 
"Di masa yang akan datang, bisa jadi ada situasi di mana kontak antar dua individu bisa diciptakan dan ini adalah sebuah cara cerdik untuk mengetahui jenis hubungan apa yang terjadi dan kapan kontak itu berlangsung," paparnya.
 
Namun tim menambahkan bahwa setiap bukti harus dikumpulkan secepatnya setelah sebuah penyerangan terjadi, karena kegunaannya bisa terbatas. Mereka juga mengatakan tidak mungkin hanya aroma parfum saja yang bisa digunakan untuk memecahkan suatu kasus.
 
Dr Morgan menambahkan bahwa hal ini tidak akan menjadi indikator tunggal. Ia berharap ada banyak hal yang dilibatkan dalam proses penyelidikan dan tak ingin itu hanya berupa DNA atau hanya sidik jari atau hanya parfum.
 
"Tetapi menggabungkan bentuk-bentuk lain dari sebuah bukti, itulah cara membangun agar menjadi sebuah gambaran yang sangat menarik," ujar Dr Morgan.
 
Tim peneliti mengatakan sekarang ini lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menilai bagaimana parfum bisa beralih dalam rekonstruksi forensik yang lebih realistis.(BB).