Diduga Mengintimidasi, Anggota DPRD Buleleng Dimintai Klarifikasi Panwaslih

  15 November 2016 POLITIK Buleleng

kliksingaraja

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Buleleng. Beberapa oknum yang dilaporkan karena melakukan intimidasi yakni, yang di Desa Gerokgak atas nama Ketut Ngurah Arya akrab disapa Arya Bodo yang juga sebagai Anggota DPRD Buleleng dan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Buleleng dari PDIP Dapil Gerokgak dan Perbekel Desa Gerokgak, Putu Mangku. Mereka sudah dimintai klarifikasi keterangannya, pada Senin (14/11/2016), yang dilakukan tertutup.
 
Seperti yang dilaporkan Gusti Adi Suartana sebelumnya ke Panwaslih Buleleng, Arya Bodo sudah melakukan pengancaman dengan menunjuk dada Gusti Suartana secara tidak sopan, dengan meminta untuk tidak mengarahkan warga Desa Gerokgak untuk di VerFak, dan meminta Gusti Suartana memanggil salah satu pegawai kontrak yang masuk dalam daftar dukungan SURYA, dengan nada kasar dan tinggi.
 
Usai memberikan klarifikasi, Ngurah Arya atau Arya Bodo malah berkilah, bahwa dirinya tidak melakukan intimidasi, seperti apa yang dilaporkan Gusti Adi Suartana sebelumnya. Menurutnya, ia memanggil Gusti Suartana yang akrab disapa Gusti Gatot, karena ingin memanggil salah satu pegawai kontrak yang masuk dalam daftar dukungan SURYA.
 
“Kalau dibilang kasar, kan kita biasa bahasa tubuh kita, itu biasa menunjuk pakai lima jari, itu kan masyarakat saya dan saya ada hubungan baik. Tidak ada intimidasi, saya hanya peringatkan saja karena ada pegawai kontrak, ikut berpolitik. Saya tegaskan lagi, bahwa PNS atau Kontrak, yang terlibat langsung urusan politik akan kena sanksi,” kilah Arya Bodo.
 
Saat terjadi dugaan intimidasi terhadap Gusti Suartana, disebutkan bahwa dilokasi tersebut juga disaksikan dan dilihat langsung oleh Bupati Non Aktif Putu Agus Suradnyana (PAS). Namun saat itu, disebutkan PAS hanya terdiam.
 
Disinggung terkait kehadiran PAS yang juga kandidat peserta Pilkada Buleleng 2017 saat terjadinya Intimidasi, Arya Bodo seolah kaget dan tak percaya bahwa kabar PAS dilokasi intimidasi juga masuk dalam keterangan laporan Gusti Suartana di Panwaslih Buleleng. Arya Bodo berkelit, kehadiran PAS disana merupakan hal yang biasa.
 
“Bupati Non Aktif dibilang ada. Itu kan hal yang biasa. Kebetulan saja ada di depan rumah saya, sedang komunikasi berdua. Sebenarnya, saya jaga betul Gustu Gatot itu agar tidak terekspos masyarakat luas. Itu beliau (PAS, red) tadinya habis perjalanan dari undangan, beliau minta saya untuk makan bersama, diminta masak kerapu. Beliau tidak tahu, saya bicara apa,” kelid Arya Bodo.
 
Sementara hal senada juga disampaikan, Perbekel Desa Gerokgak, Putu Mangku, yang dilaporkan melakukan intimidasi dengan memasuki rumah salah satu warga untuk tidak keluar dilakukan VerFak. Menurut Mangku, dirinya tidak pernah melakukan intimidasi.
 
Ia pun tidak bisa mengelak dan membenarkan, bahwa dirinya sempat memasuki rumah salah satu warga, saat proses VerFak berlangsung. Tapi menurutnya, itu dilakukan tidak lebih hanya sekedar berkomunikasi dengan warga Desa Gerokgak.
 
“Itu biasa saya lakukan setelah saya menjabat, karena itu tugas saya. Yang mengagetkan, saya bilang ada intimidasi, memang saya ada disana, dan saya tidak sebut Pilkada. Saya terkejut sekali. Bapak-bapak boleh tanya masyarakat saya, kalau saya sering turun ke masyarakat,” ungkap Mangku.
 
Mangku pun menjelaskan, dirinya tidak pernah melarang warganya untuk mendukung atau memilih salah satu kandidat. “Tidak pernah ada saya melarang. Ini pemahaman saya, sepintar-pintar Perbekel kalau tidak didukung oleh masyarakat, tidak akan berhasil. Makanya, saya minta krama untuk membangun Desa Gerokgak dengan semua elemen masyarakat,” jelas Mangku.
 
Bukan hanya Arya Bodo dan Perbekel Mangku, dimintai klarifikasi oleh Panwaslih yang saat itu dilakukan oleh Putu Sugi Ardana. Laporan intimidasi yang dilakukan salah satu warga di Lingkungan Kali Baru Kelurahan Banjar Jawa yang dikenal dengan nama Anggur, juga dimintai keterangan oleh Panwaslih Buleleng.
 
Sementara Anggota Panwaslih Buleleng yang langsung memintai keterangan terlapor, Putu Sugi Ardana menjelaskan, saat ini Panwaslih Buleleng masih belum memutuskan hasil atas laporan tersebut. Menurutnya, baik Perbekel Gerokgak maupun Ngurah Arya sudah dimintai keterangannya.
 
“Hasilnya belum. Saya undang pak mekel selaku terlapor, untuk berikan klarifikasi dan saksi sudah diundang. Kalau pak Ngurah Arya, itu juga dilaporkan bahwasannya juga diduga melakukan intimidasi. Yang jelas keterangan Ngurah Arya, kan tadi. Saksi juga ada seorang istri yang diduga terasa tertekan, sudah kami mintai penjelasan. Nanti akan ada rapat pleno, betul atau tidak ada intimidasi,” pungkas Sugi Ardana.
 
Dari ketiga terlapor ini yang dimintai klarifikasi ini, semua berkelid atas dugaan intimidasi yang sudah dilakukan dengan menekan warga untuk tidak datang atau tidak menyatakan dukungan kepada SURYA, saat di VerFak oleh PPS. Meski begitu, terbukti atau tidak mereka mengintimidasi, saat ini masih menunggu hasil pleno Panwaslih Buleleng. (BB/KS)