Bupati Suwirta Gagas Bank Kompos

  18 Juli 2016 PERISTIWA Klungkung

Baliberkarya/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Klungkung. Upaya Bupati Klungkung I Nyoman  Suwirta dalam  meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya dengan penggunaan pupuk organik secara berkelanjutan. Ide ini muncul saat Bupati Suwirta mengunjungi kelompok-kelompok  ternak sapi yang ada di Desa Jumpai dan Tangkas pada saat melaksanakan program bedah Desa Jumat (15/7/2016). Usaha ini juga akan  menjawab pertanyaan yang muncul dari petani tentang kelangkaan pupuk ditingkat petani.
 
Strategi yang akan dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk organik berupa pembuatan  bank kompos. “Selama ini sering kita dengar ada bank sampah, bank kompos yang belum terdengar,” terang Suwirta.
 
Gagasan ini muncul ketika Suwirta meninjau kelompok ternak yang belum optimal memanfaatkan kotoran sapi maupun limbahnya, bahkan ada yang dijual murah antara Rp. 50.000 s/d Rp. 100.000 per truk, Justru keuntungan melimpahnya kotoran sapi di peternak dimanfaakan daerah lain untuk digunakan pada tanaman hortikultura seperti sayur  dan  jeruk.
 
Bupati Suwirta mengharapkan bahwa melihat beberapa kelompok ternak sapi yang  kotoran ternaknya tidak diolah dengan maksimal, untuk itu Bupati Suwirta meminta kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, agar mengkaji untuk mencarikan lahan sebagai tempat  pengolahan kotoran sapi untuk dijadikan kompos sehingga kotoran sapi tersebut bisa bermanfaat bagi para petani.
 
Sementara itu Ketua Kelompok ternak Satya Winangun Nengah Sudarma asal Desa Tangkas mengatakan, Proses bank kompos diawali dari  kotoran sapi yang ada ditingkat peternak dibeli, dipilih yang berkualitas dijadikan satu dan dibawa kesentra bank kompos untuk diproses dengan teknologi kompos, Hasil kompos ini disalurkan kepada subak, Taman kota  atau petani untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil produksi pertanian.
 
Proses pembuatan kompos meliputi pengeringan bahan baku kompos dengan cara  dijemur, hasil olahan dimsukkan alat pengolah pupuk organic sehingga ukurannya lebih halus, kemudian dicampur dengan bahan tambahan seperti kotoran ayam, dilanjutkan proses pengayakan, Perlakuan inokulasi bakteri fermentasi kedalam bahan kompos, kemudian lanjut ke proses fermentasi dan pengadukan hingga proses fermentasi menjadi sempurna (3-4 minggu), terakhir dilakukan proses pendinginan dan packing.(BB)