(Blue Bird Group Lestarikan Tradisi Nampah)

Budayawan: Harga Kebersamaan Lebih Mahal Dari Nilai Harga Daging

  05 September 2016 EKONOMI Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Suasana hari raya Galungan sudah didepan mata, seiring digelarnya tradisi Nampah sejumlah hewan baik babi, ayam, bebek dan lainnya disejumlah wilayah di Bali. Tradisi budaya Nampah juga tetap dilestarikan managemen dan karyawan Blue Bird Group area Bali.

 

Di hari penampahan kali ini, suasana kebersamaan tampak di area Kantor Pool Blue Bird Group Bali pool Sesetan Denpasar. Bahkan, seratusan orang berpakaian adat madya duduk bersama sambil membawa blakas (golok) dan senjata tajam lainnya. 

 

Tak berselang lama, sebagian karyawan tampak membawa 5 ekor babi (celeng) yang datang menyusul menghampiri ratusan karyawan yang telah siap menjadi tukang jagal atau eksekutor. Dengan sigap pengemudi armada taksi terbesar di Bali itu langsung memotong babi itu satu persatu dan dagingnya kemudian dibagi-bagi dalam kelompok kecil (tanding). 

 

"Kegiatan nampah seperti ini rutin kami lakukan setiap enam bulan sekali terkait Hari Raya Galungan. Kali ini kami nampah 5 ekor babi," ucap Ketua Panitia Kegiatan Nampah, Nyoman Darmawan ditemui awak media disela-sela kesibukannya nampah babi yang masing-masing beratnya mencapai 120 kilogram tersebut.

 

Pria yang akrab dipanggil Komang Apel ini menjelaskan kegiatan Nampah kali ini diikuti sekitar 100 orang. Mereka yang terlibat ini merupakan Sekaa Hindu Darma Blue Bird Group Pool Bali. 

 

"Daging babi ini kita bagikan selain kepada karyawan yang beragama Hindu, juga kita berikan kepada perangkat banjar kami berada yakni di lingkungan Lantang Bejuh, Kelurahan Sesetan," jelas pria asal banjar setempat yang juga security di Blue Bird itu.

 

Panitia lainnya yang bernama Gusti Ngurah Rai Arman menyatakan bahwa sebagai karyawan yang beragama Hindu, kegiatan Nampah seperti ini sangat ditungu-tunggu banyak pihak. 

 

"Selain dapat daging babi secara gratis dari manajemen, Nampah ini juga untuk memupuk tali persaudaraan dan kebersamaan. Tak hanya sesama umat Hindu tapi juga lintas agama," ungkap pria yang akrab dipanggil Jik Ngurah ini.

 

Pria asal Mengwi Badung ini juga mengaku tradisi Nampah dikantornya tak hanya pas hari raya Galungan, namun kegiatan Nampah ini juga dilaksanakan saat Idul Adha. 

 

"Kalau pas Idul Adha ya umat Muslim yang melakukannya, kita (umat Hindu) yang mensupport. Kalau Galungan kita nampah babi, sedangkan saat Idul Adha nanti kita Nampah kambing," imbuh pria yang menjabat sebagai Kepala Bengkel Blue Bird pool Sesetan ini.

 

Sementara itu, Dr Ir I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa MT selaku budayawan dan dosen Universitas Udayana Denpasar mengapresiasi kegiatan Nampah yang dilaksanakan Blue Bird Group. Baginya, kegiatan Nampah ini untuk memperkuat dan melestarikan tradisi umat Hindu.

 

"Umumnya yang melakukannya kan bersifat pribadi atau kelompok keluarga. Nah, ini sesuatu yang baik dan bagus, karena perusahaan sebesar Blue Bird mempunyai kepedulian dan memperkuat nilai-nilai tradisi," terangnya.

 

Dalam tradisi Nampah ini, kata pria penulis artikel Hindu, jika di dalamnya ada nilai-nilai yang luar biasa, yakni bagaimana saling berbagai dan menjaga kebersamaan saat menyembelih hewan yang menjadi korban suci untuk Hari Raya Galungan. 

 

"Nilai suci ini kewajiban umat Hindu sebagai tanda bakti dan puji syukur terhadap Ida Sang Hyang Widi. Nah, untuk memperkuat nilai-nilai tersebut Blue Bird telah merupakan terobosan di era modern, dimana suatu perusahaan yang biasa berbisnis sekarang memperkuat dengan kegiatan sosial kegamaan seperti kegiatan Nampah ini, sehingga ada sinergi antara bisnis dengan Yadnya," ujar pria asal Puri Peguyangan Denpasar Utara ini.

 

Gusti Ngurah Nitya pun berharap Tradisi Nampah ini harus dipertahankan dan dilestarikan oleh Umat Hindu, khususnya di Bali, termasuk perusahaan lainnya yang ada di Bali bisa meniru niat baik dan tradisi kebersamaan seperti di Blue Bird Group ini.

 

"Meski harga daging mahal, tapi harga sebuah kebersamaan dan persaudaraan di era modern dan sibuk seperti sekarang ini jauh lebih mahal, sehingga tradisi Nampah yang sudah dilakukan sejak dulu harus kita pertahankan dan lestarikan, bahkan diperkuat dan dikembangkan lagi," tandasnya.(BB).