BNPB: Perlu 2 Tahun Waktu untuk Pulihkan Lombok

  15 Agustus 2018 PERISTIWA Nasional

Humas BNPB for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Lombok. Angka kerugian akibat gempa Lombok 7,0 SR dipastikan  masih akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya data dampak kerusakan yang masuk ke Posko. 
 
 
BNPB juga akan menghitung berapa besar kebutuhan yang diperlukan untuk pemulihan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. 
 
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pembangunan kembali akan dilakukan di 5 sektor yaitu sektor permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial dan lintas sektor. 
 
 
"Tentu memerlukan triliunan rupiah. Tidak mungkin semuanya dibebankan pada pemerintah daerah. Sebagian besar pendanaan berasal dari pemerintah pusat. Bantuan dari dunia usaha dan masyarakat sangat diperlukan untuk pemulihan ini. Proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan dilakukan selama 2 tahun," ungkapnya dalam keterangan resminya, Rabu (15/8).
 
 
Masyarakat, Pemda NTB dan Pemda kabupaten atau kota terdampak harus segera bangkit. Perlu waktu untuk memulihkan kembali. Pemerintah pusat akan selalu mendampingi dan memberikan bantuan hingga rehabilitasi dan rekonstruksi nanti.
 
 
"Luluh lantaknya kehidupan ekonomi dan pembangunan di Lombok memberi kesempatan kita untuk menata lebih baik. Tata ruang perlu ditata kembali menyesuaikan peta  bahaya gempanya. Bangunan yang dibangun juga harus mengikuti standar konstruksi tahan gempa," ucapnya.
 
Pariwisata sebagai andalan devisa bagi NTB juga harus ditata ulang. Wisatawan perlu dibekali pemahaman pengetahuan kebencanaan dan fasilitas kepariwisataan juga dikaitkan dengan mitigasi bencana agar wisatawan mendapat pengetahuan bencana. 
 
 
 
Hotel-hotel di pantai sekalian dapat dimanfaatkan sebagai shelter evakuasi saat ada peringatan tsunami dan kontruksinya tahan gempa. Masyarakat Lombok harus diedukasi dan disosialisasi terus menerus dengan ancaman bencana. Jadikan pendidikan kebencanaan sebagai pelajaran matapelajaran tambah atau muatan lokal yang wajib diikuti oleh semua siswa.
 
"Ini kesempatan kita untuk berbenah. Menata kembali kehidupan yang lebih baik dan aman. Jangan asal membangun karena suatu saat, entah puluhan atau ratusan tahun lagi, gempa akan dapat terjadi," ungkapnya. 
 
Sebab gempabumi memiliki periode ulang, yang akan kembali terjadi akibat adanya pergerakan lempeng atau sesar di bumi. "Kita harus hidup harmoni dengan risiko bencana. Sebab Lombok memang daerah rawan bencana," pungkasnya.(BB)