Asik panen Terumbu Karang, Diduga Kelelahan Korban Meninggal Saat Menyelam

  17 Juli 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : perahu korban meninggal dunia saat panen terumbu karang

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Naas Nasib Sahfri Julian Akbar 28 tahun yang merupakan warga Lingkungan Arum, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, saat panen terumbu karang di perairan Teluk Gilimanuk tepatnya di kawasan Water Bee ditemukan meninggal dunia lantaran kelelahan saat meyelam. Kejadian tersebut terjadi pada Senin tgl 17 Juli 2023 sekitar pukul 13.55 wita.

Saat dikonfirmasi Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol I Dewa Putu Werdhiana mengatakan, saat itu pihaknya mendapat laporan dari warga ada salah satu warga tenggelam di di kawasan Water Bee, Teluk Gilimanuk

“Saat itu korban bersama beberapa rekannya yang juga diajak panen terumbu karang diantaranya Eka Sapta Fauzi, Niam Mullah, Bagas Sopiyan Bahari, Ali Mustofa, dan Suherman Tanto. Diduga karena kelelahan, korban tenggelam dan meninggal dunia,” terangnya. Senin (17/7/2023).

Menurut keterangan teman korban (Fauzi) pukul 09.30 Wita, setelah sarapan bersama, dirinya bersama lima rekannya termasuk Aam, Niamulloh, Tanto, Bagas, dan Juli (korban), serta Ali Mustofa yang berada di daratan, melakukan kegiatan menyelam untuk panen terumbu karang milik CV Cahaya Baru di kawasan Water Bee, teluk Gilimanuk.

"Mereka menggunakan peralatan selam berupa selang kompresor yang diletakkan di atas perahu di tepi pantai dengan kedalaman sekitar 5 meter," ucap Werdhiana.

Setelah menjalankan kegiatan selama 1 hingga 1,5 jam, lanjut Werdhiana, Fauzi dan rekannya beristirahat sejenak sekitar pukul 11.30 Wita. Sementara itu, Tanto dan korban kembali menyelam untuk mengambil hasil panen, sedangkan empat rekannya lainnya mengemas hasil panen di darat. “Setelah sekitar 30 menit menyelam, Tanto dan korban selesai, tetapi korban menyadari ada barang yang tertinggal di dalam air. Korban turun lagi untuk menyelam dan mengambil barang tersebut," ujarnya.

Karena korban menghabiskan waktu yang cukup lama di dalam air, lanjut Werdhiana, kelima temannya mulai merasa curiga. Mereka melakukan kode dengan menarik slang kompresor, namun tidak ada reaksi dari korban. Fauzi kemudian memutuskan untuk menyusul korban dan mengecek keadaannya.

"Saat ditemukan, korban terlentang di atas rak terumbu karang. Fauzi melepaskan pemberat yang digunakan oleh korban. Setelah itu, Fauzi dan rekan-rekannya membawa korban ke puskesmas Gilimanuk untuk mendapatkan penanganan medis," ungkapnya.

Menurut keterangan dokter Puskesmas Gilimanuk, imbuh Werdhiana, saat korban tiba di puskesmas, korban sudah tidak memiliki denyut nadi dan mulutnya berbusa. “Diduga korban meninggal akibat tenggelam, dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Menurut keterangan teman korbam, memang korban tidak memiliki sertifikasi untuk melakukan aktifitas menyelamm,” bebernya. (BB)