Arah Kade! 4 Tahun SDN 2 Melaya Rusak, Murid Sampai Belajar Diparkir Sekolah

  08 Agustus 2022 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : kondisi proses belajar mengajar SDN 2 Melaya di parkiran sekolah

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Cukup memprihatinkan kondisi Sekolah Dasar Negri (SDN) 4 Melaya, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana rusak parah, terlihat atap bangunan sudah hampir hilang semua yang tersisa hanya rangka baja, saat tertiup angin atap baja goyang-goyang. Hal tersebut membuat guru mengajak muridnya sebagian belajar di tempat parkir.

Pantauan awak media SDN 4 Melaya memiliki 11 ruangan, 7 kelas rusak berat, sedangkan 4 ruangan lainnya hanya rusak ringan. Dikarenakan kondisi ruangan sudah rusak berat sehingga ruangan lainnya dipakai untuk ruang kelas karena keterbatasan ruangan dan juga sebagian murid belajar di tempat parkir yang disulap menjadi ruang kelas. Proses belajar pun secara bergantian.

Menurut penuturan Kepala SDN 4 Melaya Siluh Putu Ekawati mengatakan, kondisi sekolah sudah rusak mulai pada tahun 2018, sebelumnya kerusakan hanya sedikit, dikarenakan tidak diperbaiki menjadi semakin parah. Dirinya juga pernah melaporkan kepada pengawas dan dinas Pendidikan. “Kami sudah pernah melaporkan kondisi sekolah, dari dinas sudah pernah mendatangi langsung untuk melihat kondisi sekolah seperti ini,” terangnya. Senin (08/08/2022)

Ia mengaku, dikarenakan keterbatasan ruang kelas, pihaknya menjadikan tempat parkir untuk proses belajar mengajar utuk sementara. “Kami menjadikan tempat parkir untuk proses mengajar, kita sulap menjadi ruang kelas, agar anak-anak bisa belajar biarpun proses belajarnya secara bergantian. Saya berharap sekolah bisa diperbaiki secepatnya,” tuturnya.

Sementara Kepala Disdikpora Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra saat ditemui di kantornya mengatakan, terkait rusaknya SDN 4 Melaya, pihaknya sudah cek ke lokasi dan juga sudah usulkan di DAK untuk tahun 2023. “Perehaban sekolah boleh dianggaaran di APBD dan dana Alokasi Khusus (DAK). Kita sudah usulkan memakai DAK lewat aplikasi Krisna. Selain SDN 4 Melaya, SDN 6 Desa Yehembang juga kita sudah usulkan. Terkait murid sekolah belajar di halaman, sebelumnya tidak tempat parkir yang digunakan, tapi ada dua ruangan yang disulap jadi kelas,” bebernya.

Untuk tahun ini, lanjut Anom, DAK sedikit berbeda namanya by refrensi. Kalau dulu Pemkab Jembrana mengusulkan lewat by system. Refrensi dari Bappenas dan Kemendikbud adalah Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Sekolah harus trus update Dapodik tersebut. Melalui Dapodik pihak sekolah menyampaikan secara rinci kerusakan dan kekurangan di sekolah.

“Dari pemkab atau kami sekarang tidak boleh mengusulkan dikarenakan sudah ada refrensi, pihak sekolah sudah mempunyai Dapodik, jadi melalui refrensi, data sekolah langsung dicek oleh Bappenas dan kemendigbud. Yang kita usulkan 9 SD dan 4 SMP, dari 200 sekolah yang ada di Jembrana. Kemudian ada satu TK di Kecamatan Melaya. Sebelumnya pada saat kita ke SDN 4 Melaya saat ditanya guru disana mengatakan sudah 4 tahun mengusulkan perbaikan sekolahnya,” ujarnya.

Lebih jelasnya Anom mengatakan, sekarang tidak ada istilah dinas mengusulkan kebutuhan guru dan kerusakan bangunan, itu semua dari sekolah melalui Dapodik langsung ke Bappenas dan Kemendigbud. “Intinya sekolah semua harus update data di Dapodik masing-masing. Sekolah hanya bisa mengusulkan kerusakan kepada dinas, untuk bisa di cek dengan Dinas PU menentukan kondisi sekolah tersebut kondisi rusak berat atau ringan,” pungkasnya. (BB)