Mayoritas pada Sektor Usaha Jasa

7 Tahun Mendatang, Menaker Optimis Teknologi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Baru

  08 Oktober 2018 OPINI Denpasar

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri membuka Forum Hubungan Industrial 2018 dengan tema “Penguatan Dialog Sosial Menghadapi Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0” di Sanur, Denpasar, Senin 8 Oktober 2018.
 
 
Dalam kesempatan itu, Hanif menilai dalam 7 tahun ke depan teknologi digital akan menciptakan 3,7 juta pekerjaan baru dan mayoritas berada pada sektor usaha jasa. Menurutnya, penyiapan tenaga kerja terampil (skill worker) adalah tantangan terbesar yang harus dihadapi dan dimitigasi secara tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi digital. 
 
Untuk itu, lanjut Hanif, Kementerian Ketenagakerjaan telah melakukan langkah-langkah terobosan guna memperkuat akses pelatihan kerja. Ia mengakui ada tiga hal yang dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan. 
 
"Pertama, modernisasi Balai Latihan Kerja (BLK) dengan program revitalisasi, rebranding dan re-orientasi," kata Hanif.
 
Kedua, lanjut Hanif adalah pengembangan program magang yang mengacu pada kebutuhan pasar kerja berbasis teknologi digital dan didukung kurikulum sesuai Standar Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan standar internasional.
 
 
Untuk yang Ketiga, Hanif menjelaskan yaitu penataan sistem pasar kerja fleksibel melalui kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha. 
 
Ket foto: Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri
 
"Tatanan hubungan industrial juga harus mampu merespon dampak perubahan yang ditimbulkan ekonomi digital," tegasnya.
 
Selain itu, Hanif juga menilai terdapat beberapa langkah strategis yang harus diupayakan diantaranya adalah penyiapan regulasi bidang hubungan industrial yang adaptif terhadap perubahan ekonomi digital.
 
"Kedua yaitu penyiapan mediator hubungan industrial yang berintegritas, profesional dan inovatif sebagai pembina hubungan industrial sekaligus ujung tombak penyelesaian perselisihan hubungan industrial," sebutnya.
 
Langkah ketiga, sambung Hanif yakni pengembangan dialog-dialog sosial bipartit dan tripartit untuk mengatasi permasalahan dan sengketa hubungan industrial. 
 
Sementara, revolusi industri 4.0 yang dimotori inovasi otomasi, super computer, robot, artificial intelligence dan modifikasi genetik telah membawa perubahan di berbagai bidang, salah satunya memunculkan ekonomi berbasis digital. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa digitalisasi ekonomi juga berdampak terhadap perubahan dan pergeseran tenaga kerja kearah robotik.
 
Segala persoalan robotik ini bisa diminimalisir selama keterampilan tenaga kerja semakin meningkat dan berkualitas. Oleh karenanya, manusia itu sendiri harus dipersiapkan secara matang untuk menghadapi masa depan, baik itu di bidang akademik maupun non-akademik.(BB).