Tudingan Kasus Pedofilia di Ashram Gandhi Puri

Tuding Pedofilia di Ashram, Pasek Suardika: Aris Merdeka Kalau Gentle Lapor Polisi Hadapi Saya

  21 Februari 2019 OPINI Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Maraknya pemberitaan di berbagai media tentang dugaan terjadi kasus pedofilia di Ashram Gandhi Puri Klungkung, membuat anak-anak remaja yang tinggal di Ashram Gandhi Puri Sevagram resah dan terganggu. Lantaran gundah, belasan remaja penghuni Ashram Gandhi Puri Sevagram Kamis sore (21/2/2019) menemui anggota DPD RI Perwakilan Bali, Gede Pasek Suardika (GPS) di Kantor DPD RI Renon, Denpasar.
 
 
Dihadapan Pasek Suardika, salah satu anak Ashram Gandhi Puri Komang Edi mengaku selama ini mereka memilih diam, berdoa dan fokus pada sekolah masing-masing sehingga tidak menanggapi semua pelecehan, hinaan, tuduhan, dan fitnah keji yang diarahkan kepada warga Ashram dan pengasuh yang mereka anggap seperti orang tua yakni Guru Ji Indra Udayana. 
 
"Kami di Ashram memilih diam dan berdoa karena sebagai warga yang dididik untuk punya daya tahan spirit Sang Mahatma Gandhi," kata Komang Edi.
 
Komang Edi mengungkapkan anak-anak remaja yang tinggal di Ashram Gandhi Puri Sevagram selama ini berupaya bertahan dan sambil berdoa agar mereka yang menjadikan panggung isu ini segera sadar dan merenung karena apa yang didengung-dengungkan selama ini bahwa mereka ingin menyelamatkan generasi muda Bali, justru menghancurkan warga Ashram yang berjumlah 27 orang yang dominan berasal dari Bali, Lombok, Jawa dan Lampung.
 
"Kami tegaskan ke publik yang menyebarkan berita hoaks dan fitnah keji di media sosial tidak pernah satu pun dari mereka mengunjungi kami untuk mengkomfirmasi kebenaran berita yang disebarkan," sentilnya.
 
 
Atas pengakuan dan penjelasan dari para penghuni Ashram Gandhi Puri Sevagram itu, Pasek Suardika mengaku prihatin dengan pemberitaan di media dan penggalangan opini oleh sekelompok orang yang mengaku peduli pada anak-anak Ashram tapi faktanya telah menyakiti hati, pikiran dan psikologis warga Ashram.
 
 
"Atensi saya agar mereka tetap kuat karena mereka bukan seperti yang dituduhkan selama ini. Mereka anak-anak yang pintar, anak-anak yang rajin anak-anak yang ingin masa depannya gemilang dan lebih baik. Mereka yang mengaku peduli dengan anak kalau memang di Ashram ada kejahatan yang dituduhkan kenapa tidak pernah datang kenapa itu diumbar di media sosial. Jujur istilah Ashram jadi ternoda dengan cara-cara seperti itu," ucap Pasek Suardika.
 
Pasek Suardika sebagai anggota DPD RI dapil Bali sangat menyesalkan cara Ketua Komnas Perlindungan Anak (KPA) Aris Merdeka Sirait yang datang ke Ashram Gandi Puri dan dalam pernyataannya ke media bahwa meyakini ada tindakan pedofil yang terjadi di Ashram Gandhi Puri Sevagram Klungkung.
 
"Kepada Aris Merdeka Sirait, kalau anda gentle, punya bukti anda laporkan ke polisi, anda akan berhadapan dengan saya," tegas Pasek Suardika dengan nada sedikit geram.
 
Mantan Ketua Komisi III DPR RI menilai cara-cara Aris Merdeka Sirait selaku Komnas PA seperti itu menurutnya telah merusak nama Ashram dan sistem pendidikan Hindu di Bali. Menurut Pasek Suardika, Komnas PA adalah sebuah LSM dan bukan bentukan negara dan berharap anak-anak Ashram jangan terkecoh dengan melayani mereka dengan baik. 
 
"Justeru setelah keluar dari Ashram mereka mengganggu konsentrasi belajar warga Ashram. Kalau anda (Aris Merdeka Sirait) punya bukti laporkan itu ke polisi disitu anda berhadapan dengan saya. Jangan biasakan cara itu anda pakai di Bali," tegasnya politisi dari Buleleng yang kini sebagai Waketum Partai Hanura itu
 
Untuk memulihkan beban psikologis dan memotivasi semangat belajar warga Ashram, Pasek menyatakan akan datang ke Ashram untuk memulihkan psikologis dan memotivasi warga Ashram atas pemberitaan yang begitu gencar di media massa.
 
 
"Bagi saya memulihkan semangat anak ini untuk belajar jauh lebih penting daripada mengatasnamakan anak tapi justeru menyakiti mereka ini. Saya mendukung sikap Polda Bali yang tegas menutup kasus ini. Karena kalau ini dilanjutkan lagi lebih tersiksa mereka ini," pungkasnya.
 
 
Seperti diberitakan, Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, Rabu siang (13/2/2019) mendatangi Ashram Gandhi Puri Sevagram di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung. Kedatangannya untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat atas dugaan tindak kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan tokoh spiritual di Ashram Gandhi Puri Sevagram.
 
Usai berkeliling di Ashram Gandhi Puri Sevagram Aris Merdeka Sirait menyimpulkan dan meyakini ada tindakan pedofil yang terjadi di Ashram Gandhi Puri Sevagram Klungkung. 
 
"Saya meyakini bahwa peristiwa itu terjadi di ashram itu. Saya katakan telah terjadi peristiwa itu. Saya bukan paranormal, tapi saya meyakini itu," kata Arist Merdeka usai berkoordinasi dengan Ditreskrimum Polda Bali, Kamis (14/2/2019). 
 
Keyakinan Aris Merdeka itu tidak muncul begitu saja lantaran ada beberapa indikator yang dijadikannya untuk mengambil kesimpulan selain memang ada pengakuan dari korban. Beberapa indikator itu mulai dari situasi ashram, jenis kegiatan, kondisi ruangan hingga tempat tidur yang ditempatkan di masing-masing kamar di ashram tersebut. 
 
Menurutnya, di ashram itu bahwa anak laki-laki wajib menghuni satu kamar per orang. Sedangkan para anak perempuan diberi kelonggaran untuk menghuni dua atau lebih orang per kamar.(BB).