Skizofrenia Masih Bisa Diobati

  01 Mei 2016 PERISTIWA Denpasar

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com- Penyakit Skizofrenia merupakan sebuah penyakit psykososial yang menyebabkan penderitanya mengalami  gangguan mental dan ditandai dengan gangguan pada proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Meski penyakit tersebut tergolong salah satu penyakit gangguan jiwa berat, Skizofrenia tersebut masih bisa disembuhkan baik dengan obat maupun terapi.
 
Pernyataan tersebut muncul dalam orasi dr. Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.Kj  yang merupakan koordinator KPSI (Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia) Daerah Bali yang dsampaikan di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja , Minggu, (1/5/2016) Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala , Denpasar.
 
Menurutnya penyakit tersebut masih banyak ditafsirkan oleh sebagai penyakit gila yang tidak bisa disembuhkan dan akhirnya berujung kepada diskriminasi dan pemasungan kepada pederita Skizofrenia tersebut. Dan anggapan itulah yang menyebabkan penyakit tersebut susah untuk dideteksi dini, padahal jika dapat segera ditangani dengan baik penyakit tersebut akan benar – benar bisa disembuhkan dan penderita tersebut akan menjadi manusia normal lainnya.
 
Ia juga menerangkan selain berupa obat, penyembuhan penyakit Skizofrenia tersebut juga bisa dilakukan melalui terapi dan dukungan dan perhatian dari keluarga dan lingkungan sekitar.
 
Ia juga menekankan agar tidak mendiskriminasikan para penderita Skizofrenia tersebut karena hal tersebut akan memperberat penyakitnya. Senada dengan yang disampaikan Putra Wiguna, Angga Wijaya yang merupakan salah seorang jurnalis dan juga penderita Skizofrenia mengaku dirinya pernah mengalami diskriminasi saat dirinya mencari pekerjaan, padahal menurutnya penyakit yang dialaminya tersebut sama seperti penyakit lainnya yang bisa disembuhkan dan buktinya sampai saat ini dia mampun mejadi seorang jurnalis dengan kondisinya tersebut terangnya.
 
Dalam kesempatan tersebut ia juga menyampaikan keluhanya terhadap BPJS, ia menginginkan agar para penderita gangguan jiwa apapun itu juga diberikan kemudahan untuk ditanggung pembayaran iurannya sama seperti penderita disabilitas fisik.
 
Kesaksian tentang skizofrenia juga disampaikan Made Sudiarta warga asal Denpasar yang anaknya juga mengidap penyakit ini. Ia menuturkan sampai saat ini anaknya telah mengikuti program pengobatan yang sepenuhnya ditanggung oleh JKBM.
 
Namun ia sangat khawatir jika suatu saat nanti JKBM tersebut dihapus dan bersatu dengan BPJS, karena ia tidak tahu nasib kelanjutan pengobatan anaknya dan apa  pelayannanya sama seperti saat menggunakan JKBM. Oleh karena itu ia sangat mengharapkan agar JKBM terus berlanjut, namun jika tidak ia sangat mengharapkan dukungan dari pemerintah agar anaknya dapat memperoleh pengobatan seperti saat menggunakan fasilitas JKBM.
 
Sementara itu dr. Basudewa yang merupakan Wakil Direktur Rumah Sakit Jiwa, Bangli menyatakan bahwa gangguan kejiwaam muncul sebagai akibat dari tidak seimbangnya cara berpikir, cara mengekspresikan dan cara bertingkah laku dari seseorang. Selain itu, perilaku sehari – hari dan kondisi lingkungan sekitar juga mampu memberikan dampak terhadap penyakit gangguan kejiwaan tersebut.
 
Oleh karena itu, terpeuhinya kebutuhan dasar manusia merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah gangguan kejiawaan tersebut. Selain itu, pola hidup sehat dan melakukan aktivitas yang positif dan bermanfaat juga mampu untuk mencegah penyakit. (bb)