Petani “Keukeuh” Tolak Proyek Sistim Penyediaan Air Baku Bendungan Benel

  05 Juni 2018 OPINI Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Petani di sejumlah Subak yang selama ini mendapat pasokan air irigasi dari Bendungan Benel, Desa Kaliakah, Negara, Kabupaten Jembrana tetap kekeh menolak rencana pemerintah pusat melalui kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk pembangunan sistem penyediaan air baku dengan memanfaatkan air dari Bendungan Benel.
 
 
Namun demikian, para Kelian Subak masih memberi ruang untuk komunikasi guna mencari solusi yang lebih baik. Karena selama ini, sosialisasi yang disampaikan pihak pelaksana, baik dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui BWS Bali Penida, Dinas Pekerjaan Umum Jembrana, belum menyeluruh sosialisasinya.
 
“Belum ada sosialisasi yang lengkap. Kami tidak mau ambil resiko karena akan berdampak kekeringan di sejumlah Subak. Intinya kami belum jelas masalahnya, tiba-tiba bikin ini itu,” tegas Ketut Budiasa, Kelian Subak Tegal Bengkis, usai rapat Subak, Selasa (5/6) di Bendungan Benel.
 
 
Proyek penyediaan sistem air baku ini, terkesan ada pemaksaan dan mengabaikan aspirasi dari masyarakat. Petani mengharapkan pemerintah mau mendengar aspirasi mereka, jangan main tabrak menabrak dan wajib ada sosialisasi menyeluruh dan lengkap.  
 
 
“Sosialisasi itu agar masyarakat mengerti dan ada jalan keluar. Kami belum ada menemukan jawaban sama sekali. Kalau seandainya padi kami kering siapa yang bertanggungjawab,” ujarnya. 
 
Petani hanya meminta adanya solusi ketika air untuk irigasi saja sudah tidak ada. Pihaknya sudah menyampaikan pada pihak-pihak terkait, agar menggunakan air pelimpahan dengan membuat penampungan untuk dikelola sebagai air baku.
 
Pada saat rapat subak dipimpin Kelian Subak Gede Pegubugan Wayan Astawa mengatakan, sebanyak 10 subak tegas menolak jika air bendungan digunakan untuk air baku karena kesediaan air di bendungan tersebut sangat tipis.
 
“Kalau air pelimpahan silakan gunakan untuk air baku, kalau nanti pemasangan di bendungan maka itu bukan solusi. Karena bisa mengurangi air irigasi, akibatnya petani yang rugi karena pasti padi puso,” terangnya. 
 
 
Seperti diberitakan sebelumnya, rencana pemerintah pusat melalui kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk pembangunan sistem penyediaan air baku di bendungan Benel Jembrana, tidak berjalan mulus.
 
Petani yang memanfaatkan air dari bendungan yang berada di Desa Berangbang dan Desa Manistutu tersebut menolak karena bisa membuat lahan pertanian sawah tidak mendapat air. Padahal pembangun sistem penyediaan air baku tersebut sudah ada pemenang lelang dengan nilai proyek Rp 14.639.297.000.(BB)