Pengadu Domba Hukumnya Haram, Dosa Besar

NU Perang Lawan Hoax, Eko Budi Cahyono: Berita Bohong Jadi Penyakit Masyarakat

  30 September 2018 OPINI Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama 15 ormas yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menyatakan perang terhadap penyebaran fitnah dan berita hoak pada bulan Maret lalu, termasuk PWNU Provinsi Bali di Gedung Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Provinsi Bali juga menyatakan juga menyatakan perang melawan berita hoax atau bohong.
 
 
Ketua PWNU Bali, KH Abdul Aziz mengatakan kegiatan yang dilakukan PWNU Bali ini sesungguhnya kegiatan rutin umat dan para ulama, hanya setiap kegiatan tentu punya tema yang berbeda-beda. 
 
"Ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan (PWNU) Provinsi Bali yang disebut dengan Lailatul Ijtima (sarana kordinasi dan solusi). Jadi tujuan acara pada malam hari ini selain Lailatul Ijtima, juga mendoakan bangsa dan negara agar tetap utuh, kompak dan tentunya harus terus maju demi kebersamaan kita," kata KH Abdul Aziz.
 
Acara yang dihadiri sejumlah tokoh NU dan beberapa paguyuban muslim, tokoh partai politik termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung tema “Menyikapi Zaman yang Penuh Berita Bohong” menghadirkan sejumlah narasumber dari Bali dan Jakarta. 
 
 
"Kami PWNU memberi pemahaman dan pengertian agar tidak mudah, terpancing berita bohong dan menyudutkan pihak-pihak tertentu. Misalnya, akhir-akhir ini banyak peran pemerintah yang positif yang sudah dirasakan masyarakat, tapi diputarbalikan dengan berita bohong, fitnah menyudutkan pemerintah. Maka dari itu kami memberi pemahaman agar umat tak terpengaruh," harapnya seraya mengingatkan setiap ada pemberitaan di media sosial jangan langsung diterima begitu saja tapi harus “tabayun” (crosschek).
 
Hal serupa disampaikan calon legislatif DPR RI dapil Bali dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) nomor urut 2 H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H yang turut hadir juga menekankan pentingnya perang melawan berita bohong karena mengancam keutuhan bangsa dan negara. Baginya, berita bohong kini menjadi penyakit masyarakat yang membahayakan. 
 
 
"Coba lihat pemberitaan di media sosial akhir-akhir ini. Pemerintah dan tokoh-tokoh bangsa ini dibully sedemikian rupa dengan berita bohong. Yang paling santer jelang Pilpres saat ini adalah isu PKI yang menghiasi media sosial. Padahal PKI menjadi musuh bersama. Tidak mungkin PKI itu ada di negara kita," kata Eko Budi Cahyono yang juga penulis buku ekonomi bisnis “best seller” berjudul “Sukses Ada di Pikiran dan Infrastruktur Ekonomi” itu.
 
Eko Budi Cahyono yang juga pendiri Bali Ekonomi Creatif itu melanjutkan jika isu itu diberitakan seolah-olah sudah mengancam kedaulatan bangsa dan negara. Justru pemahaman di NU adalah pihak yang mencetuskan ide PKI itulah yang mengancam keutuhan bangsa dan negara. 
 
"Berbicara mengenai komunis, NU paling merasakan. Berhadapan dengan PKI dan menjadi korban kebiadaban PKI pada masanya. Ini sangat mengganggu dan mengancam kebersamaan," jelas Eko Budi Cahyono yang juga pengusaha ekonomi kreatif Bali itu.
 
Lebih jauh Eko Budi Cahyono menjelaskan bahwa situasi politik yang terjadi belakangan ini cenderung menyerang dan membunuh karakter sesama anak bangsa. 
 
"Tokoh kita, KH Maaruf Amin adalah calon Wakil Presiden. Itu sesepuh NU yang mesti dijaga dan dihargai. NU sangat tidak suka dengan berita bohong atau hoax. Untuk itu NU mengadakan sosialisasi kepada umatnya, termasuk menyatakan perang terhadap berita hoax. Apalagi mulai ada berita yang menyerang beliau (KH Maaruf Amin-red)," tegas Eko Budi Cahyono.
 
Sebelumnya, KH Said Aqil Siradj Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan penyebar berita hoaks cenderung membenturkan dan mengadu domba antar umat Islam. Mengadu domba antara umat Islam dengan kelompok non muslim dan aparat keamanan.”Wallahi, hoaks, penebar fitnah, dan pengadu domba hukumnya haram, dosa besar," kata KH Said Aqil.(BB).