Mih Ratu! Selat Bali Diterjang Badai Marcus, Kapal Nelayan di Cupel Hancur

  21 Maret 2018 PERISTIWA Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Cuaca buruk kembali menerjang Selat Bali sejak Selasa (20/3) hingga Rabu (21/3). Angin kencang bertiup secara terus menerus mengakibatkan gelombang tinggi di perairan Selat Bali dan sejumlah pantai di Jembrana.
 
 
Kondisi ini tentu saja berdampak buruk terhadap aktifitas pelayaran, terutama nelayan. Sejumlah nelayan di Jembrana terpaksa berhenti melaut lantaran kondisi laut yang membahayakan keselamatan.
 
 
Tak hanya itu, angin kencang dan gelombang tinggi menyebabkan sejumlah perahu fiber milik nelayan hancur diterjang gelombang tinggi. Seperti yang terjadi di Pantai Cupel, Desa Cupel, Kecamatan Negara, kabupaten Jembrana.
 
Di wilayah ini, sedikitnya ada tiga perahu berbahan fiber milik nelayan yang ditambatkan di pesisir Pantai Cupel hancur dihantam gelombang tinggi. Peristiwa yang menyebabkan kerugian nelayan hingga puluhan juta rupiah tersebut terjadi Selasa (20/3) malam.
 
“Ada tiga perahu fiber nelayan di dusun kami yang hancur diterjang gelombang tinggi. Kejadiannya Selasa tengah malam kemarin,” terang Kepala Dusun Kembang Abdul Hamid, Rabu (21/3/2018).
 
 
 
Lanjutnya, saking kerasnya hantaman ombak, perahu nelayan tersebut sampai hancur terbelah tiga. Bahkan ada nelayan yang mesin penggerak perahunya rusak.
 
Ketiga perahu yang hancur akibat gelombang tinggi itu diantaranya milik nelayan Yatno, Muh Yani dan Kahpi. Terkait kejadian ini pihaknya sudah melaporkan ke Kepala Desa setempat. Angin kencang ini juga berdampak pada para nelayan. Sebagian besar nelayan tidak melaut. 
 
Seperti yang terlihat di Desa Pengambengan, Rabu (21/3) sore. Ratusan perahu nelayan baik sampan maupun selerek (purse seine) berjejer di sepanjang senderan yang mengelilingi kolam Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN).
 
 
Para nelayan sudah tak melaut sejak beberapa hari ini karena kondisi cuaca khususnya angin kencang. Terutama perahu-perahu kecil yang menggunakan mesin tempel, nampak banyak bersandar dengan mesin ditutupi.
 
“Kami tidak berani melaut karena angin sangat kencang dan gelombang tinggi. Jika melaut kami kuatir perahu terbalik,” ujar Apik (37), salah seorang nelayan.
 
 
Sementara itu, dari prakiraan BMKG Negara menyebutkan angin kencang yang terjadi di wilayah Selatan Bali ini merupakan dampak dari Badai Marcus.  Badai ini dapat menimbulkan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa-Bali-NTB. 
 
 
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Negara, Rakhmat Prasetia mengatakan prakiraan cuaca Rabu (21/3) di Selat Bali bagian Selatan terjadi angin Barat Laut - Utara degan kecamatan 4-10 knot dan tinggi gelombang 0.5 hingga 3.0 meter.
 
Sedangkan di Samudera Hindia Selatan Bali, angin Barat Laut- Utara dengan kecepatan angin 6-20 knot dan tinggi gelombang 1.0 hingga 4.0 meter. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah selatan Bali.(BB)