Kebun Percontohan Tanaman Obat Berfungsi Ganda

  28 Januari 2019 SOSIAL & BUDAYA Denpasar

GNW for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Aneka jenis tanaman obat itu tertata apik dalam hamparan yang cukup luas, menghijau memberikan kesan nyaman dan damai sekaligus berfungsi ganda dalam  kehidupan sehari-hari. Puluhan bahkan ratusan jenis tanaman yang dirawat dengan baik untuk menghasilkan bahan baku aneka jenis obat. 
 
 
Didukung lokasinya yang sangat strategis di kawasan wisata Sanur, Kota Denpasar areal pengembangan tanaman obat seluas 40 are (4.000 meter persegi) itu disulap menjadi objek wisata berbasis pertanian, termasuk memelihara beberapa ekor sapi yang tentu menarik perhatian bagi anak-anak usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) di perkotaan.
 
Kebun Percontohan Tanaman Obat Bokhasi Farm PT. Karya Pak Oles Tokcer (KPOT), sebuah kawasan terpadu yang fungsinya satu sama lain saling mendukung itu berlokasi di Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur. Tempat yang mudah dijangkau itu kini hampir tidak pernah sepi dari kunjungan masyarakat, pelajar maupun wisatawan karena tempat itu berfungsi ganda.
 
Fungsi utama sebagai kebun percontohan tanaman obat yang mulai mendapat perhatian sekolah dari berbagai jenjang pendidikan yang mengajak siswa-siswinya berkunjung ke tempat tersebut untuk mengenal aneka jenis tanaman, tutur penanggungjawab kebun percontohan tanaman obat tersebut Koentjoro Adijanto.
 
 
 
Pria kelahiran Denpasar tahun 1967 menjelaskan, di tempat yang nyaman itu selain dilengkapi  restoran (rumah makan) juga dirancang untuk menggelar berbagai kegiatan seperti pesta perkawinan, pameran, bazar dan berbagai kegiatan lain yang melibatkan banyak orang, serta dilengkapi fasilitas  parkir yang memadai. Hal itu sejalan dengan usaha Bokashi Farm yang lebih mengintensifkan usaha dengan program pendidikan berbasis lingkungan  yakni Pak Oles Green School (POGS) yang kini menjadi pusat perhatian sebagai studi banding para pelajar dan mahasiswa dari berbagai sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia.
 
Kebun Percontohan Tanaman Obat bisa dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang tertarik dengan sektor lingkungan organik, termasuk mengetahuai pengembangbiakannya. Setiap bulan ada saja rombongan dari sekolah dan perguruan tinggi di Jawa yang mengadakan studi banding ke sini. Sekolah dan perguruan tinggi yang mengadakan studi banding tersebut umumnya berkaitan dengan bidang farmasi dan pengembangan kesehatan masyarakat, sehingga kebun percontohan tanaman obat Bokhasi Farm mampu memberikan inspirasi untuk mencontoh dan mengembangkan tanaman serupa. 
 
Kebun tanaman obat dan Pak Oles Green School (POGS) yang beroperasi sejak tahun 2014 itu  kini menyatu dengan pelayanan rumah makan, karena menu berupa sayur maupun ikan air tawar yang dimasak dihasilkan dari kebun tersebut. Lingkungan yang menghijau, sehat dan bersih itu dapat terwujud berkat  pemikiran yang kreatif dan kerja keras dari sosok Gede Ngurah Wididana, sosok yang akrab disapa Pak Oles yang kini telan mendapat pengakuan secara meluas.
 
Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra ketika meresmikan proyek POGS tersebut menegaskan, pihaknya mendukung upaya-upaya kreatif masyarakat dan pengusaha di Kota Denpasar untuk menciptakan lingkungan yang hijau, sehat dan bersih seperti yang diwujudkan di Pak Oles Green School Waribang,  Denpasar Timur.  Ia memberikan apresiasi terhadap kehadiran  POGS dan berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih terkait tanaman berkhasiat obat dan pendidikan terkait lingkungan yang bersih dan sehat kepada para guru dan anak didik di seluruh jenjang pendidikan.
 
 
 
Hal itu penting di tengah keterbatasan lahan hijau di sekolah, dan berharap  kehadiran Pak Oles Green School bisa menjadi wahana aternatif bagi anak didik untuk belajar tentang lingkungan dan tanaman berkhasiat obat. Karena green bukan hanya hijau tetapi juga harus bersih dan sehat,” harap  IB Rai Mantra. Gede Ngurah Wididana selaku penggagas POGS  sebelumnya menjelaskan,  kilas balik kehadiran teknologi EM yang dipelajarinya langsung dari penemunya, Prof Dr Teruo Higa yang juga guru besar di Universitas Ryukyu Okinawa Jepang. 
 
Pria yang akrab disapa Pak Oles itu pada tahun 1990 memutuskan untuk kembali ke Indonesia dari Jepang untuk menerapkan teknologi yang ramah lingkungan dengan harapan  lebih mudah menyebar virus EM. Untuk itu Pak Oles mendirikan Institut Pengembangan SumberDaya Alam (IPSA) di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng. IPSA Bali hingga kini  mampu menjadi magnet khusus para petani, peternak, pengusaha, pegawai bank dan pegawai PLN, peneliti daridalam dan luar negeri.  
 
Kehadiran POGS diharapkan dapat menjadikan anak-anak untuk berpikir kreatif dan berguna. Sejak dini, anak-anak sangat penting dikenalkan pada lingkungan. Di POGS, mereka bisa belajar dan praktek membuat pupuk, lingkungan, kesehatan dan  gaya hidup sehat. Atas dasar itu POGS kini  menjadi pusat studi banding organisasi wanita seperti PKK dari  berbagai  desa di Bali, sekolah berbagai jenjang pendidikan dan perguruan tinggi di Pulau Jawa dan daerah lain di Indonesia.(BB)