Jangan Diabaikan, Eko: Lembaga Non Formal 'Belum Tersentuh Anggaran' Pendidikan 20 Persen

  21 Oktober 2018 OPINI Denpasar

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ekonom yang juga pendiri Ekonomi Bali Creatif H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H. menilai anggaran 20 persen untuk dunia pendidikan belum merata distribusinya. Menurutnya, anggaran sebanyak itu lebih banyak menyentuh lembaga pendidikan formal.
 
 
"Sementara lembaga pendidikan non formal yang begitu banyak jumlahnya belum tersentuh. Lembaga non formal ini banyak tersebar di pedesaan dan pedalaman," ucap Eko Budi Cahyono atau yang akrab dipangil Pak Eko, di sela-sela pertemuan serangkaian Hari Santri yang akan berlangsung di lapangan Renon diperkirakan akan dihadiri 16 ribu santri se Kota Denpasar pada Senin (22/10/2018). 
 
Eko Cahyono mengungkapkan jika lembaga non formal ini sangat penting dalam memajukan dunia pendidikan. Apalagi saat ini banyak warga tak mampu mengenyam pendidikan di sekolah formal karena terbentur biaya dan jarak yang jauh dari tempat tinggal anak didik sehingga mereka memilih lembaga non formal ini. 
 
"Namun sayangnya keberadaan sekolah non formal ini belum banyak tersentuh dari dana pendidikan yang 20 persen itu," ungkap Eko Cahyono.
 
Ket foto : Eko Budi Cahyono
 
Untuk itu ke depan, kata Eko Cahyono, anggaran pendidikan yang saat ini sekitar 20 persen itu perlu ditingkatkan sehingga bisa mendukung pendidikan non formal itu. Di sisi lain, Eko menyambut gembira rencana pemerintah tahun depan (2019) akan menjadikan Hari Santri menjadi agenda libur nasional. 
 
 
"Undang-undangnya sudah ada tentang kesetaraan pendidikan, sudah ketok palu soal itu," jelasnya. 
 
Eko Cahyono memandang jika ini bisa direalisasikan maka akan berdampak positif terhadap keberadaan lembaga pendidikan non formal di Tanah Air. Khusus di Bali, lanjut Eko Cahyono cukup banyak ada sekolah non formal. Ia berharap nantinya ada perhatian lebih besar lagi anggaran pusat.
 
Konsultan ekonomi dan properti ini mengakui memang ada semacam subsidi kepada lembaga non formal ini dari daerah. Namun hal itu tak pasti terutama menyangkut besarannya karena tergantung pendapatan daerahnya. 
 
 
"Pendidikan non formal yang saat ini tumbuh pesat merupakan bagian dari upaya membangun karakter bangsa. Untuk itu, kita ingin ada keberpihakan terhadap pendidikan non formal ini, jangan sampai diabaikan," pungkas Eko Cahyono.(BB).