(Akan Lumpuhkan Akses Bandara Ngurah Rai)

Besok, Transport Lokal Demo Tuntut Pemerintah Pusat Blokir Aplikasi Angkutan Online di Bali

  09 Januari 2017 PERISTIWA Denpasar

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Denpasar. Aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali, besok Selasa (10/1/2016) akan turun ke jalan untuk menggelar aksi damai menuntut ditutupnya aplikasi angkutan online berbasis Grab, Uber maupun GoCar.

Aksi 'turun kabeh' ribuan anggota dari seluruh aliansi transport lokal tersebut akan melumpuhkan akses Bandara Ngurah Rai, Tuban, selama 1 jam.

"Kita akan turun menggetarkan pemerintah pusat dan daerah dengan menutup akses bandara. Ini sebagai bukti protes keras kita terhadap sikap pemerintah yang belum memblokir aplikasi Grab dan Uber di Bali," ucap Ketua AlstarB selaku Koordinator Aksi Turun Kabeh, I Ketut Witra, Senin (9/1/2016).

BACA JUGA : Heboh Pilot Gadungan Terbangkan Pesawat Garuda, Ini Tanggapan Garuda dan Kemenhub

Saat dikonfirmasi, Kadiskominfo Provinsi Bali, Ir. Nyoman Sujaya MT mengakui sudah menerima surat pemberitahuan turun kabeh aliansi 6 Januari lalu. Oleh karena itu, pihaknya akan segera menindaklanjuti apa yang disampaikan aliansi ke Dinas Perhubungan (Dishub) Bali.

"Kita belum tahu apa yang ingin disampaikan ke Kominfo. Tapi kita sudah berkoordinasi dengan Dishub, karena Pak gubernur sudah sangat mendukung Aliansi. Buktinya Pemprov sudah bersurat 3 kali ke Menkominfo minta penegasan, dan Dishub selalu mengawal surat itu. Tapi kita masih menunggu reaksi Kementerian Perhubungan dan Kominfo. Pak gubernur sudah sangat mendukung aliansinya, tapi kewenangannya ada di pusat," tegasnya.

Sayangnya, pihaknya belum mendapat laporan apakah aliansi juga akan berdemo di depan Kantor Diskominfo Bali ataupun di Dishub Bali selaku regulator kebijakan pemerintah daerah. Apalagi ketika ditanya kemana saja unjuk rasa yang akan dilakukan oleh aliansi transport lokal itu, pihaknya akan mengarahkan ke Dishub Bali untuk mendapat penjelasan dari pemerintah daerah.

"Kita tunggu perkembangannya. Mudah-mudahan besok mereka memahami apa yang kita lakukan bersama Dishub Bali. Karena Pak kadis Perhubungan sudah memantau ketiga Surat Permohonan Pemblokiran itu. Apalagi Pak Gubernur juga sudah tanggapi itu. Jika belum ada tindakan akan ada surat yang keempat kita kirim ke Menkominfo," janjinya.

Secara terpisah, Kadis Perhubungan Provinsi Bali IGA. Sudarsana, SH.MH mengaku sudah mendengar informasi terkait unjuk rasa para sopir transport lokal tersebut. Selain itu, juga telah menerima suratnya yang berisi 11 tuntutan. Namun kemana arah pendemo berunjuk rasa, pihaknya malah belum ada info apakah akan mendemo untuk menutup bandara.

"Kalo ke bandara kita gak tahu, biar ga salah. Tapi apapun yang dituntut udah pernah saya sampaikan, apa lagi? Hal-hal apa lagi yang diinginkan," tanyanya.

Sekali lagi, Kadishub mempertegas pihaknya tidak menyatakan boleh atau tidak angkutan online di Bali. Karena asal tidak berijin, akan ditertibkan. Selain itu, kewenangannya menutup aplikasi juga tidak ada semasih sosialiasi ini. Selain itu, Surat Gubernur soal pelarangan Grab dan Uber juga diklarifikasi hanya surat biasa yang ditujukan kepada perusahaan aplikasi angkutan online tersebut.

BACA JUGA : Walikota Makassar Sambangi Warga Bugis Korban Eksekusi di Serangan

Sebelumnya diketahui, aksi penolakan angkutan online terus berlanjut, setelah Alstar B, Aspaba, Persotab, UBD, CBD, PSBD, Kowinu Bali, Jimbaran Taksi, PTBS, Mengwi Trans, Sanur Bersatu, Airport Bali Trans, sekarang ditambah anggota Sapta Pesona Bandara Ngurah Rai Transport juga ikut bergabung.


Sopir transport lokal yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai itu juga menyatakan siap ikut turun kabeh meminta janji pemerintah daerah menyelesaikan polemik angkutan berbasis online hingga tahun 2016 berakhir.

Pihak Pesona Transport juga akan turunkan massa bersama Transport Lohjinawi dan Tuban Transport untuk meminta keadilan kepada pemerintah daerah terhadap polemik angkutan online yang terus berlanjut. Aksi turun ke jalan ini sebagai wujud keprihatinan sopir transport lokal, karena sudah menyangkut soal isi perut.

Pertemuan antara aliansi gabungan asosiasi dan organisasi transport lokal se-Bali sebelumnya yang dipimpin langsung oleh Ketua Alstar B, Ketut Wirta alias Jegog telah sepakat untuk rencana aksi damai 5 Januari yang diundur jadi 10 Januari 2017, dengan turun kabeh di titik kumpul Simpang Dewa Ruci, Denpasar dengan massa kurang lebih 6 ribu orang.

BACA JUGA : Ormas PBB Bantu Pelinggih Pura Taman Beji & Seragam Sekolah Anak Kampung Bugis


Dari titik kumpul tersebut, massa akan bergerak dari Jalan By Pass Ngurah Rai menuju Depan Gapura Airport Ngurah Rai dengen berjalan kaki sebagian membawa kendaraan bermotor. Aksi turun kabeh itu bertujuan untuk memblokir akses jalan menuju Bandara Ngurah Rai, sehingga mendapat tanggapan yang serius baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar memblokir angkutan berbasis online (Uber, Grab, GoCar) yang sampai saat ini belum ada jawaban atau tindakan serius.

Selain itu, mereka akan menuntut pemerintah daerah agar tidak lagi mengijinkan memasang baliho angkutan online yang sebelumnya sempat terpasang di sejumlah titik di wilayah Denpasar dan Badung. Apabila pemerintah daerah maupun pusat telah mendengar rencana aksi damai ini dan mau menanggapinya sebelum aksi turun kabeh ini dilaksanakan maka pihak Alstar B bersama aliansi akan membatalkan rencana aksi damai tersebut.(BB).