Viral 'Lift Maut' Ayuterra Resort Ubud, Pemilik Merasa Ditipu Laporkan Kontraktor ke Polda Bali

  10 September 2023 HUKUM & KRIMINAL Denpasar

Foto: Pemilik Ayuterra Resort Ubud Linggawati Utomo (tengah) didampingi suaminya Vincent Juwono (kanan) dan keluarganya Heri (kiri) menunjukkan surat laporan ke Polda Bali kepada sejumlah media pada Minggu malam (10/9/2023) di Anma Space Jalan Tukad Badung Denpasar. 

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Pascainsiden sling lift terputus di Ayuterra Resort Ubud, Gianyar yang mengakibatkan meninggalnya lima orang karyawan menimbulkan informasi miring dan simpang siur dimasyarakat, termasuk informasi hoax atau tidak benar di media sosial (medsos). 

Untuk mengungkap fakta dan meluruskan informasi yang selama berkembang akhirnya pemilik Ayuterra Resort Ubud, Gianyar Linggawati Utomo yang merasa jadi korban penipuan oleh Mujiana sekaku kontraktor pelaksana pengerjaan lift akhirnya buka suara kepada sejumlah media pada Minggu malam (10/9/2023) di Anma Space Jalan Tukad Badung Denpasar. 

Selain memberikan keterangan resmi ke media, Pemilik Ayuterra Resort Ubud Linggawati Utomo bersama suaminya Vincent Juwono sebelumnya melaporkan Mujiana selaku kontraktor pelaksana pengerjaan lift di Ayuterra Resort ke Polda Bali dengan laporan polisi bernomor STTLP/B/501/IX/2023/SPKT/Polda Bali tertanggal 10 September 2023. 

Dalam laporan ke pihak berwajib itu, Mujiana sebagai kontraktor dilaporkan dengan pasal 378 KUHP atas dugaan kasus penipuan. Linggawati didampingi suaminya Vincent Juwono menyampaikan dirinya merasa ditipu Mujiana sebagai kontraktor lantaran pesanan pekerjaan yang tidak sesuai seperti yang diharapkan sehingga membuat lima nyawa karyawan kesayangannya meninggal dunia.

"Kami laporkan Bapak Muji (Mujiana) atas dugaan tindak pidana penipuan. Saya sangat kehilangan kelima karyawan saya, karyawan yang sangat dekat dengan saya. Kalau materi umpamanya, saya harus tutup itu tidak jadi persoalan, tapi kalau tentang nyawa itu tidak bisa dihitung, tidak bisa dinilai," ucap Linggawati dengan raut wajah sedih.

Akibat tidak sesuainya pengerjaan lift di resort miliknya, Linggawati yang kecewa juga merasa nama baiknya tercemar sehingga berdampak luas terhadap usahanya. Selain itu, Linggawati mengaku selama ini Mujiana selaku kontraktor pelaksana pengerjaan lift sangat sulit dihubungi sehingga akhirnya Ia melaporkannya ke pihak kepolisian agar bertanggung jawab atas musibah tersebut 

Lebih jauh Linggawati menjelaskan bahwa alasan dirinya penggantian lift dengan upgrade atau meningkatkan kapasitas lift menjadi 8 orang seiring bertambahnya kamar di Ayuterra Resort Ubud miliknya. Lantaran dirinya sudah tidak ada komunikasi dengan kontraktor lift sebelumnya atau kontraktor pertama Pak Eko, terdapat tiga sling, tapi modelnya counterweight (beban imbang, pengimbang, red). Kemudian dalam mengerjakan lift di Ayuterra Resort dan lewat perantara seseorang dirinya Ia dikenalkan kepada Mujiana yang mengaku sebagai kontraktor yang sudah berpengalaman mengerjakan lift.

Kepada dirinya, Mujiana mengusulkan agar lift di Ayuterra Resort dibuat sama dengan lift yang ada di Hanging Gardens Ubud yang menggunakan satu tali sling. Bahkan dengan model satu tali sling, Mujiana sambil menunjukkan video untuk meyakinkan dirinya mengklaim bisa membawa 9 orang sekaligus. Linggawati selaku Ayuterra Resort yang merasa tidak paham terkait hal teknis tersebut dan sangat membutuhkan peremajaan lift kemudian memberi kepercayaan kepada Mujiana untuk mengerjakan lift resort miliknya.

"Saya sendiri waktu itu merasa kawatir, apa iya dengan satu sling bisa membawa delapan atau sembilan orang sekaligus, apalagi lift sebelumnya menggunakan tiga sling. Tapi karena saya bukan orang teknik, ditambah dengan portofolio yang ditunjukkan Mujiana yang katanya ahli di bidangnya, akhirnya kami serahkan pengerjaannya sama dia," tutur Linggawati.

Selain itu, selang beberapa hari, pemilik Hanging Gardens datang ke tempatnya dan mengatakan jika menggunakan lift dengan satu tali sling. Namun kala itu Linggawati tidak bertanya apakah yang mengerjakan lift tersebut Mujiana. Pengakuan Linggawati menggunakan jasa Mujiana karena awalnya memperlihatkan beberapa sertifkat lisensi untuk membuat inclinator (lift miring) melalui handphone sehingga dirinya memberikan pengerjaan lift tersebut. 

Mujiana, lanjut Linggawati bahkan menjamin bisa mengangkut lebih dari yang diminta Linggawati dan sesumbar menyatakan jiwanya sebagai taruhannya. Mendengar semua penjelasan Mujiana sambil memperlihatkan bukti video, Ia lalu percaya atas saran Mujiana menggunakan satu sling karena merasa kontraktor memiliki lisensi pengerjaan lift inklinator dan menyebut punya sertifikat kompeten. Setelah sepakat dengan nilai kontrak kerja tersebut lalu Mujiana mulai mengerjakan proyek peningkatan kapasitas lift pada Maret 2023.  

"Beberapa video yang ditunjukkan, kemudian mengaku pernah mengerjakan di perusahaan-perusahaan besar serta lisensi yang diperlihatkan dan dari sinilah lantas kami meyakini Mujiana orang profesional di bidang itu," terang Linggawati seraya mengaku tidak mengecek kebenaran pengerjaan lift tersebut.

Setelah menuturkan sejumlah fakta tersebut, Linggawati menepis tudingan miring yang dituduhkan kepada dirinya yang harus bertanggung jawab atas keteledoran yang terjadi. Pasalnya, Linggawati yang sangat terpukul dengan adanya kejadian mengenaskan tersebut juga merasa menjadi korban penipuan pihak kontraktor ini kini tengah berupaya menyelesaikan persoalan ini dan melaporkan Mujiana ke Polda Bali.

"Saya merasa bukan hanya kerugian materi, tapi yang paling berat bagi saya kehilangan lima orang karyawan yang sudah saya anggap seperti anak sendiri. Apalagi saya sangat dekat dengan mereka dan tingkah laku mereka selama ini kepada saya sangat lucu-lucu dan menghibur sekali," ungkap Linggawati seraya mata berkaca-kaca menahan tangis.

Sementara terkait pengakuan dan pelaporan pemilik Ayuterra Resort Ubud, Gianyar Linggawati Utomo yang merasa jadi korban penipuan oleh Mujiana selaku kontraktor pelaksana pengerjaan lift, ketika sejumlah media beberapa kali berusaha menghubungi Mujiana sebagai Terlapor lewat telepon kontak pribadinya atau nomor handphone namun tidak aktif. Begitu pula asistennya Mujiana saat dikontak awak media beberapa kali ke handphonenya namun tidak ada respon.(BB).