Tiga Hari Pasca Pembunuhan Polisi Kuta, Desa Adat Hari Ini Mecaru di TKP

  20 Agustus 2016 PERISTIWA Badung

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Badung. Tiga hari pasca tewasnya Aipda Wayan Sudarsa, anggota lalu lintas Polsek Kuta yang dibunuh pada Rabu (17/8) lalu di Pantai Legian Kuta tepatnya didepan Hotel Pullman, Kuta, Badung, Bali, hari ini Desa Adat Legian menggelar upacara Mecaru atau Caru Eka Sata.
 
Upacara Mecaru atau penyucian alam ini digelar di tempat kejadian perkara (TKP) di Pantai Legian Kuta, Badung, Bali.
 
Menurut Bendesa Adat Legian, I Gusti Ngurah Sudarsa, upacara Mecaru ini dilaksanakan lantaran lingkungan yang menjadi lokasi pembunuhan dianggap leteh atau kotor sehingga diupacarai agar kembali harmonis.
 
"Inikan amanat awig-awig desa adat, ritual Mecaru ini dilakukan dengan tujuan mengembalikan kesucian daripada tempat kejadian perkara karena sudah mengotori desa adat Legian," ucapnya, Sabtu (20/8/2016).
 
Upacara Mecaru kali ini dipimpin oleh Pemangku Desa Adat Legian yakni Nyoman Radu. Mecaru sendiri sebagai bentuk persembahan untuk Bhuta Kala. Upacara Mecaru juga dimaknai sebagai upacara untuk menjaga keharmonisan alam dengan umat manusia.
 
Dengan diupacaranya TKP pembunuhan polisi berusia 53 tahun ini diharapkan ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa diwilayahnya. 
 
"Ini semacam pencemaran secara ritual. Kita ambil hikmahnya, inilah tugasnya desa adat yang selalu menjaga desa adat dari pelemahan atau wilayah," ungkapnya.
 
Tokoh adat Legian ini menghimbau agar setiap orang baik para pendatang, pengusaha, tamu, wisatawan untuk ikut bersama menjaga desa adat atas kesadaran diri sendiri.Baliberkarya.com - Badung. Tiga hari pasca tewasnya Aipda Wayan Sudarsa, anggota lalu lintas Polsek Kuta yang dibunuh pada Rabu (17/8) lalu di Pantai Legian Kuta tepatnya didepan Hotel Pullman, Kuta, Badung, Bali, hari ini Desa Adat Legian menggelar upacara Mecaru atau Caru Eka Sata.
 
Upacara Mecaru atau penyucian alam ini digelar di tempat kejadian perkara (TKP) di Pantai Legian Kuta, Badung, Bali.
 
Menurut Bendesa Adat Legian, I Gusti Ngurah Sudarsa, upacara Mecaru ini dilaksanakan lantaran lingkungan yang menjadi lokasi pembunuhan dianggap leteh atau kotor sehingga diupacarai agar kembali harmonis.
 
"Inikan amanat awig-awig desa adat, ritual Mecaru ini dilakukan dengan tujuan mengembalikan kesucian daripada tempat kejadian perkara karena sudah mengotori desa adat Legian," ucapnya, Sabtu (20/8/2016).
 
Upacara Mecaru kali ini dipimpin oleh Pemangku Desa Adat Legian yakni Nyoman Radu. Mecaru sendiri sebagai bentuk persembahan untuk Bhuta Kala. Upacara Mecaru juga dimaknai sebagai upacara untuk menjaga keharmonisan alam dengan umat manusia.
 
Dengan diupacaranya TKP pembunuhan polisi berusia 53 tahun ini diharapkan ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa diwilayahnya. 
 
"Ini semacam pencemaran secara ritual. Kita ambil hikmahnya, inilah tugasnya desa adat yang selalu menjaga desa adat dari pelemahan atau wilayah," ungkapnya.
 
Tokoh adat Legian ini menghimbau agar setiap orang baik para pendatang, pengusaha, tamu, wisatawan untuk ikut bersama menjaga desa adat atas kesadaran diri sendiri.(BB).