Tak Ada Anggota DPRD Bali di Gedung Dewan, Gendo Marah

  13 Oktober 2016 PERISTIWA Denpasar

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Aksi demo menolak reklamasi Teluk Benoa kembali digelar Pasubayan Desa Adat/Pakraman Tolak Reklamasi Teluk Benoa bersama ForBali di DPRD Bali, Denpasar, Kamis (13/10/2016).
 
Mereka datang ke gedung wakil rakyat tersebut mulai pukul 14.00 Wita. Namun, tidak ada satupun anggota DPRD Bali di gedung Dewan dan menerima mereka. 
 
Hal itu membuat Koordinator ForBali, Wayan “Gendo” Suardana tampak marah. Saat menyampaikan orasinya di hadapan massa, Gendo menuding anggota DPRD Bali sengaja tidak mau menerima Pasubayan. Alasan bahwa mereka demo tidak mengirim surat hanya mengada-ada.
 
Sebab, kata Gendo, pihaknya sudah menyampaikan pemberitahuan kepada aparat kepolisian. Ia yakin kepolisian sudah mengkoordinasikan dengan pihak DPRD Bali. Kalau tidak, mana mungkin banyak anggota polisi yang berjaga mengamankan pelaksanaan aksi demo.
 
Gendo juga mempertanyakan, kenapa masih jam kantor, anggota Dewan sudah tidak ada.
 
“Apakah dibenarkan anggota Dewan ada di luar kantor,” katanya. Setelah menuding-nuding anggota Dewan, Gendo mengalihkan kepada Sekretaris DPRD Bali. Sekwan Wayan Suarjana giliran dijadikan bulan-bulanan.
 
“Saya minta Sekwan menjelaskan kenapa tidak ada anggota Dewan di kantor ini,” tanya Gendo.
 
Ia meminta Sekwan naik ke podium. Bahkan ia mengancam kalau Sekwan tidak mau, maka pihaknya yang akan masuk mencari ke dalam kantor. Gendo kemudian memerintahkan beberapa orang untuk membawa Sekwan kepada dirinya.
 
Sekwan Wayan Suarjana akhirnya datang dan naik ke panggung yang dibuat di atas mobil pick up tersebut.
 
“Saya minta maaf. Ini bukan kewenangan saya seperti yang dijelaskan saudara tercinta saya ini (Gendo-red),” kata Sekwan.
 
Dikatakan, anggota DPRD Bali tidak ada di kantor  karena ada tugas yang dikerjakan oleh masing-masing anggota. “Karena ada tugas masing-masing maka hari ini kosong,” tambah Suarjana, yang kemudian turun.
 
Namun, Gendo tampak belum puas. Ia kembali memerintahkan untuk memerika agenda anggota DPRD Bali apa yang dikerjakan.
 
“Tidak ada alasan DPRD tidak menerima rakyat yang datang. Kita minta buku tugas DPRD. Atau antar utusan-utusan kami ke ruang-ruang komisi dan fraksi. Sekarang kita akan periksa ke mana mereka tugas,” tegas Gendo.
 
Ternyata setelah dicek oleh tim ForBali tidak ada jadwal dan tugas yang jelas dari anggota DPRD Bali. Gendo sendiri kemudian turun panggung, dan panggung diserahkan kepada Pasubayan.
 
Gendo bersama tim hukumnya kembali mencari Sekwan. Namun, Sekwan tidak bersedia menemui. Setelah minta izin kepada aparat kepolisian, Gendo kemudian masuk ke ruang Sekwan.
 
“Setelah kita masuk, ternyata lampu ruangan dimatikan. Dan Sekwan sudah tidak ada. Sekwan kabur,” kata Gendo ketika kembali naik mimbar.
 
Disambut teriakan dari massa. Menurut Gendo, kalau tidak mampu menunjukkan jadwal dan tugas-tugas anggota DPRD Bali, Suarjana tidak layak menjadi Sekwan. Sementara massa tetap bersemangat meneriakkan tolak reklamasi dan cabut Perpres 51/2014.
 
Gendo kembali menegaskan bahwa pihaknya menuntut agar DPRD Bali bersikap tegas terhadap masalah reklamasi Teluk Benoa, apakah menolak atau menerima. Jangan abu-abu seperti ini sekarang ini. Menurutnya, DPRD bukan lembaga tukang mengantarkan surat. (BB)