Raih Grand Prix Award, Siswa SDN 3 Ubud Berangkat ke Jepang

  09 Agustus 2016 PERISTIWA Gianyar

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Gianyar. Siswa kelas 5 SDN 3 Ubud, I Wayan Sastra Kesuma (11) pemenang sayembara Buku Harian Bergambar (BHB) Internasional yang dilaksanakan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyerahkan lukisan kepada Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata di Kantor Bupati Gianyar, Selasa (9/8/2016).

I Wayan Karma (38), ayah Sastra Kesuma mengatakan bangga kepada anaknya telah menyisihkan 800 peserta asal Indonesia dan terpilih menjadi 8 besar yang lukisannya dikirim ke Jepang. Dari delapan peserta, masing-masing mengirim lima lukisan dengan tema bersambung. Lukisan alam Bali yang dilukis Sastra berhasil meraih juara dan berhak mendapatkan Grand Prix Award. Sedangkan penyerahan piala, piagam serta sertifikat, Sastra Kesuma bersama ayahnya Wayan Karma diundang ke Yokohama, Jepang. “Saya bangga bisa ke Jepang menerima penghargaan ini, namun saya takut karena pertama naik pesawat sekitar 8 jam,”ceritanya.

Putra satu-satunya pasangan, I Wayan Karma (38) dengan Ni Wayan Rusmini (36) asal Banjat Tebesaya, Desa Peliatan, Ubud tersebut tak pernah menyangka lukisan yang dibuat membawanya terbang ke Jepang. Selama empat hari di Jepang, dari (26/7) hingga (29/7) ia bersama penerima Grand Prix Award asal 24 negara diajak keliling Jepang. Hari pertama dikenalkan budaya Jepang mulai dari belajar menulis huruf Jepang, pakaian Jepang hingga kegiatan anak-anak di Jepang.

Selanjutnya diisi dengan acara melukis serta penyerahan hadiah, bahkan ia diberikan kesempatan naik podium untuk menjelaskan tema serta arti lukisan yang dibuat. Di Jepang, ia ditugaskan melukis dengan waktu 40 menit dan menjelaskan makna tulisan tersebut. Pada akhir kegiatan, seluruh pemenang juga menampilkan hasil garapan kolaborasi tentang gamelan Jepang yang dipelajari selama di Jepang. “Saya suka di Jepang tapi susah cari makan enak di jepang,”kata Sastra.

Saat penerimaan hadiah, Sastra diharuskan menggunakan pakaian adat Bali, sedangkan ia lupa membawa sandal. Membeli sandal khas Bali di Jepang sangat susah, setelah ketemu harganya sangat mahal. Penghargaan ini diterimanya tidak mudah, sebelumnya ia sudah sering mengikuti pelbagai lomba namun sering gagal.”Saya ucapkan terima kasih kepada Bupati Gianyar dan saya juga memberikan lukisan tema 17 Agustus untuk bupati,” imbuh Sastra.

Bupati Gianyar, AA Gde Agung Bharata mengapresiasi prestasi yang diraih Sastra. Prestasi Internasional ini tidak hanya membawa nama baik Gianyar namun juga Indonesia. Sudah selayaknya Satra juga mendapat perhatian dari Pemkab Gianyar dan semoga menjadi tauladan generasi muda Gianyar. (BB)