(Wisata Spiritual di Perbukitan Perut Naga)

Klenteng Memuja 'Dewa Mabuk' Pecatu Dikenal Banyak Sembuhkan Sakit Non Medis

  15 Februari 2017 KESEHATAN Badung

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Kuil atau yang akrab disebut Klenteng kini bertambah lagi di Pulau Bali. Klenteng Guang Thai Temple ini salah satu Klenteng yang merupakan salah satu tempat ibadah bagi warga keturunan Tionghoa di Bali yang terbaru dan sepertinya masih sangat asing bagi masyarakat di Bali. 
 
 
Namun siapa sangka, ternyata tamu asing, terutama dari Taiwan malah lebih mengenal dan sudah biasa datang berkunjung untuk bersembahyang sekaligus berwisata di Kuil yang berdiri tepat di perut perbukitan naga di wilayah Pantai Balangan, Pecatu, Kuta Selatan, Badung. 
 
Pengelola Klenteng Guang Thai Temple, Suhu Chuang Chung Hsing yang menjadi pendeta asal Taiwan yang sudah lama menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) ini mengaku tujuannya membangun Klenteng Guang Thai Temple untuk memuja Dewa Chikung atau Dewa Mabuk yang menuntunnya sampai di tempat ini. 
 
 
"Klenteng ini berdiri diatas tanah 2 hektar dan semuannya hanya untuk membantu masyarakat. Kuil ini kita bangun dengan serba berjalan dengan sendirinya, tanpa ada apa-apa dan tiba-tiba sampai disini dan harus membangun ini semua," ucapnya, Rabu (15/2/2017).
 
Uniknya, selain sebagai tempat berwisata spiritual sekaligus untuk persembahyangan yang lengkap dengan semua Dewa, Klenteng Guang Thai Temple ini juga kerap didatangi tamu domestik maupun mancanegara yang ingin berobat, terutama karena sakit non medis. 
 
Bahkan sudah beberapa orang yang berkunjung mengakui terbukti sakit secara medis seperti merasa kesulitan tidur atau terganggu makhluk halus bisa disembuhkan. Selain itu, masyarakat di sekitarnya yang percaya juga banyak yang datang berobat dan bisa disembuhkan. 
 
 
 
"Kalau ada orang yang sakit non medis dan sulit disembuhkan kita siap membantu. Memang disini kita membantu mengobati tidak ada biayanya alias gratis. Tujuannya hanya untuk menolong orang yang susah dan kesulitan, itu aja," ungkapnya. 
 
Klenteng yang berlokasi tepatnya di Jalan Melati, Pantai Balangan ini juga biasanya jadi tempat wisata favorit tamu Taiwan yang bersembahyang. Seperti yang diungkap salah satu warga keturunan Tionghoa di Bali, Kheng Ing Suan yang ikut andil berpartisipasi membangun Klenteng ini mengakui lokasinya memang dituntun dan dipilih oleh Dewa Chikung. 
 
Menurutnya, Klenteng ini dibangun selama 7 tahun dan baru bisa selesai dibangun sekitar 1,5 tahun yang lalu. Selain untuk sembahyang juga digunakan masyarakat lokal untuk berwisata spiritual terutama kunjungan tamu dari Taiwan dan China maupun Hongkong. 
 
"Sekarang ada tour Tamu Taiwan. Mereka datang langsung ke Guang Thai Temple dan dirangkai dengan kunjungan ke sejumlah Kuil di Bali, seperti Klenteng yang ada di dekat Pelabuhan Benoa dan Tanjung Benoa. Jadi ada semacam perkenalan atau silahturahmi antar Klenteng di Taiwan dengan di Bali," ulasnya.
 
 
Ia menuturkan sejak berdirinya Klenteng Guang Thai Temple sudah beberapa kali menerima kunjungan tamu asing, seperti dari Kuil Taiwan yang tertua yakni Thai Tu Chong juga datang langsung ke Bali sekaligus berwisata spiritual. Kedatangan tamu Taiwan ini juga membagikan tali perkenalan cindra mata berupa kain berisi simbul delapan Dewa ke sejumlah Kuil di Bali. 
 
 
"Kita disini sangat mendukung pariwisata, jadi harapan kita ke depan, selain tempat bersembahyang untuk ritual agama, juga bisa mendukung pariwisata sehingga makin banyak tamu yang datang ke Bali baik domestik maupun mancanegara. Jadi Kuil ini bisa ikut meramaikan pariwisata," harapnya.(BB).