Empat Sekaa "Mabarung", Tabuh Penuh Makna dan Keindahan Tari Meriahkan Mahabandana Prasada

  24 September 2016 HIBURAN Denpasar

Baliberkarya.com/ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Memasuki hari keempat peringatan 110 Tahun Puputan Badung di Kota Denpasar dalam gelaran Mahabandana Prasada dan Festival Puputan Badung Banjar Tainsiat dengan acara telah dibuka secara resmi Walikota Denpasar I.B Rai Dharmaiwjaya Mantra 20 September lalu di catuspata Banjar Tainsiat.
 
Kini memasuki hari keempat pada Jumat (23/9/2016) malam, pelaksanaan Mahabandana Prasada dengan gelaran sebulan penuh parade kesenian klasik dan Gong Kebyar menampilkan empat sekaa gong yakni dua sekaa Selonding Madu Swara Kencana Banjar Yang Batu Kangin berdampingan dengan Sekaa Selonding Dharma Duta Laksana Banjar Kepisah Pedungan.
 
Sementara Parade Gong Kebyar dengan menampilkan  dua Sekaa Gong anak-anak yakni Sekaa Gong Lila Tridatu Kelurahan Pemecutan berdampingan dengan Sekaa Gong Masuli Agung Banjar Kayumas Kaja.
 
Meski suasana pementasan diguyur hujan lebat tidak menyurutkan niat penonton dan anak-anak untuk terus menampilkan satu persatu kebolehannya diatas panggung Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung. Dua garapan tari yang ditarikan anak-anak putri sangat indah disaksikan dan satu tabuh lelambatan pyang penuh makna menjadi pembawaan apik masing-masing Sekaa Gong anak-anak ini. Hal yang sama juga disajikan dalam gambelan Selonding kedua sekaa dengan tabuh penuh makna diiringi kidung-kidung suci oleh dua hingga empat remaja putri. Penampilan "Mabarung" Pertama oleh dua Sekaa Selonding yakni Sekaa Selonding Madu Swara Kencana Banjar Yang Batu Kangin menampilkan Tabuh "Sekar Gadung" yang diiringi "Kidung Pengaksama" dan Tabuh Nyanjangan Rejang Riong. Sementara Sekaa Selonding Dharma Duta Laksana Banjar Kepisah Pedungan menampilkan Tabuh "Puja Semara" dan "Rejang Dauh Tukad".
 
Sesi kedua dengan penampilan Gong Kebyar Anak-anak dengan balutan pakaian khas sekaa mereka masing-masing menampilkan satu tabuh lelambatan dan dua tarian. Diawali Sekaa Gong Lila Tridatu Kelurahan Pemecutan menampilkan Tabuh Telu Gesuri yang diciptakan pada Tahun 1964 oleh maestro karawitan I Wayan Beratha. Dilanjutkan dengan penampilan Sekaa Gong anak-anak Masuli Agung Banjar Kayumas Kaja membawakan Tabuh "Jaya Semara yang juga ciptakan  maestro karawitan I Wayan Beratha Tahun 1960-an. Dua tarian juga ditampilkan masing-masing sekaa yakni Tarian Mregepati dan Tari Manukrawa ditampilkan Sekaa Gong Anak-anak Masuli Agung, serta dua tarian juga ditampilkan Sekaa Gong Lila Tridatu, yakni Tari Mregepati dan Legong Tri Sakti. Dalam penampilan keempat sekaa dari kesenian klasik dan Gong Kebyar dengan penampilan anak-anak hingga remaja putra dan putri yang tidak tampak perbedaan dalam memainkan alat musik gambelan. Mereka sangat piawai dalam memainkan gambelan yang mendapatkan tepuk tangan dari para penonton, tidak saja dari kalangan masyarakat Kota Denpasar namun juga tampak wisatwan mancanegara. Penampilan mereka juga mendapatkan perhatian dari tim pengamat seni Kota Denpasar yakni Dr. I Komang Astita, I Gusti Ngurah Padang, I Nyoman Sudarna,BA, I Wayan Gede Arsana, S.Sn, Dra. I Gusti Agung Susilawati dan I Made Sukarda, S.Sn. (BB)