Kelurahan Sesetan Tertibkan PKL Jualan di Atas Trotoar
PERISTIWAKamis, 23 Mei 2024
Tingkatkan Daya Saing, Eko Cahyono Dukung Koster Bentuk 'Lembaga Khusus Ekonomi Kreatif'
15 Oktober 2018
OPINI
Denpasar
ilustrasi nett
IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI
GOOGLE NEWS
Baliberkarya.com-Denpasar. Potensi ekonomi kreatif di Bali cukup besar dan juga menunjang industri pariwisata yang terus berkembang pesat. Untuk melindungi dan mengembangkan industri kreatif Gubernur Bali I Wayan Koster menegaskan Provinsi Bali membutuhkan lembaga khusus yang menangani industri kreatif sehingga pembinaan terhadap masyarakat dapat dilakukan lebih intensif.
Langkah Gubernur Bali I Wayan Koster itu tentu saja direspon positif dan didukung ekonom yang juga pendiri Ekonomi Bali Creatif H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H. Pria yang akrab disapa 'Pak Eko' itu menilai sudah saatnya ekonomi kreatif digarap lebih serius dan didukung juga dengan instrumen kebijakan dan kelembagaan khusus di tingkat daerah.
"Kami selaku pelaku usaha ekonomi kreatif dan kerap mendampingi UKM di sektor ini, sangat mendukung penegasan Pak Gubernur bahwa Bali perlu mempunyai lembaga khusus yang menangani ekonomi kreatif seperti keberadaan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Pemerintah Pusat," ucap Eko Budi Cahyono di Denpasar.
Eko Budi Cahyono yang telah dikenal banyak membina pelaku UKM di sektor ekonomi kreatif khususnya di subsektor kuliner itu menerangkan pemerintah tidak boleh ketinggalan dalam menguatkan regulasi dan kelembagaan untuk menumbuhkan dan menguatkan ekonomi kreatif di daerah. Apalagi menurutnya ekonomi kreatif Bali juga semakin maju ditambah dengan tingginya kreativitas orang Bali.
BACA JUGA : Event IMF-WBG 2018 di Bali Sukses, Gubernur Koster Ucapkan Terimakasih ke Semua Komponen
"Regulasi dan kelembagaan ini penting untuk menguatkan ekosistem ekonomi kreatif di daerah dan mendampingi serta memberdayakan pelaku ekonomi kreatif agar lebih berdaya saing dan menembus pasar ekspor," terang pria yang juga caleg DPR RI dapil Bali nomor urut 2 dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) itu.
Lembaga khusus ekonomi kreatif ini juga diharapkan mampu menggeliat subsektor ekonomi kreatif yang menjadi andalan dan potensial dikembangkan di Bali. Pria yang juga aktif sebagai konsultan ekonomi manajemen keuangan dan properti menjelaskan cakupan ekonomi kreatif meliputi enam belas subsektor.
Meski begitu Eko Budi Cahyono memandang tiga subsektor utama yang menopang ekonomi kreatif di Indonesia yakni kuliner, fashion dan kriya. "Tiga sektor ini juga yang makin bergeliat di Bali yang merupakan destinasi pariwisata internasional," ungkap pria yang dikenal dengan selorohan "Masuk Pak Eko" itu.
Sementara subsektor ekonomi kreatif lain yang pertumbuhan bagus antara lain film animasi dan video, desain komunikasi visual, serta aplikasi dan pengembangan game.
"Untuk film animasi dan video potensi dikembangkan di Bali sangat besar apalagi dengan keunikan dan keragaman budaya yang bisa diangkat menjadi bumbu cerita," terang pria yang juga anggota REI (Real Estate Indonesia) dan pengurus Kadin Bali itu.
Selain menguatkan kelembagaan, pemerintah juga diharapkan memberikan berbagai kemudahan dan insentif bagi para pelaku ekonomi kreatif ini. Misalnya, kemudahan dalam pengurusan izin, termasuk kemudahan dan keringanan dalam pembayaran pajak.
Pria penulis buku ekonomi bisnis "best seller" berjudul "Sukses Ada di Pikiran dan Infrastruktur Ekonomi" itu juga mencontohkan bagaimana Tiongkok begitu memberi ruang dan insentif yang besar untuk menumbuhkan ekonomi kreatif sehingga tirai bambu itu. Tiongkok membuka akses dan peluang pelaku ekonomi kreatif dapat pembiayaan dan modal awal.
"Hal itu yang juga perlu kita galakkan di Bali. Bagaimana menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi dan membantu permodalan di sektor ekonomi kreatif ini," tandas pria yang pernah mengabdi sebagai Tenaga Ahli Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu.
Untuk diketahui bersama, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan bahwa lndustri kreatif merupakan salah satu pilar penting dalam membangun ekonomi nasional. Alasannya, industri ini mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi, sekaligus juga menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Provinsi Bali yang terkenal dengan industri kreatifnya, dimana sebagian besar masyarakat Bali berkecimpung dibidang industri kereatif. Namun beberapa permasalahan terkait pengembangan industri dialami oleh para pengerajin di Bali, baik dari segi export, HAKI ataupun lainnya.
"Untuk itu, dalam melindungi dan mengembangkan industri kretif maka Provinsi Bali membutuhkan lembaga khusus yang menangani industri kreatif sehingga pembinaan terhadap masyarakat dapat dilakukan lebih intensif," ucap Koster saat menerima kunjungan Kerja Komisi X DPR RI, di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, terkait Penyerapan Informasi dan Masukan Terhadap Rancanagan Undang-Undang Ekonomi Kreatif belum lama ini.(BB).
OPINI Lainnya :
Senin, 15 Oktober 2018
Word Water Forum di Bali Jangan Hanya Sekedar Kourum
Senin, 15 Oktober 2018
Jalan Berliku Jamkrida Bali Mandara Kini Ditetapkan Perusahaan Daerah Terbaik Secara Nasional
Senin, 15 Oktober 2018
Ahli Hukum: Kenaikan Pajak Hiburan 40% Tak Perlu Disikapi Berlebihan
Senin, 15 Oktober 2018
Paul Rindu Berat 1,5 Tahun Tak Bisa Bertemu Kedua Anaknya, Mantan Istrinya Diduga Eksploitasi Anaknya
Berita Terkini
