Wujudkan Bali 'Surga Startup Digital', STMIK Primakara Didukung BI dan Pemprop Bali Gelar Bali Startup Summit Menuju Silicon Bali

  02 Desember 2021 EKONOMI Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Kampus IT ternama di Bali, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara didukung Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali menggelar Bali StartUp Summit. Ajang bergengsi Bali StartUp Summit yang mengambil tema “#SiliconBali Enabling Bali as Digital Startup Paradise” yang dilaksanakan perdana untuk mewujudkan Bali sebagai Surga Startup Digital ini digelar di Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar, pada Kamis (2/12/2021).

I Made Artana selaku Chairman Bali Startup Summit mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah kampanye startup di Bali yang bertujuan untuk mengaktifkan ekosistem startup di Bali. Ia mengakui sesungguhnya banyak pelaku startup muda bermunculan di Bali, namun belum terkumpul dan aktif saja sehingga dengan mengakatifkannya bisa membangkitkan startup di Bali. 

"Dalam situasi seperti ini inisiatif apa yang akan kita lakukan yaitu salah satu yang kita lirik adalah industri digital, tentu kita berharap industri pariwisata pulih namun yang lain harus dimunculkan," kata Artana yang juga Ketua STMIK Primakara ini.

Bagi Artana, acara ini paling penting adalah untuk menghidupkan ekositemnya sehingga pelaku startup di Bali yang cukup banyak dan pelaku starup nasional banyak yang tinggal di Bali bisa terhubung sehingga bisa saling menghidupi dan berkolaborasi. Selain itu, Artana mengaku pihaknya menyusun strategi sejenis whitepaper agar startup di Bali jadi pemain serius dan mewujudkan Bali sebagai Digital Startup Paradise atau Surga Startup Digital.

"Expatriat banyak juga menjalankan startup di Bali, nah itu mau kita connecting, ekosistemnya dipanggil sehingga sifatnya calling biar Bali ini surganya startup di Indonesia. Apa yang harus kita lakukan menjadi pemain serius di startup da  biar para starup itu bermarkas di Bali, nah itu yang kita lakukan," bebernya. 

Dalam Bali Startup Summit, lanjut Artana, terdapat 40 startup yang bereksibisi dan 10 diantaranya dari perguruan tinggi yang telah melakukan seleksi, sementara 30 sisanya diseleksi dari panitia startup dari hampir 80-an startup yang mendaftar yang telah melalui seleksi. 

"Dalam event ini juga ada pitching ke investor dari 10 startup yang kita pilih dari 80 startup tadi. Kita harapkan Bali startup diadakan setiap tahun, apalagi dari Bank Indonesia siap support. Ini yang pertama dan mudah-mudahan menjadi event puncaknya di Bali dan connecting ke event nasional dan internasional," pungkas Artana.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat membuka acara Bali Startup Summit menyatakan pandemi Covid-19 ini telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Menurut Wagub yang akrab disapa Cok Ace ini bahwa di era teknologi informasi ini dunia digital memang sangat penting dalam aspek kehidupan masyarakat, dikarenakan segala sendi kehidupan sudah bisa dipenuhi dengan digital. Cok Ace berharap melalui event Bali Startup Summit bisa mewujudkan Bali menjadi pulau digital pertama setelah Jawa.

"Era ini layanan berdasarkan digital dan sebisa mungkin meminimalisir kontak langsung. Untuk itu kreativitas adik-adik di tengah pandemi ini sudah tepat dan saya sangat bersyukur,” jelasnya dalam acara yang juga dihadiri oleh Asisten Gubernur BI Filianingsih Hendarta, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho serta Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa.

Tokoh Puri Ubud itu pun melanjutkan jika selama ini pemerintah sudah bekerja dan berusaha kearah digital. Salah satunya adalah dengan pemasangan wifi di 9.400 Desa pada tahun 2018 yang diinisiasi oleh Gubernur Bali Wayan Koster. 

"Meskipun penggunaan wifi itu belum optimal, namun setidaknya perangkat sudah ada. Sehingga saya harap adik-adik bisa menjadi pelopor agar digitalisasi semakin cepat terealisasi," ungkapnya.

Wagub Cok Ace juga menambahkan kegiatan Bali Startup Summit diharapkan akan menjadi ajang bertemunya kalangan pelaku startup, mahasiswa dan pelajar. Momentum ini merupakan saat yang tepat untuk memunculkan potensi kreativitas generasi muda yang ada di Bali.

“Bali Startup Summit juga merupakan peluang bagi UMKM atau Startup Business lokal yang ada di Bali untuk mengkomersialisasikan produknya agar dapat bersaing dengan produk nasional dan internasional. Serta mendapatkan manfaat bagi pertumbuhan perekonomian Bali,” harapnya.

Sementara, Filianingsih Hendarta selaku Asisten Gubernur Bank Indonesia dan juga Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran mengatakan Bank Indonesia Perwakilan Cabang Bali menyambut baik dengan adanya program ini. 

"Diharapkan program ini dapat mendukung pemulihan nasional ekonomi di Bali dan juga secara nasional. Jadi kita memang menyediakan itu untuk one stop learning. Jadi semua dijadikan satu. Dan bagi startup baru yang ingin belajar membuka startup dia bisa membuka modul umum dan belajar disitu tentang bagaimana cara memasarkan produk lewat start-up dan bagaimana cara membuka rekening ketika sudah memiliki bisnis start-up," ucap Filianingsih. 

Menurut Filianingsih, jika usaha startup sudah naik akan ada modul lagi yang ada di atas tingkat startup nya. Misalnya Bagaimana caranya nanti calon pengusaha start up akan mendapatkan pembiayaan. Dan modul berikutnya seperti bagaimana caranya akan melakukan ekspor pada produk yang ditawarkan di startup. 

"Modul-modul tersebut bukan hanya dari Bank Indonesia saja melainkan dari beberapa pihak terkait seperti fintech, Kementerian, Bank dan dalam satu website. Digitalisasi itu memerlukan dukungan dari semua pihak termasuk dari civitas akademika dan saya sudah menyambut baik bahwa STMIK primakara telah berinisiatif dan mendukung hal tersebut," terangnya. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan UMKM di Bali masih banyak yang memerlukan dorongan untuk melakukan digitalisasi ketika berjualan. Trisno menilai Bali menjadi pulau digital dan dipenuhi startup baru bukanlah mimpi, namun menjadi visi bersama. Sama seperti Wagub Cok Ace, ia pun mengatakan Bali bisa menjadi penggerak digitalisasi di luar pulau Jawa. 

"Kita ingin mendorong Bali ini menjadi pusat digital di seluruh Indonesia. UMKM di Bali sendiri masih banyak memerlukan dorongan dorongan untuk melakukan penjualan baik transaksi melalui digital dan nantinya anak-anak muda ini yang akan membantu orang tuanya untuk menggunakan aplikasi digital ini pada UMKM nya," papar Trisno. 

Dan dari 9 Kabupaten atau Kota yang ada di Bali yang maju digitalisasi start up nya adalah Denpasar, Badung dan Gianyar.  Sedangkan Kabupaten sisanya seperti Jembrana dan Karangasem itu masih jauh sekali dan perlu lebih didorong untuk mengembangkan digitalisasi pada UMKM.

“Bagaimana pun Bali merupakan episentrum pariwisata di Indonesia, sehingga bisa dijadikan magnet bagi startup baru,” bebernya.

Ia pun meneruskan pandemi Covid-19 telah mengakselerasi transformasi digital di Bali dan Indonesia khususnya. Ia mengibaratkan kebiasaan yang mungkin akan terjadi 5 tahun atau 10 tahun ke depan sekarang sudah ada, terutama digitalisasi. Menurut Trisno, posisi Indonesia untuk startup saat ini adalah di posisi 45 secara global serta posisi 10 se-ASEAN. 

"Perkembangannya di Indonesia sangat cepat. 55 persen orang Indonesia sudah terpapar digital, dan 45 persen orang Indonesia sudah terbiasa belanja online. Jadi saya kira angka tersebut merupakan langkah bagus. Jadi saya yakin Indonesia bisa menjadi basis startup dan Bali terutama bisa menjadi salah satu pelopor,” tandasnya.(BB).