Tingkat Partisipasi Perempuan Politik Berorganisasi Masih Rendah, Sri Wigunawati Soroti Perempuan Politik di Bali Belum Berhasil Duduki Anggota DPR RI

  29 September 2021 OPINI Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Fakta miris disampaikan salah satu tokoh perempuan, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati dimana tingkat partisipasi perempuan politik untuk berorganisasi khususnya di Bali cukup rendah. Hal itu didasari salah satunya terlihat melalui konsolidasi organisasi melalui pembentukan DPC-DPC Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kabupaten/Kota dilakukan secara bertahap dengan waktu yang cukup lama.

Fakta itu bukanlah tanpa sebab, hal itu lantaran sulitnya mencari figur ketua DPC KPPI. Bahkan dari 9 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali baru terbentuk 6 kabupaten DPC KPPI dan ditengah perjalanan Ketua DPC KPPI Kabupaten Karangasem mengundurkan diri karena tidak lagi menjadi pengurus partai politik.

"Karena faktor internal dan eksternal. Internal karena tidak ada keinginan perempuan berpolitik praktis, kaum perempuan menganggap politik masih ranah laki-laki, politik itu kotor dan keras, biaya politik tinggi, kerja politik berat. Lalu faktor eksternal, affirmatif action belum terlaksana dengan baik, payung hukum keterwakilan masih dalam tataran teori, budaya patriarkhi," terang Sri Wigunawati disela Musda DPD KPPI Bali di Gedung DPRD Bali, Rabu (29/09/2021).

Foto: Ketua Bakumham DPD Partai Golkar Provinsi BaliDewa Ayu Putu Sri Wigunawati. 

Sri Wigunawati yang dikenal politisi senior Partai Golkar menuturkan, Pengurus DPD KPPI Provinsi Bali periode 2016 - 2021 sesuai dengan SK DPP KPPI yang awalnya berjumlah 60 orang, namun ditengah perjalanan organisasi hanya tinggal setengahnya yang masih aktif mengikuti kegiatan dan aktifitas. Ia menyebut hal itu disebabkan karena kurang pahamnya berorganisasi dan animo berorganisasi yang semakin menurun.

Ketua Bakumham DPD Partai Golkar Provinsi Bali ini menegaskan, untuk menggairahkan kaum perempuan terjun ke politik dan bergabung ke dalam organisasi partai politik, diperlukan edukasi dari partai politik lewat pengkaderan.

"Pendidikan politik dan advokasi kepada perempuan yang ada di ormas perempuan untuk bisa aktif di parpol. Lakukan pendekatan ke parpol untuk rekrutmen menjadi kader partai dan masuk struktur parpol," tegas politisi perempuan asal "Bumi Mekepung" ini.

Menurutnya, keterwakilan perempuan di Provinsi Bali belum mencapai keterwakilan 30 persen tetapi perolehan keterwakilan sudah mengalami prosentasi kenaikan secara signifikan dalam pemilu 2019 yang dapat terlihat dalam komposisi keterpilihan Anggota DPRD Provinsi Bali, Kabupaten/kota se-Bali yang sudah mengalami penambahan secara kuantitas.

"Hanya saja untuk anggota DPR RI dan DPD RI Provinsi Bali tidak berhasil menempatkan anggota perempuan di Pemilu 2019," sentilnya Ketua DPD KPPI Bali sebelumnya atau periode 2016-2021.(BB).