Tindak Lanjut Insiden Depan Monumen, Perlu Pecaruan di Catus Pata

  28 November 2018 SOSIAL & BUDAYA Klungkung

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Klungkung. Pasca pengeroyokan warga Kusamba di jalan depan Monumen Puputan Klungkung, perlu dilakukan pecaruan. Pasalnya, akibat pertumpahan darah tersebut areal Catus Pata yang menjadi pusat pelaksanaan tawur agung ini menjadi leteh. Pecaruan ini dilakukan untuk melebur leteh di areal Catus Pata sehingga tetap dapat digunakan masyarakat untuk kegiatan keagamaan.
 
 
Penekun spiritual yang juga ahli Lontar asal Klungkung, Dewa Ketut Soma menyampaikan, insiden yang terjadi di areal Catus Pata tersebut menyebabkan leteh.
 
Untuk itu, perlu dilakukan pembersihan secara spiritual agar tidak menimbulkan fibrasi negatif. Apalagi, Catus Patha Klungkung selalu digunakan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan keagamaan terutama pada upacara besar dan juga saat melasti.
 
 
Penekun spiritual yang dipercaya sebagai panitia karya di sejumlah upacara besar di Klungkung ini berharap agar pecaruan dapat dilakukan di lokasi kejadian. Mengingat pecaruan merupakan cara untuk menetralkan atau nyomia demi mengembalikan kesucian areal Catus Pata.
 
“Minimal caru berumbun dilakukan. Dengan pecaruan ini diharapkan kejadian tersebut tidak berulang kembali,” jelasnya saat dihubungi Rabu (28/11/2018).
 
 
Sementara untuk korban I Made Segara asal Kusamba, perlu dilakukan bayuh ulapin untuk meminimalisir trauma yang dialami korban. Bayuh yang menggunakan tulung urip ini dilakukan di lokasi kejadian untuk mengembalikan kesadaran korban agar mental dan psikis dapat kembali seperti semula.
 
“Setelah diulapin selanjutnya menggunakan tulung urip dimana korban dirawat, biar kembali seperti sedia kala,” bebernya. (BB)