Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat, Desa Tibubeneng Gelar Bali Beach Festival Demi Kebangkitan Pariwisata

  18 Agustus 2022 PARIWISATA Badung

Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung menggelar Bali Beach Festival selama tiga hari di Pantai Berawa.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Untuk menggeliatkan sektor pariwisata Bali yang sempat terpuruk akibat mewabahnya  Covid-19, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung menggelar Bali Beach Festival selama tiga hari di Pantai Berawa, Badung. Ajang Bali Beach Festival yang dibuka mulai Rabu (17/8/2022) hingga Jumat (19/8/2022) diharapkan mampu membuat sektor pariwisata pulih lebih cepat bangkit lebih kuat.

Prebekel Desa Tibubeneng, Made Kamajaya, didampingi Direktur Bumdes Genta Persada Desa Tibubeneng, Putu Ramaditya menyatakan festival ini menjadi agenda tahunan yang ke tiga kalinya namun sebelumnya sempat dua tahun tidak digelar akibat pandemi Covid-19. Bali Beach Festival, Made Kamajaya berharap menarik minat wisatawan untuk menyaksikan berbagai seni budaya sambil menikmati stand kuliner yang ada.

"Kami ingin kembali menggeliatkan pariwisata yang sempat terpuruk akibat mewabahnya Covid-19," ucap Made Kamajaya. 

Pada hari pertama Bali Beach Festival diawali dengan penampilan Adi Margangga dengan fragmentari yang diprakarsai Karang Taruna dan seniman muda Desa Tibubeneng. Suguhan senin budaya setempat ini tentu saja dipadati masyarakat yang berbaur dengan wisatawan. 

“Kami kembali beraktivitas baik di bidang seni, budaya dan ekonomi berharap kebangkitan pariwisata Bali bisa berawal dari Tibubeneng menuju dunia internasional,” harap Made Kamajaya

Lebih jauh Prebekel dua periode ini menjelaskan, pihaknya bersama masyarakat Tibubeneng berkomitmen merangsang kembali geliat pariwisata dan memberikan ruang kepada UMKM yang ada diwilayahnya untuk turut serta ambil bagian dalam Bali Beach Festival 2022 ini. 

"Melalui Bali Beach Festival ini, masyarakat Desa Tibubeneng, selaku pelaku pariwisata secara bersama-sama menjaga seni, adat dan budaya," pintanya. 

Made Kamajaya mengaku pihaknya melibatkan masyarakat dan seluruh komponen yang ada di Tibubeneng agar terlibat langsung menciptakan pariwisata yang berkelanjutan di Desa Tibubeneng. Ia berharap masyarakat ikut menjaga semua sumber daya pariwisata yang dimiliki agar tetap ajeg dan lestari. 

“Kita berikan ruang kepada anak-anak muda berkreasi untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam berkesenian, adat dan budaya. Apalagi saat ini Desa Tibubeneng sudah bisa sejajar dengan tujuan wisata lainnya di Bali,” jelas Made Kamajaya seraya berharap semakin banyak terbangun wadah untuk menata dan mengelola desa karena selama ini telah didukung penuh dengan keberadaan Bumdes, Pokdarwis dan komponen masyarakat lainnya.

Dalam kesempatan ini, Direktur Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Genta Persada Desa Tibubeneng Putu Ramaditya mengaku pihaknya sudah banyak melakukan sejumlah terobosan, seperti melakukan kemitraan dengan komponen pariwisata yang ada di wilayah Desa Tibubeneng. Menurutnya, Desa Tibubeneng banyak memiliki potensi yang berorientasi kerakyatan bisa diberdayakan usai melandainya Covid-19. 

"Ekonomi kerakyatan telah menjadi tulang punggung masyarakat Desa Tibubeneng sebagai salah satu sektor yang bisa diandalkan kelak. Kami menyambut baik peluang dan kesempatan yang ada disini dengan menjalin kemitraan,” sebutnya. 

Bumdes Gentha Persada Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung akan menjadi proyek percontohan Kementerian Keuangan untuk penyaluran kredit ultra mikro kepada pelaku usaha mikro. Hingga bulan Juni 2022, Ramaditya menegaskan  aset yang dimiliki Bumdes Genta Persada mencapai Rp. 5 miliar. 

“Kami di Bumdes melakukan langkah nyata dengan menjajaki kerja sama dengan Kementeriaan Keuangan dengan mengupayakan kredit ultra mikro,” tegasnya. 

Ramaditya menyebut untuk potensi penyaluran kredit ultra mikro mencapai Rp40 miliar, dengan sasaran kepada 2.230 pelaku UMKM. Realisasi penyaluran kredit akan dimulai setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Kemenkeu dan Bumdes Tibubeneng dan setelah MOU pihaknya akan memulai penyaluran kredit. 

"Penyaluran kredit ini tidak hanya untuk pelaku usaha mikro di desa Tibubeneng, tetapi juga bagi pelaku usaha mikro di desa lain. Kredit ultra mikro ini membuka peluang yang lebih luas bagi pelaku usaha yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya," demikian Ramaditya menjelaskan.(BB).