Protes Warga Penyanding Berbuah Hasil! 5 SMA di Jembrana Akhirnya Tambah Satu Kelas

  06 Juli 2018 SOSIAL & BUDAYA Jembrana

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Perjuangan sejumlah warga penyanding yang anaknya tidak diterima di sekolah SMA Negeri di Jembrana dengan cara memprotes keras sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2018, khususnya jalur zonasi membuahkan hasil.
 
 
Terbukti, pasca pengumuman PPDB, Rabu (4/7) lalu, lima dari enam SMA Negeri di Kabupaten Jembrana diproyeksi menambah kelas (rombongan belajar). Hal itu dilakukan lantaran masih ada sejumlah siswa yang tidak diterima melalui sistem zonasi. Dari enam SMA itu, hanya SMAN 1 Pekutatan yang tidak menerima penambahan kelas.
 
“Berdasarkan hasil rapat dengan provinsi diputuskan ada penambahan masing-masing SMA Negeri satu rombel. Satu rombel itu maksimal dapat menampung 36 siswa,” terang Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Jembrana, I Putu Prapta Arya, Jumat (6/7/2018).
 
Lanjutnya, sekolah  yang menambah kelas itu diantaranya SMAN 1 Negara, SMAN 2 Negara, SMAN 1 Mendoyo, SMAN 2 Mendoyo dan SMAN 1 Melaya. Hanya SMA Negeri 1 Pekutatan yang tidak melakukan penambahan kelas.
 
 
“SMA Negeri 1 Pekutatan itu tidak nambah kelas karena sekolah itu masih kekurangan siswa,” ujarnya.
 
Dari kuota yang disediakan di SMAN 1 Pekutatan, masih ada satu rombel yang kekurangan delapan siswa. Berbeda dengan SMA Negeri lainnya yang pendaftarnya melebihi kuota, sehingga diperlukan penambahan kelas.
 
Penambahan itu didasari pendataan yang dilakukan sekolah terkait siswa tercecer (tidak diterima) melalui sistem zonasi yang diterapkan. Terutama siswa yang masuk dalam tiga kategori, diantaranya siswa yang merupakan penyanding sekolah, pendaftar siswa miskin dan siswa pendaftar yang mengantongi piagam Pesta Kesenian Bali (PKB).
 
 
Dari rata-rata jumlah rombel, hanya di SMAN 1 Negara yang paling banyak memiliki rombel yakni mencapai 11 rombel (termasuk penambahan). Sejatinya memang maksimalnya sampai 12 rombel, tetapi sekolah juga mengkalkulasi jumlah siswa setelah nanti penjurusan.
 
“Kalau kita maksimalkan 12 rombel, khawatirnya nanti waktu penjurusan ke IPA, IPS dan Bahasa. Karena pasti kelas akan bertambah setelah penjurusan,” tutupnya.(BB)