Patut Dicontoh! Lestarikan Tradisi Leluhur, Gus Adhi Berbagi Daging Babi Saat Penampahan Kuningan

  22 April 2021 TOKOH Badung

Gus Adhi (baju putih) saat membagikan daging babi kepada masyarakat saat Penampahan Hari Raya Kuningan di Jero Kawan Kerobokan,Badung.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Meski ditengah Pandemi Covid-19, tak menyurutkan niat mulia tokoh asal Jero Kawan Kerobokan, Badung, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) untuk berbagi daging babi kepada masyarakat sekitar maupun saudaranya saat penampahan Hari Raya Kuningan. 

Tradisi berbagi daging babi kepada masyarakat ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh pria yang akrab disapa Gus Adhi atau Gung Aji ini. Pasalnya, tradisi nampah dan berbagi daging babi ke masyarakat ini sudah tak terhitung dilakukan Anggota Komisi II DPR RI ini.

Gus Adhi yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI ini mengatakan selain melestarikan tradisi leluhur, tradisi Penampahan dan berbagi daging babi yang rutin dilakukannya ini kepada masyarakat merupakan implementasi budaya dari Tat Twam Asi, Tri Hita Karana, dan Pancasila.

"Saya bersama semeton melaksanakan perayaan Kuningan dimana kami melaksanakan tradisi Penampahan yang merupakan cerminan berbagi kepada masyarakat dan semeton semua," kata Gus Adhi di Jero Kawan, Kamis (22/4/2021).

Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini berharap mudah-mudahan di dalam perayaan Hari Raya Kuningan yang merupakan rangkaian yang tidak bisa dipisahkan dari Galungan ini merupakan hajatan yang memberikan syukur kepada leluhur semuanya. Baginya, memberikan rasa syukur dan terima kasih kepada leluhur semuanya agar kedepan bisa terus melaksanakan hari Galungan dan Kuningan.

"Rasa sukur kita kepada leluhur dan kita memuja kehadapan Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan jalan yang baik sehingga kita bisa teruskan perjuangan dan pengabdian kepada masyarakat," harapnya.

Menurut Gus Adhi, Tri Kaya Parisuda suatu perbuatan yang harus dilandasi dan harus menjadi dasar dari perbuatan semua umat. Dan Tri Hita Karana merupakan hakekat hidup yang harus dilaksanakan dan menjadikan bingkai di dalam rangka melaksanakan budaya Hindu di Bali. 

Gus Adhi yang juga Ketua Depidar (Dewan Pimpinan Daerah) SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali ini juga berharap mudah-mudahan budaya Penampahan ini bisa dilaksanakan secaran turun temurun yang terus dilestarikan oleh anak cucu mendatang sebagai salah satu bentuk melestarikan kekayaan budaya Bali. 

"Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, semoga hari ini menjadi hari dan awal kehidupan kita melestarikan budaya Bali selanjutnya," ucap Anggota Badan Sosialisasi MPR RI ini mengakhiri.

Seperti diketahui, bagi umat Hindu, Galungan dan Kuningan merupakan salah satu hari raya yang sangat spesial. Hari Raya Kuningan hanya berselang sepuluh hari dengan perayaan hari raya Galungan atau hari yang disimbulkan hari kemenangan Dharma (kebajikan/kebaikan) melawan Adharma (kejahatan).
Sebelum Galungan maupun Kuningan, umat Hindu di Bali biasanya melakukan tradisi Penampahan atau memotong hewan (penyembelihan binatang) baik itu babi, ayam maupun bebek yang nantinya diolah menjadi aneka masakan yang digunakan sebagai salah satu sarana sesajen atau banten upacara dan sisanya untuk dikonsumsi bersama seluruh keluarga saat hari raya tersebut.(BB).