Mimih Dewa Ratu! 2 Sapi Mati Mendadak di Jembrana, Diduga Keracunan dan Pneumonia

  06 Februari 2024 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Salah satu sapi bantuan desa mati mendadak

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Diduga lantaran terkena racun dan pneumonia, 2 ekor sapi bantuan desa yang di pelihara oleh anggota Kelompok Ternak Asri di Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara mendadak mati. Sebelumnya, sapi milik Kelompok Ternak Ceria juga dilaporkan mati, dan satu ekor sapi milik Kelompok Tangi Mekar kini mengalami sakit.

Ketua Kelompok Ternak Asri, Buzairi saat dikonfirmasi, mengatakan sapi yang mati tersebut dipelihara oleh Tibyan Hadi dan Ridwan. Sapi milik Tibyan sempat sakit selama 4 hari dengan gejala ingus dan demam, namun sempat membaik setelah ditangani. Sementara sapi milik Ridwan mati mendadak di waktu yang sama dengan sapi milik Tibyan.

"Sapi-sapi ini sudah divaksin, dan kami sudah berusaha mengobati sapi yang sakit, namun tetap tidak bisa diselamatkan. Kami sudah melaporkan kejadian ini ke desa dan petugas penyulu," ujarnya. Selasa (6/2/2024).

Sebelumnya, lanjut Buzairi, pihaknya sempat memungut iuran sebesar Rp 40 ribu per anggota untuk menangani jika ada sapi yang sakit dan berencana untuk mengasuransikan sapi-sapi tersebut. Namun, karena belum ada perjanjian tertulis, asuransi belum diberlakukan.

Sementara itu, Perbekel Desa Tegal Badeng Timur, H Alinudin, membenarkan adanya 3 kelompok ternak sapi di desanya yang menerima bantuan 30 ekor sapi pada bulan Oktober 2023. “Dari 30 sapi tersebut, 3 ekor telah mati dan sudah ditindaklanjuti oleh petugas,” jelasnya.

Ditempat terpisah saat dikonfirmasi via telpone, Kepala Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan, I Wayan Widarsa, menduga kematian sapi tersebut disebabkan oleh Bloat (kembung) karena salah pakan/rumput atau keracunan.

“Pada kasus lain, sapi yang mati menunjukkan gejala sesak nafas, keluhan di leher, ingusan, dan mengarah ke pneumonia. Kemungkinan karena gizi buruk, infeksi bateri,” terangnya.

Widarsa mengaku pihaknya akan turun ke lapangan pada Rabu (7/2/2024) untuk memberikan pelayanan dan membantu peternak mengatasi permasalahan ini. (BB)