Mesadu Ke Komisi III DPRD Jembrana, PT Systemic Difisit Miliaran Pertahun

  20 September 2021 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : PT Sistemic audensi ke Komisi III DPRD Jembrana

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Program pengelolaan sampah yang berbasis STOP dikelola oleh PT Systemic TPST Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana mengalami difisit hingga 60 juta rupiah sampai 80 juta rupiah perbulan hingga pertahun mengalami kerugian 1 miliar.

Hal tersebut diyakini adanya perubahan prilaku di masyarakat dan juga ditambah lagi dimasa musim pandemi dan penerapan PPKM Darurat. Selain itu berhentinya pasokan sampah yang ada di desa-desa di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana dikarenakan kader mereka banyak yang mengundurkan diri dikarenakan mereka tidak mendapatkan intensif 

Diketahui PT Systemic ini bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jembrana dslam pengelolan sampah selama 3 tahun yang dimulai dari tahun 2019 sampai dengan 2022. Hari ini Penasehat di PT Systemic I Ketut Suarken mengadakan audensi dengan Komisi III DPRD Kabupaten Jembrana, bertujuan untuk mensinkronisasikan program STOP.

Saat dikonfirmasi awak media Penasehat di PT Systemic I Ketut Suarken mengatakan, pihaknya mengadakan audensi dengan Komisi III DPRD Kabupaten Jembrana bertujuan mensinkronisasikan program STOP Jembrana sehingga semua para pihak bias ikut terlibat yang sesuia tupoksinya.

"Kalau sudah mendapat pemahaman yang sama dengan kita semua, mudah-mudahan Komisi III mendukung dan akan mendorong pelaksanaan program STOP bisa berjalan secara berkesinambungan. Kalau audensi dengan dinas dan eksekutif kami sudah, untuk audensi dengan DPRD jembrana baru pertama kali kita audensi, sehingga nanti kedepan terkait dengan kebutuhan pembiayaan setelah ini diserah terimakan oleh PT Systemic kepada Pemkab Jembrana," jelasnya, Senin (20/9/2021).

PT Sistemic, lanjut Suarken, bukan investasi tidak pure memberikan bantuan hibah. Pihaknya bekerjasama hanya selama 3 tahun, yang dimulai pada tahun 2019 sampai dengan 2021 dan selanjutnya semua menjadi aset pemda. Selama menjalankan program STOP ini tangtangannya banyak, terkait adanya perubahan prilaku dari masyarakat untuk memilah sampah,

"Kita mempunyai kader di desa tidak ada intensif, oleh sebab itu kader kami tidak bias turun rutin ke masyarakat, kemudian tentang iuran juga dimana pandemi ini masyarakat merasa berat. Untuk iuran di perkotaan perkotaan perbulannya 30 ribu rupiah, kalau didesa sebanyak 20 ribu rupiah nah uang segitu bagi masyarakat cukup berarti dimasa pandemi ini," terangnya.

Mudah-mudahanlah dengan adanya audensi ini jadi dewan juga bisa mengkondisikan terkait dengan anggaran, mudah-mudahan sudah mulai di tahun 2022 mensuport untuk oprasional TPST di Peh, sampai hari ini, pihaknya defisit (mengalami kerugian) mencapai hingga 60 juta rupiah sampai dengan 80 juta jika dalam jangka 1 tahun hampir mencapai 1 milyar. 

"Hingga hari ini kita mempunyai kader di 2 kecamatan sebanyak 10 orang hampir habis, dulu 1 orang kader menghandle 150 KK. Banyaknya kader yang mundur dikarenakan tidak dapat intesif," ucapnya.

Sementara Ketua Komisi III DPRD Jembrana I Dewa Putu Merta Yasa mengatakan,  tujuan dsri pada PT Systemic yang mengelola sampah di TPST Peh untuk audensi memaparkan program STOP yang mengalami kendala defisit. Dimana sebelumnya pemerintah Kabupaten Jembrana bekerjasama pengolahan sampah secara prinsip terutama sampah plastik. Tujuan utama menghentikan kebocoran sampah lingkungan hingga ke titik  nol.

"PT Systemic juga mengalami kendala terutama tenaga kontrak di bagian pemilahan. Itulah yang sempat disampaikan saat pertemuan tadi. Hasil pertemuan menyepakati perubahan ini sesuai berjalan pada kontrak pertama jelas terealisasinya, hingga pada periode ke dua nanti saat rapat kerja dengan dinas terkait," ungkapnya.

Kekurangan anggaran, dalam pengolahan anggaran, lanjut Dewa Merta, hasil dari PT Sistemic terutama pengolahan sampah organik yang sudah jelas nilai jualnya tinggi. Itulah yang dirapatkan dengan kadis LH dan PT Systemic. "Intinya menyampaikan keluhan-keluhan dan kami menjelaskan bahwa hal itu bukan investasi. Hal yang mendasar dengan tujuan yang bagus tentu kami akan dukung dan tentu harus ada rapat kerja dulu. Mengenai perjanjian terdahulu, pihaknya belum mengetahui secara langsung dan akan dikaji lebih mendalam lagi," tutupnya (BB)