Menko Luhut Yakin Erupsi Gunung Agung Tak Sedahsyat Tahun 1963. Begini Penjelasannya!

  23 Desember 2017 OPINI Denpasar

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan meyakini jika kekuatan erupsi Gunung Agung saat ini tak sedahsyat erupsi pada tahun 1963.
 
Pada tahun 1963, Volcanic Explosivity Index (VEI) atau indeks letusan gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut berada pada skala V. Luhut mengakui saat itu abu vulkanik Gunung Agung  hingga ke Ibu Kota Jakarta. 
 
"Tapi sekarang, ledakan sebesar tahun 1963 itu sepertinya sulit terjadi karena energinya sekarang ke luar terus," kata Luhut, Sabtu 23  Desember 2017. 
 
Letusan dahsyat pada tahun 1963 terjadi karena Gunung Agung tak pernah melepaskan energinya selama 100 tahun. "Selama 100 tahun energinya tidak ke luar makanya keras sekali (letusannya)," jelas Luhut.
 
Dengan begitu, Luhut memastikan segala kegiatan yang telah dijadwalkan di Bali tak akan dipindahkan ke lokasi lain. Hal itu juga sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo yang meminta segala agenda tetap digelar di Bali, termasuk Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank pada Oktober 2018.
 
 
Luhut mengaku sudah memberi penjelasan kepada kedutaan negara-negara sahabat di Indonesia. Bahkan surat edaran mengenai keadaan Gunung Agung juga telah dikeluarkan.
 
"Nantinya Ibu Sri Mulyani yang akan mengkomunikasikan kepada panitia pusat penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WB di Washington bahwa tidak ada masalah dan berjalan sesuai dengan rencana," ungkapnya. 
 
Luhut mengakui jika pada November laku Bandara Ngurah Rai sempat ditutup karena sebaran abu vulkanik yang memenuhi langit Bali akibat erupsi Gunung Agung.
 
"Tapi potret kontigensi yang kita rancang sudah kita buat dengan detail. Saya pikir kontigensi kita perhatikan betul, tapi teknisnya nanti. Kita tidak akan mempersulit wisatawan yang datang ke sini (Bali) dan itu perintah  Presiden," tegas Luhut mengakhiri.(BB).
 
 
 
BACA JUGA :