Kakao Desa Ekasari Diharapkan Tembus Pasar Ekspor dan Siap Mendominasi Pasar Jembrana

  24 Agustus 2022 BISNIS Jembrana

Ket poto : Pohon kakao kelompok Merta Abadi Desa Ekasari

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Untuk menghadapi Jembrana Emas 2026 petani kakao di Kabupaten Jembrana diharapkan mampu menembus pasar ekspor dan merajai pasar khususnya di Kabupaten Jembrana. Seperti halnya di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana sudah mampun mendirikan 4 kelompok budidaya kakao yang jumlah lahannya tidak main-main.

Sebelumnya kelompok budidaya kakao di desa tersebut awalnya dikelola oleh subak abian, akan tetapi seiring berjalannya waktu kelompok kakao semakin membesar dan diputuskan petani kakao membikin khusus kelompok kakao hanya membidangi kakao saja. Hingga kini dari 4 kelompok tersebut, 2 diantaranya masih dalam proses penanaman bibit.

Sedangkan 2 diantara, kelompok Mekar Abadi mempunyai lahan seluas 34 hektar yang sduah berproduksi sebanyak 11 hektar sisanya masih dalam pengembangan. Untuk Kelompok Kakao Cipta Gemilang mempunyai lahan lebih luas dari pada kelompok Kakao Mekar Abadi yakni seluar 36 hektar dan yang sudh berproduksi sebanyak 13 hektar.

Ini menandakan para petani di Desa Ekasari menekuni dengan serius pertanian kakao 3 tahun terkahir, apalagi sekarang program dari Buapti Jembrana sangat jelas dalam programnya membangkitkan lagi kwalitas pertanian kakao di Jembrana agar bisa diterima di pasar nasional bahkan international.

Saat dikonfirmasi awak media, Perebekel Desa Ekasari I Gede Puja mengatakan, dari 4 kelompok kakao yang ada di desa Ekasari yang paling awal didirikan 3 tahun yang lalu. “Total keseluruhan luas pertanian kakao disini sudah hampir mendekati ratusan hektar. Dari 4 kelompok tersebut, setiap anggota kelompok mempunyai masing-masing kebun kakao,” terangnya. Rabu (24/8/2022)

Sebelum didirikan kelompok budidaya kakao, lanjut Puja, petani kakao dulunya diurus melalui subak, dikarenakan subak terlalu banyak bermacam-macam pilihan akhirnya dibentuk 1 kelompok yang diberi nama kelompok kakao. “Hingga kini kelompok kakao sudah mempunya 4 kelompok. Awal mendirikan kelompok kakao, warga untuk mencari bibit mereka dengan cara membeli secara swadaya ke luar Bali dan ada juga di Bali,” jelasnya.

Setelah tanaman kakao berkembang di setiap kelompok dan menghasilkan banyak baru ada bantuan dari Pemkab Jembrana, DPRD Jembrana dan yang terakhir ada bantuan dari Gubernur Bali. “Hari ini kami sangat senang atas bantuan dari bapak bupati melalui CSR kami sekarang mempunya mesin berupa alat pengolahan biji kakao,” ujarnya.

Sementara Ketua Kelompok Tani Kakao Merta Abadi Kadek Suantara mengatakan, saat ini kelompoknya sudah memiliki 29 orang anggota dengan 35 orang pendamping, yang mengelola lahan seluas mencapai 200 hektar. Namun saat ini baru sekitar 15 hektar lahan produktif yang sudah menghasilkan.

"Dari 15 hektar lahan produktif tersebut rata - rata menghasilkan 2 ton biji kakao basah per minggunya. Bahkan disaat panen raya (Mei-September) bisa mencapai 6-7 ton biji kakao basah setiap minggunya. Sementara untuk pemasaran di tahun 2022 ini kita sudah berhasil memasarkan sebanyak 20 ton meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 11 ton biji kakao kering," ucapnya.

Bupati I Nengah Tamba mengaku bangga atas hasil dan kesuksesan petani kakao di Jembrana. Ia berpesan kepada seluruh petani kakao di Jembrana agar tetap menjaga kualitas kakao serta yang terpenting menjaga kekompakan daripada seluruh kelompok karena itu adalah kunci keberhasilan bisa sukses seperti sekarang.

"Kakao Jembrana itu sudah mendunia, pasarnya sudah ada. Tinggal bagaimana kita menjaga kualitas serta keberlangsungannya secara continue. Ini merupakan bagian dari persiapan menuju Jembrana Emas 2026. Saat ini petani baru bisa ekspor biji kakao, kedepan sudah bisa berupa hasil olahan biji kakao itu sendiri,” kata saat mengunjungi Kelompok Tani Kakao Merta di Desa Ekasari.

Ditahun emas Jembrana nanti, imbuh Tamba, akan ada 6-10 juta wisatawan yang datang ke Jembrana. Saat itu tidak ada lagi cofee morning tapi choco morning. “Nah itu semua harus berasal dari produk lokal kita. Saya juga sudah perintahkan dinas terkait untuk mengakomodir segala kebutuhan para petani kakao kita. Karena ini produk unggulan yang sudah mendunia," pungkasnya. (BB)