Golkar Bali Akan Beri "Sanksi dan Reward" Bagi Para Kader dalam Pilkada Serentak?

  26 Agustus 2020 POLITIK Denpasar

Ketua DPD Partai Golkar Bali DR Nyoman Sugawa Korry didampingi Sekretaris Golkar Bali Made Dauh Wijana, Wakil Ketua Golkar Bali Bidang OKK Dewa Suamba Negara di Kantor Golkar Bali, Rabu (26/08/2020). 

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali DR Nyoman Sugawa Korry menugaskan secara khusus kepada para DPD Partai Golkar di 6 kabupaten/kota yang akan menyelenggarakan Pilkada Serentak bulan Desember 2020 untuk segera mengkonsolidasikan ke Fraksi Golkar di DPRD kabupaten/kota, tingkat struktur terbawah, termasuk mengkomunikasikan kepada pasangan calon bahwa pergerakan dan strategi pemenangan sudah bisa dimulai. 

Khusus kepada 6 Ketua DPD Partai Golkar kabupaten/kota yakni Jembrana, Tabanan, Badung, Kota Denpasar, Bangli, dan Karangasem, Sugawa Korry meminta agar memberikan dukungan penuh kepada pasangan calon yang direkomendasikan DPP Partai Golkar bersama partai koalisi. 

Selain itu, Wakil Ketua DPRD Bali ini juga meminta agar para Ketua DPD Golkar di 6 kabupaten/kota ini agar melakukan pengawasan dan motivasi kepada seluruh kadernya untuk bersatu padu memberi dukungan maksimal kepada pasangan kandidat yang diusung. 

"Tentu dari DPD I akan memberikan supervisi, berikan punishment apabila ada hal yang tak berjalan sesuai dengan koridor kebijakan partai," ucap Sugawa Korry didampingi Sekretaris Golkar Bali Made Dauh Wijana, Wakil Ketua Golkar Bali Bidang OKK Dewa Suamba Negara, dan dihadiri pula ketua terpilih DPD Golkar kabupaten/kota, di Kantor Golkar Bali, Rabu (26/08/2020). 

Tak hanya sanksi tegas baik ringan maupun berat, Sugawa Korry juga menyebut ada reward atau penghargaan kepada kader yang telah bekerja maksimal memenangkan pasangan kandidat yang diusung Partai Golkar bersama partai koalisi. 

Namun sebaliknya, walaupun kandidat kepala daerah yang diusung Golkar menang dalam Pilkada nanti, tetapi masih ada satu dua kader yang tidak melakukan dukungan yang semestinya dan hal itu bisa dibuktikan, maka sanksi akan diberikan sesuai mekanisme partai.

"Kuncinya adalah bisa dibuktikan, ada saksi, walaupun calonnya menang apalagi kalah, tentu ada sanksinya," tegas Sugara Korry.

Sugawa Korry juga sangat mengapresiasi pelaksanaan Musyawarah Daerah DPD Golkar kabupaten/kota se-Bali yang telah berjalan lancar, aman, sukses dan demokratis. Meski pengalaman sebelumnya ada riak-riak di tubuh Golkar Bali dianggap Sugawa Korry sebagai "obat" untuk menguatkan roda organisasi menuju kebesaran Partai Golkar. 

Politisi senior Partai Golkar asal Desa Banyuatis, Buleleng ini juga mengapresiasi seluruh kader yang sejalan dan sepakat untuk kembali membangun Partai Golkar makin kuat, makin solid, dan kompak menjalankan kerja-kerja kepartaian kedepannya. Sugawa Korry juga menepis isu santer yang berembus jika dirinya dengan Gde Sumarjaya Linggih alias Demer.

"Saya dengan Pak Demer tidak ada masalah, malah saya sempat kerumah beliau di Jakarta," bantahnya.

Doktor alumni Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur itu kembali menegaskan adar para kader tak perlu takut dengan riak-riak. Menurutnya, riak dalam organisasi pasti ada sama seperti di keluarga. Riak-riak di organisasi itu untuk menguji soliditas. 

"Jadi jangan hindari riak-riak, tapi bagaimana riak-riak itu menjadi kekuatan kita menjadi tambah solid karena soliditas akan bisa membangun Partai Golkar menjadi lebih baik," harap Sugawa Korry mengakhiri.(BB).