Generasi Muda Jangan Apatis Berpolitik, Gus Adhi: Menolak Berpolitik Sama Saja 'Membiarkan Diri' Dipolitisir

  26 Februari 2022 POLITIK Buleleng

Foto: Anggota Komisi II DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn.,(Amatra) saat menjadi pembicara di Kelas Legislatif MPM REMA Undiskha, Sabtu, (26/2/2022).

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Singaraja. Anggota Komisi II DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn.,(Amatra) menjadi salah satu pembicara dalam Kelas Legislatif Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Republik Mahasiswa (REMA) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Tahun 2022 bertema "Mewujudkan Legislator yang Berpikir Kritis, Demokratis, Inovatif dan Profesional" yang diselenggarakan di Gedung Auditorium Undiksha, Sabtu, (26/2/2022).

Dalam kesempatan ini, wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi ini mengajak generasi muda, para mahasiswa jangan apatis berpolitik.

“No apatis!, Generasi muda jangan alergi berpolitik. Sebab berpolitik adalah akses tercepat untuk mencapai tujuan bernegara dan ikhtiar meraih ketenangan belajar,” kata Gus Adhi kepada mahasiswa.

Gus Adhi dalam materinya mengenai generasi muda, politik dan masa depan Indonesia menjelaskan demokrasi adalah sistem politik bernegara yang dianggap memiliki kelemahan paling sedikit, sebab demokrasi memungkinkan mekanisme untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan sendiri. Misalnya ketika tidak tepat mengambil keputusan, salah memilih pemimpin, dan lain-lain.

Foto: Anggota Komisi II DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, S.H.,M.H.,M.Kn.,(Amatra) atau yang akrab disapa Gus Adhi. 

“Demokrasi terdiri atas dua elemen dasar. Pertama penghormatan terhadap hak dan kebebasan manusia. Kedua, partisipasi atau keterlibatan masyarakat luas dalam proses politik,” jelas Wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah" ini.

Politisi Golkar asal Kerobokan Badung menegaskan kedua elemen dasar itu mejadi parameter untuk mengukur demokratis tidaknya proses politik, misalnya Pemilu (contoh: Pilkada Bali), Partai Politik (Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar atau Partai Politik lain) dan lainnya.

Gus Adhi juga menekankan peran penting dan strategis pemuda sebagai agen perubahan. Dikatakan pemuda, terutama kelompok mahasiswa, selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan bangsa, bahkan sejak sebelum kemerdekaan. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928.

"Pemuda juga yang menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan kemerdekaan RI, menentang PKI hingga melahirkan orde baru dan reformasi," tegas Gus Adhi.

Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali dan Ketua Harian Depinas SOKSI ini menekankan pentingnya peran pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pemuda diharapkan tidak alergi dengan politik. Sebab politik, adalah salah satu aspek bangsa yang sangat menentukan.

“Tidak ada yang bisa menghindari politik, karena menolak berpolitik sama saja sedang membiarkan diri dipolitisir,” pesan Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini.

Meski begitu, Gus Adhi mengakui di Indonesia, politik sering dikonotasikan negatif. Politik masih kerap diidentikkan atau disamakan dengan manipulasi atau tipu-tipu, menonjolkan kepentingan sesaat, upaya penghalalan segala cara untuk meraih sesuatu atau kekuasaan dan lainnya. 

“Sejatinya, politik merupakan instrumen utama yang menentukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika ingin negeri kita tumbuh lebih baik dan lebih cepat, warga negara tidak boleh alergi terhadap politik, enggan berfikir atau tidak mau mengurusinya,” bebernya.


Gus Adhi selaku Anggota Komisi II DPR RI yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria ini kembali menegaskan pemuda dan mahasiswa perlu berperan aktif dalam membangun kesadaran berpolitik masyarakat.

Menurutnya, diperlukan pengetahuan tentang apa itu demokrasi, bagaimana demokrasi bekerja dengan memperkuat kenapa demokrasi penting. Upaya ini, misalnya, dengan memperlakukan pemilu sebagai prototipe demokrasi yang memerlukan kesadaran politik masyarakat yang tinggi.
“Pemuda dan mahasiswa harus ambil peran penting ini jika tidak ingin dikuasai dan diurus orang yang tidak tepat. Dan saya yakin Undiksha gudangnya SDM unggul mampu melahirkan anggota legislatif dari kampus untuk negara ini,” pungkas Gus Adhi lantas berjanji di kesempatan lain akan mengupayakan kunjungan Komisi II DPR RI ke kampus Undiksha ini.

Terkait apa yang disampaikan Gus Adhi, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.T.I., berterima kasih atas dukungan Gus Adhi beserta pembicara lainnya dalam kegiatan ini yang telah berbagi pengalamannya dengan para mahasiswa.

“Ini adalah pembelajaran berharga bagi adik-adik mahasiswa. Pengalaman beliau penting jadi guru berharga bagi kita semua, tidak bisa dibeli dengan kuliah S-3,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Gus Adhi juga menyerahkan bantuan hand sanitizer dan tetap mengingatkan agar semuanya tetap taat protokol kesehatan agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Selain Gus Adhi, acara ini menghadirkan dua narasumber lainnya yakni Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta S.H., Anggota Komite III DPD RI Anak Agung Gede Agung S.H. Acara dipandu moderator Dr. Made Sugi Hartono, S.H.,M.H. Acara dibuka Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.T.I.
Sementara Kelas Legislatif MPM REMA Undiksha Tahun 2022 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai penerapan hukum di Indonesia, menambah wawasan anti radikalisme serta berjiwa leadership bagi mahasiswa Undiksha dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Lembaga Legislatif Mahasiswa se-Bali.(BB).