Gelar PKKMB, STIMI Handayani Denpasar Dukung MBKM dan Perkuat Wawasan Kebangsaan

  24 September 2022 PENDIDIKAN Denpasar

Ketua Yayasan Pendidikan Handayani bersama pengurus lainnya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Untuk menyambut kehadiran mahasiswa baru, STIMI Handayani Denpasar menggelar Masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun 2022, pada Sabtu (24/9/2022). Dalam kesempatan PKKMB ini, selain materi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga sekaligus memperkuat wawasan kebangsaan para mahasiswa sebagai generasi penerus Bangsa. 

Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Dr. Ida Bagus Radendra Suastama, SH. MH. memandang materi topik Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan implementasi dari dinamika yang dibutuhkan untuk bisa fleksibel dan kreatif dalam menghadapi perubahan. Apalagi tersedia kesempatan untuk belajar 3 semester di luar program studi sehingga bisa dimanfaatkan melalui mengambil mata kuliah yang tersedia di luar prodinya sesuai passion yang diminati.

"MBKM itu bagus sekali meski ada pro kontra terkait kajian akademik. Sesungguhnya MBKM itu basisnya adalah adaptif dan progressive learning dan menjadikan kampus bagaikan sebuah HUB untuk saling berinteraksi," kata Ida Bagus Radendra Suastama disela-sela Masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun 2022, Sabtu (24/9/2022).

Ida Bagus Radendra Suastama yang pada tahun 2017 lalu bersama para rektor-rektor lain menggagas 'Aksi Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme' hingga akhirnya dipertemukan dengan Presiden Jokowi menjelaskan selain materi MBKM, kegiatan PKKMB juga sekaligus memperkuat wawasan kebangsaan. 

Dalam kegiatan PKKMB kali ini, Ida Bagus Radendra menerangkan isu strategis lainnya yang disampaikan bahwa menjelang dinamika politik 2024 hendaknya semua pihak turut menjaga kerukunan bangsa dan jangan sampai terpecah belah karena perbedaan apalagi dampaknya akan semakin menghambat keberlangsungan pembangunan.

Foto: Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Dr. Ida Bagus Radendra Suastama, SH. MH.

"Tidak perlu terjadi ada gontok-gontokan karena disebabkan oleh sebuah perbedaan pandangan politik maupun agama. Lucu jadinya orang-orang sudah melancong ke bulan akan tetapi kita masih ribut-ribut soal agama," harapnya. 

Baginya, persoalan agama dalam Pancasila sudah selesai, intinya kini harus saling menghormati satu sama lain karena mau memilih keyakinan apapun tidak masalah. Bahkan kepada orang yang memilih tidak mempunyai keyakinan pun wajib dihargai, apalagi kepada sesama umat beragama. "Jangan gunakan identitas agama jadi alat politik," tegasnya mengingatkan. 

Disisi lain, Ida Bagus Radendra mengakui fenomena yang terjadi pasca pandemi Covid-19 yakni melemahnya kegairahan melanjutkan studi pendidikan tinggi, banyak anak muda usia mahasiswa yang tidak menjadikan pendidikan menjadi prioritas penting. Menurutnya, hampir semua perguruan tinggi mengalami penurunan mahasiswa baru karena disebabkan dampak ekonomi yang merosot dan banyaknya orang tua yang terkena PHK atau keberlangsungan bisnisnya anjlok. 

"Melihat hal itulah kami (STIMI Handayani Denpasar) masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin kuliah. Karena kita ingin mengajak mereka kembali ke kampus agar bisa melibatkan mereka kembali ke kampus seraya menginginkan bahwa pendidikan adalah hal yang utama dan penting," ucap Ida Bagus Radendra mengakhiri.(BB).