Gali Data dan Analisis, Mahasiswa Magister Agribinis FP Unud Praktikum Agrowisata di La Fresa Kintamani

  14 Oktober 2022 PENDIDIKAN Bangli

Mahasiswa Magister (S2) Agribisnis Fakultas Pertanian Unud melaksanakan praktikum lapangan pada Agrowisata Strawberry La Fresa di Desa Belancan, Kintamani, Bangli.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Kintamani. Mahasiswa Magister (S2) Agribisnis Fakultas Pertanian Unud melaksanakan praktikum lapangan pada Agrowisata Strawberry La Fresa di Desa Belancan, Kintamani, Bangli. Sebanyak 10 mahasiswa yang menempuh mata kuliah (MK) Agrowisata Berbasis Budaya berkunjung ke La Fresa menggali data untuk kajian case study, Jumat (14/10).

Menurut Koordinator Mahasiswa Jefri Jitron Karmau menjelaskan MK Agrowisata Berbasis Budaya yang diasuh Prof. Dr. Ir. I Gede Pitana, M.Sc (koordinator pengampu) proses pembelajarannya menggunakan pendekatan “case method”. Mahasiswa ditugaskan untuk menggali data dan menganalisisnya berdasarkan teori dan konsep yang didiskusikan di kelas.

Dijelaskan, dosen lain yang terlibat mengampu MK tersebut, antara lain Dr. Ir. IGA Oka Suryawardani, M.Mgt., Ph.D., Dr. I Ketut Surya Diarta, SP., M.A. dan Dr. I Made Sarjana, SP., M.Sc. Jefri menjelaskan sebelum kunjungan lapangan sudah menyiapkan panduan wawancara untuk dapat menggali data sesuai dengan rumusan masalah studi kasus yang ditetapkan bersama.

Panduan wawancara disepakati bersama dengan sembilan orang temannya yakni I Gusti Agung Ari Bawarta, Putu Zanes Costalina Ge’I, Chrisdayanthy Lumbansiantar, Dimas Mandala Putra, Ni Luh Ayu Rayka Nilamsari, Putu Putri Kusumawicitra, I Wayan AgungHardita, Ni Nyoman Alit Purnami, dan Mika Damayanti Pasaribu.

Rombongan mahasiswa Magister Agribisnis diterima pengelola Agrowisata Strawberry Kris Indra Sanjaya yang memaparkan secara tegas dan lugas sejarah dan perkembangan agrowisata tersebut. Dijelaskan, La Fresa diawali dengan pengembangan kebun strawberry pada areal seluas 5 Ha di Desa Belancan pada tahun 2019. Tahap awal kebun strawberry hanya sebanyak 500 pohon saja sebagai uji coba atau studi kelayakan.

“Setelah menemukan teknik budidaya yang pas baru dilakukan penanaman dalam jumlah banyak,” tutur Alumni Agribisnis sebuah universitas di Salatiga, Jawa Tengah itu.

Kris menambahkan selain melakukan analisis pada aspek agroekoteknologi, pihaknya juga melakukan penetrasi pasar dengan memperkenalkan produk ke supermarket, hotel maupun café. Langkah ini cukup efektif terbukti produk strawberry segar, dan olahan (jus) sudah diserap sejumlah perusahaan.

Di Bali ada 12 perusahaan dan Surabaya ada 16 perusahaan yang menerima pasokan strawberry produksi La Fresa. Pemuda asal Lampung itu menceritakan pengembangan agrowisata sebagai diversifikasi produk dari La Fresa. Tujuannya sharing pengalaman pengelolaan kebun strawberry dan pengenalan tanaman strawberry kepada wisatawan.

“Ini adalah Agroeduwisata, wisatawan dapat memilih dua paket wisata yang ditawarkan yakni paket A dengan harga Rp. 100.000 dan Paket B seharga Rp. 50.000. Saya berharap dengan dibukanya kebun strawberry La Fresa sebagai agrowisata, maka wisatawan yang berkunjung ke Kintamani ada banyak pilihan,” tutur Kris.

Ditambahkan, pihaknya menyiapkan 15 tenaga terampil yang memahami budidaya dan pengolahan pasca panen strawberry untuk melayani wisatawan. Dr. I Made Sarjana, SP., M.Sc yang mendampingi mahasiswa menyatakan salut dan bangga dengan keberadaan agrowisata La Fresa.

“Pengembangan agrowisata ini telah membuka peluang usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Model bisnis pertanian semacam ini perlu dikembangkan,” tutur akademisi Asal Mengani, Kintamani itu.

Ditambahkan, pihaknya sempat berdialog dengan sejumlah pekerja La Fresa yang umumnya berasal dari Desa Belancan. Pekerja mengaku sangat senang mendapat pekerjaan sejak awal. Sementara itu salah seorang mahasiswa Putri Kusumawicitra mengaku mendapat konten media sosial.(BB). 

Sumber: www.unud.ac.id