Era Digitalisasi, Made Amitaba: Menangkan Persaingan Harus Berkolaborasi

  27 Januari 2022 EKONOMI Denpasar

Foto: Direktur Utama BPR Kanti yang juga Ketua Umum Alumni Mahasiswa Undiknas sejak tahun 2006, I Made Arya Amitaba.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. BPR Kanti turut menyukseskan peluncuran buku transformasi digital perbankan Dr. Roberto Akyuwen. Seremonial peluncuran buku ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) ditandai dengan pemukulan gong di Aula Kampus Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Sidakarya, Denpasar, pada Kamis (27/1/2022). 

Buku tersebut merupakan buku ke-16 dan akan ada lagi buku-buku lain yang akan diluncurkan. Acara ini disponsori utama oleh ASLI RI, sedangkan dukungan BPR Kanti terhadap acara tersebut karena seluruh undangan adalah nasabah, mitra kerja BPR Kanti.

Direktur Utama BPR Kanti yang juga Ketua Umum Alumni Mahasiswa Undiknas sejak tahun 2006, I Made Arya Amitaba pada setiap hari ulang tahunnya, Roberto Akyuwen selalu menerbitkan sebuah buku sesuai dengan profesinya di OJK. 
"Kali ini buku yang diluncurkan terkait transformasi digital perbankan yang searah dengan roadmap OJK yaitu digitalisasi perbankan," katanya. 

Digitalisasi tersebut memang dicanangkan oleh regulator (OJK) agar mampu melakukan kolaborasi di era kolaborasi. 
"Kolaborasi merupakan hal yang harus terus dipupuk di era ini. Kolaborasi ini tentu kita tidak bisa sendiri. Untuk memenangkan persaingan kita harus berkolaborasi," jelasnya. 

Termasuk kolaborasi dengan kalangan kampus, pemerintah dan lainnya. Tidak hanya hari ini, BPR Kanti sudah sering melaksanakan event di luar bisnis. Pelaksanaan kegiatan yang tidak bersentuhan langsung dengan bisnis karena visi ayahnya mendirikan BPR Kanti adalah untuk menampung teman, saudara, keluarga, anak- anaknya yang tidak diterima bekerja di tempat lain, bisa bekerja di BPR Kanti.

BPR Kanti didirikan sebagai perusahaan bisnis yang tidak Profit Oriented namun ia ngin membuktikan bahwa perusahaan yang tidak profit oriented adalah profit. Terbukti laba BPR Kanti meningkat lebih dari 100 persen, Tabungan 60 persen, kedit 12 persen, Asset 21persen. Demikianlah gagasan dan upaya yang dilakukan agar BPR Kanti tetap bisa hidup di tengah-tengah masyarakat dengan masuk berbagai lini kehidupan masyarakat.

Pandemi Covid19 memaksa BPR Kanti keluar dari komunitas karena dengan keluar dari zona, ia mampu melihat persoalan komunitas yaitu di lembaga keuangan daerah itu sendiri baik BPR, koperasi, LPD. Menurutnya, persoalan komunitas ada pada likuiditas lembaga keuangan tersebut. 

“Demikian juga, kenapa ekonomi Bali tidak tumbuh? Ya, itu karena lembaga keuangan daerah tidak mengucurkan kredit. Kenapa tidak mengucurkan kredit karena ada ancaman nasabah, anggota koperasi akan menarik dananya. Memang pilihan logis yang bisa diambil adalah mengerem kredit sehingga ketika ada nasabah menarik likuiditas terjaga,” ungkapnya.

BPR Kanti awal 2021 sudah bangkit dengan diluncurkannya tabungan bersama BPR di Bali. Maka dari itu, dalam perjalanannya BPR Kanti tidak bisa bangkit sendirian harus menjadi gerakan bersama untuk membangkitkan perekonomian Bali sehingga BPR Kanti bisa mengambil peran memberikan bantuan modal kerja (modal) bagi BPR, koperasi, membantu mengatasi kesulitan likuiditas membuatkan produk bersama dan membantu mendidik SDM SDM BPR maupun koperasi. 

Keseluruhan itu adalah merupakan fungsi Apexbank, bank pengayom yang sedari 2006 sudah dicanangkan oleh Perbarindo Bali. BPR Kantin keluar dari komunitas adalah untuk membantu teman, karena ternyata hakikat tertinggi hidup itu melaksanakan kebajikkan, berbagi ,membantu dan melayani dengan cinta kasih. 

"Kami ucapkan selamat kepada DR. Roberto Akyuwen, selalu berkarya dan selalu menjadi inspirasi bagi kami di lembaga keuangan," tutup Amitaba.(BB).