Mimih Dewa Ratu! Dua Sapi Sedang Hamil Mati Mendadak di Banjar Sawe

  01 Mei 2023 PERISTIWA Jembrana

Ket poto: Kondisi 2 ekor sapi yang sedang hamil mati mendadak di Banjar Sawe

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Naas menimpa pemilik ternak sapi bernama I Dewa Kade Wisada 65 tahun bertempat di Banjar Sawe, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, 2 ekor sapi miliknya yang sedang hamil tua mati mendadak tidak tahu penyebabnya.

Anehnya selama dari bulan Januari 2023 sampai sekarang sapi yang mati di wilayah tersebut kurang lebih sudah 20 ekor, dari bulan April 2023 kasus sapi mati mendadak diperkirakan kurang lebih ekor 11 ekor. Menurut warga sekitar sapi yang mati kebanyakan sapi yang gemuk dan beberapa da yang sedang hamil. Warga mengira kejadian tersebut sudah mencurigakan lantaran banyak sapi yang mati hanya kurun dalam 1 bulan ini.

Saat dikonfirmasi pemilik sapi I Dewa Kade Wisada mengatakan, sekira pukul 07.30 wita Dirinya hendak memberi makan sapinya di kendang yang bertempat di tegalan miliknya, sampai di kendang dirinya melihat mulut sapi sudah berbusa. “Saya curiga ada apa dengan sapi tersebut, hendak saya pindahkan sapi yang satunya, sapi tersebut langsung tersungkur dengan mulut berbusa,” terangnya. Senin (1/5/2023).

Dirinya bingung, sapi yang keadaanya sehat dan keduanya sedang hamil mati begitu saja, dimana sebelumnya dirinya mengatakan sapi tersebut tidak dalam keadaan sakit. “Sapi saya keduanya sehat dan gemuk dan keduanya juga hamil, disini saya heran kok tiba-tiba mati, pada hal makanannya setiap hari sama,” katanya.

Dewa mengaku, sapi yang satunya memang umurnya sudah tua, sudah 7 kali punya anak dan sekarang umur kehamilannya kira-kira sudah 6 bulan. “Sapi yang satunya, baru beli dan baru sekali punya anak dan sekarang hamilnya sudah mencapai 7 bulan. Anehnya di wilayah kami dari bulan April 2023 sampai sekarang kurang lebih sudah 11 kali ada kasus sapi mati mendadak, itupun kebanyakan sapi yang mati gendut dan sebagian ada yang hamil juga,” ungkapnya.

Lebih jauh ia mengatakan, kalau diingat dari bulan Januari 2023 sudah ada kurang lebih 20 ekor sapi yang mati di Banjar Sawe. “Saya sangat heran kok diwilayah saya sendiri di Banjar Sawe banyak ada kasus sapi mati, kalau diingat kurang lebih 20 ekor sapi sudah mati dari bulan Januari sampai sekarang. Kejadian ini saya mengalamikerugian sebanyak kurang lebih sebanyak Rp. 20 juta rupiah, dan kasus ini saya akan laporkan langsung ke Polisi,” tegasnya.

Sementara Kepala Desa Batuagung I Nyoman Sudarma juga menambahkan dirinya juga heran, kasus sapi mati mendadak hanya ada di Banjar Sawe. “Hanya di banjar ini saja ada kasus sapi mati mendadak. “Kalau masalah lokasi tetap di Banjar Sawe saja dan tidak ada banjar tetangga, khusus di banjar sawe saja.

Dirinya berharap kepada aparat terkait, agar menindaklanjuti kasus tersebut yang merupakan kasus yang aneh menurutnya. “Ini aneh kok hanya banjar ini saja ada kasus sapi mati apalagi sapi yang sebelumnya sehata dan mendadak mati. Kami juga masih menunggu hasil pemeriksaandari dokter hewan. Saya mohon kepada aparat terkait bagaimana menangani kasus ini, mengingat masyarakat disini tidak ada pekerjaan apa-apa, justru ini yang pakai dasar untuk menyambung hidup,” ucapnya.

Sementara Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), drh. Gede Adi Adnyana mengatakan, setelah diamati 2 ekor sapi mati bersamaan di perut sapi tersebut kembung. “Kalau diamati secara kedokteran hewan itu namanya bloat. “Bloat ini bisa disebabkan oleh faktor makanan karena bukan penyakit non infeksius. Setelah dicek tidak ada infeksi di kedua sapi tersebut. Kami juga tidak menemukan zat kimia atau residu, tapi hanya ada gas,” ujanrnya.

Karena dari segi kematian di Banjar Sawe cukup banyak dari awal bulan April dengan selang waktu yang pendek, pihaknya menghimbau kepada masyarakat yang berternak sapi agar lebih waspada. “Peternak yang memberi makan ternaknya agar lebih waspada dan memilah makanan yang akan diberikan. Perhatiakan dan awasi sapi secara seksama setiap saat, setelah ngasi makan ditinggal dan besoknya baru ditengok, kita tidak tahu keadaan sapi bisa juga salah makan,” katanya.

Menurutnya, bloat memang menyebabkan resiko kematian, dikarenakan bloat merupakan gas perut sapi tersebut membesar dan menekan paru-paru kedepan sehingga menghambat CO2 yang menyebabkan sapi tersebut tidak bisa bernapas sehingga bisa mati mendadak. “Dari pengamatan tidak ada indikasi penyakit infeksius dan meyebarkan wabah, akan tetapi kita juga harus perlu waspada,” pungkasnya. (BB)