Diduga Palsukan Absen, 32 Guru SMPN 5 Denpasar Boikot ‘Mangkir’ Kewajiban Mengajar Tatap Muka

  10 Mei 2023 PENDIDIKAN Denpasar

Foto:Kuasa Hukum Dr. Togar Situmorang,S.H., M.H. (kiri baju kuning) bersama Kepala SMPN 5 Denpasar Dr. Juliana Jaya (kanan baju putih bergaris merah) saat memberikan keterangan kepada media di Denpasar, Rabu (9/5/2023).

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Perseteruan internal di SMPN 5 Denpasar yang terjadi sejak 7 bulan lalu hingga kini terus berlanjut. Dalam kasus ini, sejak 19 April lalu hingga kini kembali terjadi pemboikotan tahap kedua dengan aksi boikot puluhan guru 'mangkir' mengajar secara tatap muka.

Kepala SMPN 5 Denpasar Dr. Juliana Jaya mengaku akibat aksi boikot ini, ratusan siswa di sekolah hanya menerima pembelajaran berupa tugas dari guru yang bersangkutan melalui WA (WhatsApp). Menurut Juliana yang akrab disapa Wawa, kasus ini merebak kembali saat ada rencana penyelenggaraan workshop yang sudah disiapkan dengan baik. 

"Namun pada hari H tanggal 19 April hanya sedikit yang hadir. Saya sudah hubungi para guru tapi ngak bisa bahkan sudah didatangi,” ucap Wawa didampingi Kuasa Hukumnya, Dr. Togar Situmorang,S.H., M.H., di Denpasar, Rabu (9/5/2023).

Lebih jauh Wawa mengungkapkan SMPN 5 Denpasar seluruhnya memiliki 37 guru yang mengasuh 900-an siswa. Dalam kasus ini, 32 guru secara de facto tidak hadir ke sekolah. Terkait pelaksanaan proses belajar siswa, sejauh ini bisa berjalan meski dengan keterbatasan yang ada. 

"Akibatnya kami dibantu lima guru dan beberapa tenaga administrasi termasuk dari dinas. Dari sekitar 37 guru hanya lima yang hadir langsung, sisanya mengirim tugas melalui WA. Para guru itu telah mangkir dari kewajibannya mengajar. Padahal ini kondisi normal mestinya pembelajaran bisa tatap muka, bukan daring,” ungkap Wawa.

Foto: Kepala SMPN 5 Denpasar Dr. Juliana Jaya atau yang akrab disapa Wawa.

Terkait kasus pendidikan yang berlarut-larut ini, Kuasa Hukum Kepala SMPN 5 Denpasar, Dr. Togar Situmorang,S.H., M.H. berharap aparat terkait tidak tinggal diam dan membiarkan kasus ini berlarut-larut karena akan berakibat fatal bagi pendidikan siswa. 

“Saya berharap pihak berwenang segera turun tangan. Apalagi terjadi pemalsuan absen puluhan guru tersebut, sebab bagaimana mereka tak masuk lantas bisa absen hadir, ada apa ini,” tanya Togar Situmorang keheranan.

Baginya, dalam dunia pendidikan tidak terjadi hal semacam itu dan saat ini terkesan terjadi pembiaran. Pasalnya, pemboikotan dan sistem mengajar lewat WA ini jelas melanggar kode etik dan tanggung jawab. Kepala dinas terkait juga diminta jangan pro kiri pro kanan dan terombang ambing dalam kasus ini.

Pihaknya akan mengambil langkah kongkrit bila pembiaran ini berlarut-larut, apalagi Dr. Putu Eka Juliana Jaya,S.E.,M.Si. sampai saat ini masih sah sebagai Kepala sekolah SMPN 5 Denpasar, dan hal ini sangat mengganggu psikis kliennya.

“Harus tegas, jangan ini dibiarkan. Ini sudah sepuluh hari mereka tidak masuk dan menjalankan kewajibannya dengan mengajar secara tatap muka. Inspektorat harus turun tangan apa dibenarkan mereka tidak mengajar lantas menerima gaji. Ini bisa diindikasikan korupsi, sebab tak kerja tapi dapat gaji utuh sehingga harus ada sanksi,” pintanya mengakhiri.(BB).