Bantu Total 800 Juta, Gus Adhi Safari Maraton Gerakkan Ekonomi Kerakyatan Serahkan Bioflok di Empat Pokdakan

  21 September 2021 TOKOH Badung

Foto: Gus Adhi (tengah pakaian adat warna putih) foto bersama disela penyerahan bantuan bioflok dan penebaran benih lele di Pokdakan Mina Amerta, Banjar Adat Muding Kelod, Desa Adat Kerobokan, Badung, Selasa sore (21/9/2021).

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Wakil rakyat yang satu ini benar-benar wakil rakyat yang "seken-seken (serius), saje-saje (bener), beneh-beneh (betul)" selalu berusaha semaksimal mungkin mewujudkan aspirasi warga di daerah pemilihan (dapil) Bali. Wakil rakyat yang dimaksud bernama lengkap Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) atau yang akrab disapa Gus Adhi.

Gus Adhi Amatra adalah salah satu wakil rakyat yang dikenal aktif tak mengenal lelah dan terus bergerak ke seluruh Bali untuk membantu warga tak hanya disaat pemilu. Kali ini, Anggota DPR RI dari Dapil Bali menggerakkan dan membangkitkan ekonomi kerakyatan melalui budidaya lele di empat Kelompok Budidaya Perikanan (Pokdakan) yang tersebar di beberapa kabupaten di Bali.

Bantuan pertama diawali Kelompok Budidaya Perikanan (Pokdakan) di Desa Sangkar Agung, Jembrana dengan penyerahan bioflok dan penebaran benih lele dengan total bantuan 200 juta rupiah kepada Kelompok Budidaya Perikanan (Pokdakan) Air Mancur total senilai dua ratus juta rupiah, Senin (20/09/2021).

Penyerahan bioflok dan penebaran benih lele kepada Kelompok Budidaya Perikanan (Pokdakan) Air Mancur ini, Gus Adhi didampingi Plt. Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem I Gusti Putu Agung, Kepala Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jembrana, Anggota DPRD Jembrana dari Fraksi Golkar, Anggota DPRD Bali dari Fraksi Golkar yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Jembrana Made Suardana, Ketua Pokdakan Air Mancur beserta anggota dan Semeton Amatra Kabupaten Jembrana.

"Dengan sistem bioflok ada banyak manfaat dan keuntungan yang akan didapat," ucap Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang biasa dipanggil Gus Adhi.

Usai dari Jembrana, esoknya atau pada Selasa (21/9/2021) bantuan kedua Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) terus bergerak untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan melalui penyerahan bioflok dan penebaran benih lele senilai Rp 200 juta (termasuk biaya pelatihan) kepada Pokdakan Yowana Werdi Sentana di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

"Bantuan budidaya lele dengan sistem bioflok ini adalah rangsangan agar ekonomi kerakyatan bergerak," kata Gus Adhi selaku wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah" ini.

Politisi dermawan yang akrab disapa Gus Adhi pada Selasa (21/9/2021) melanjutkan penyerahan bioflok dan penebaran benih lele ketiga dengan total bantuan 200 juta rupiah di Pokdakan Mina Lestari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung yang didampingi Plt Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem I Gusti Putu Agung.

Dan pada hari yang sama, Gus Adhi Amatra
yang juga didampingi Plt Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem I Gusti Putu Agung kemudian melanjutkan penyerahan bantuan bioflok dan penebaran benih lele di Pokdakan Mina Amerta, Banjar Adat Muding Kelod, Desa Adat Kerobokan, Badung dengan total bantuan yang sama yakni 200 juta rupiah.

Dalam setiap kesempatan menyerahkan bantuan di empat Pokdakan ini, Gus Adhi menegaskan jika mengkonsumsi ikan lele banyak manfaatnya bagi kesehatan, seperti mencerdaskan daya otak, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah anemia, menyehatkan tulang, gigi, dan jantung, serta melindungi sistem saraf.

"Dengan Bioflok ini produksinya bisa lebih cepat, dan hasilkan daging yang lebih kenyal lebih enak. Bioflok ini memanfaatkan lahan sempit, lebih efisien namun produksinya bisa lebih maksimal," jelas Anggota Fraksi Golkar yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI ini.

Gus Adhi juga menjabarkan beberapa kelebihan budidaya lele dengan sistem bioflok dibandingkan yang konvensional. Pertama sistem bioflok tidak memerlukan lahan luas, jadi bisa dilakukan di lahan sempit.

"Dengan sistem bioflok bisa hemat lahan, disini kurang lebih 2 are bisa 8 flok. Jadi di lahan sempit bisa berusaha," terang Gus Adhi yang merupakan praktisi pembudidaya lele selama bertahun-tahun sebelum menjadi anggota DPR RI.

Kelebihan kedua hasil budidaya ikan di bioflok bisa lebih besar dari konvensional. Ketiga, hasil budidaya dengan bioflok lebih enak dari budidaya lele konvensional.

"Peningkatan panen bisa 5 hingga 6 kali lipat dibandingkan konvensional. Ikannya lebih lezat, saya sudah membuktikannya," ungkap Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali ini.

Kelebihan keempat, ikan yang dibudidayakan dengan sistem bioflok lebih tahan dengan penyakit. Kelima, dari segi penggunaan pakan tidak terlalu banyak, jadi efisien dan bisa menekan biaya pakan.

"Dengan bioflok lebih menguntungkan dan bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat," tegas politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.

Anggota Komisi II DPR RI yang sebelumnya menjabat Komisi IV yang membidangi pertanian, kelautan, dan perikanan ini menyebut kelebihan lain dari sistem bioflok bisa dilakukan berdampingan dengan budidaya sayur hidroponik dimana limbah air dari budidaya lele dapat dimanfaatkan untuk air nutrisi hidroponik. Sistem ini dikenal pula dengan aquaponik.

Budidaya ikan lele sistem bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan.

Untuk diketahui, bioflok adalah salah satu teknologi budidaya ikan, yakni suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.

Prinsip dasar bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari kabon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen menjadi massa sludge berbentuk bioflok. Perubahan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan sebagai bioflok.

Teknik ini populer di kalangan peternak lele dan nilai karena mampu menggenjot produktivitas panen yang lebih tinggi. Selain itu, metode bioflok juga menekan penggunaan lahan menjadi tidak terlalu luas dan hemat air. Oleh sebab itu, bioflok menjadi solusi efektif untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat serta menjadi cara ekonomis bagi para pebisnis bidang perikanan.(BB).