Ayo Berkunjung ke Desa Prancak, Ekowisata Hutan Mangrove Telah Diresmikan

  16 Desember 2020 EKONOMI Jembrana

Ket Poto : Bupati Jembrana I Putu Artha saat meresmikan obyek  wisata hutan mangrove di Desa Perancak

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Destinasi wisata di Jembrana makin bertambah dengan keberadaan ekowisata hutan mangrove di Desa Perancak, Jembrana . 

Obyek wisata hutan mangrove tersebut diresmikan, Rabu (16/12) oleh Bupati Jembrana I Putu Artha. Kawasan ekowisata ini dibangun atas kerjasama Pemkab Jembrana bersama  Kementerian Kelautan Perikanan, berdiri diatas lahan seluas 10 hektare.

Nantinya pengunjung yang datang bisa menikmati keindahan hutan mangrove dengan berbagai biotanya dengan menyusuri jalur tracking terbuat dari kayu sepanjang 165 meter.

Kawasan sebagai lokasi ekowisata itu telah ditetapkan sebagai kawasan taman pesisir melalui SK Bupati Jembrana nomor 778 tahun 2013.

Sebagai tanda dibukanya objek wisata Tracking Mangrove, Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP yang diwakili Kepala BPSPL Denpasar, Yudarso  secara resmi menyerahkan pengelolaannya kepada BUM-desa Perancak yang disaksikan Bupati Jembrana, I Putu Artha dan Perbekel desa Perancak, I Ketut Wijana bertempat di areal ekowisata Mangrove desa Perancak kevamatan Jembrana, Rabu (16/12/2020)

Usai melakukan kunjungan di areal destinasi ekowisata mangrove, Bupati Artha  mengapresiasi pemerintah pusat khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Mengingat, di tengan ekonomi sulit akibat pandemi Covid-19 destinasi ekowisata mangrove dapat rampung dikerjakan.

"Tentu kami sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI telah berhasil merampungkan kawasan Desa Perancak yang sebelumnya hanya ditumbuhi hutan mangrove untuk dijadikan sebagai kawasan wisata yang sangat menarik di Jembrana," terang Artha . 

Dia  berharap, keberadaannya bisa dimanfaatkan oleh desa sebagai pengembangan wisata sekaligus peningkatan pendapatan desa dan masyarakatnya.

Lanjut Artha, sebagai destinasi ekowisata mangrove, pihaknya minta, selain pengelolaannya baik juga kedepan agar terus dilakukan perbaikan-perbaikan. 

"Pemerintah pusat sudah merampungkan proyeknya dengan anggaran cukup besar di desa kita. Kami harapkan agar BUM-Desa yang dipercaya sebagai pengelolanya agar memiliki managemen yang baik bahkan desa sendiri nantinya bisa mengeluarkan Peraturan Desa(Perdes) untuk pengembangannya ," ujar Bupati Artha.

Kedepan, Ia  juga berharap agar pengembangan kawasan ekowisata berupa Tracking Mangrove bisa lebih dikembangkan. Nantinya kawasan ini selain sebagai destinasi wisata , juga berfungsi sebagai basis pendidikan dan penelitian.

”Saat ini Tracking Mangrove baru sepanjang 165 meter dengan dilengkapi dengan Gasebo yang indah-indah di tengah-tengah jalur tracking  Mangove," imbuh Artha.

Pihaknya juga harapkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan agar bisa dikembangkan lagi. Selain itu juga bisa dibantu dari sisi penataannya sehingga akan lebih indah dan menarik sehingga menarik minat wisatawan datang Ke Perancak. 

"Jadi berwisata ke Perancak makin lengkap, karena sebelumnya juga sudah ada wisata religi serta kuliner disini," pungkasnya.(BB)