‎Pelari Jajal Pulau Serangan Sepanjang 6 KM

Atlet Internasional dan Pelari Lokal Ikuti "Sunrise Running" Susuri Panorama Pulau Serangan

  02 Juli 2017 OLAHRAGA Denpasar

Baliberkarya.com

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ajang bergengsi "Sunrise Running" yang mengusung tema 'Menjaga Kebhinekaan dan Taksu Bali' digagas Organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Bali Bersatu (PBB) dan bekerjasama dengan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Bali dengan konsep "fun running" pada Minggu (2/7/2017) di Pulau Serangan, Denpasar berlangsung sukses dan meriah.
 
 
Event "Sunrise Running" start dibuka mulai pukul 06.30 Wita oleh Wali Kota Denpasar IB Dharmawijaya Mantra. Usai dilepas Rai Mantra, para pelari yang menempuh rute sepanjang 6 kilometer sambil menikmati indahnya panorama Pulau Serangan saat pagi hari mereka akhirnya selesai finish sekitar pukul 08.00 Wita. 
 
 
Selain diikuti atlet internasional seperti Australia, Belanda, Jerman, hingga pelari dari beberapa negara di Afrika dan para pelari dari beberapa daerah di Indonesia juga diikuti ratusan pelari dari berbagai daerah di Bali mengikuti ajang lari "Sunrise Running" di Pulau Serangan hari ini.
 
 
Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra yang tiba dilokasi dan dibonceng menggunakan sepeda motor untuk melepas ratusan pelari dari garis start itu menyatakan kegiatan "Sunrise Runing" sangat bagus sekali untuk memperkenalkan wisata olahraga dan obyek wisata Pulau Serangan kepada wisatawan.
 
 
"Kegiatan "Sunrise Runing" ini sangat bagus sekali untuk untuk memperkenalkan dan mempromosikan wisata olahraga khususnya lari dan obyek wisata Pulau Serangan kepada wisatawan," ucapnya singkat. 
 
 
Panitia Lomba "Sunrise Running", Gede Risky Pramana menyatakan lebih dari 700 pelari terlibat pada kegiatan kali ini. Selain masyarakat setempat juga, diikuti pelari nasional dan sejumlah turis asing. Menurut Risky, selain dari kalangan atlet dan komunitas lari di Bali dan luar Bali, lomba lari ini juga diikuti peserta dari instansi pemerintahan, unsur organisasi masyarakat, serta para pelajar dan mahasiswa.
 
 
Selain Sunrise Running sebagai puncak kegiatan, sebelumnya juga dilakukan berbagai kegiatan seperti ekspedisi pendakian ke puncak Gunung Agung di Karangasem, sembahyang bersama di Pura Goa Lawah, Kejuaraaan Motorcross tingkat nasional di Klungkung, dan Kejuaraan Futsal di Renon Denpasar.
 
 
"Selain pelari lokal dan nasional, sejumlah pelari internasional juga ikut serta. Acara ini merupakan puncaknya dari serangkain acara kegiatan HUT Ke-15 Ormas PPB," jelasnya.
 
Sementara itu, Ketua Harian Ormas Pemuda Bali Bersatu (PBB), Made Muliawan Arya menerangkan jika "Sunrise Running" yang diikuti banyak warga dengan antusias ini digelar serangkaian HUT PBB ke XV ini bertujuan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan. Dengan mengusung tema "Menjaga Kebhinekaan dan Taksu Bali" ajang "Sunrise Running" dengan konsep "fun running".
 
 
"Kami ambil konsep fun (bergembira). Jadi tidak hanya siapa yang cepat, tapi juga pelari menikmati udara pagi yang segar, serta menikmati indahnya suasana Pulau Serangan. Sesuai tema "Bersatu Menjaga Kebhinekaan dan Taksu Bali", lari ini juga diikuti oleh semua ormas, etnis di Bali dan juga komunitas di Bali," terangnya.
 
 
Pria berkepala pelontos yang akrab disapa De Gajah itu mengaku selain untuk menjalin persatuan dan kesatuan, kegiatan "Sunrise Running" ini juga sebagai salah satu pengembangan wisata olahraga serta promosi pariwisata. 
 
"Meski Bali sudah terkenal di Dunia, namun Bali tidak bisa berkembang tanpa pariwisata. Dengan adanya peserta dari luar negeri, tentu ini bisa menjadi salah satu media untuk pengembangan wisata olahraga serta promosi pariwisata," ungkap De Gajah.
 
 
De Gadjah yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar itu menambahkan, ide "Sunrise Running" ini sudah muncul sekitar dua tahun lalu. Ide ini muncul setelah melihat fenomena banyaknya aktivitas lomba lari di Bali seperti Sunset Run, Colur Run, dan lomba lari lainnya.
 
 
"Olah raga lari sudah menjadi "life style" atau gaya hidup masyarakat, animo masyarakat terhadap kegiatan lari ini juga semakin tinggi, sehingga timbul ide untuk membuat lomba lari ini. Sambil lari bisa lihat Sunrise (matahari terbit). Kita akan buat ini sebagai agenda tahunan, sebagai "trademark" PBB yang identik dengan kegiatan olahraga, sosial kemasyarakatan dan wadah pemersatu semua pemuda," ulasnya.
 
 
Seratus pelari pertama yang menyelesaikan finish mendapatkan medali. Di akhir lomba, para pelari asal Afrika mendominasi kejuaraan "Sunrise Running" ini dengan menyelesaikan finish lari tercepat. Kegiatan "Sunrise Running" ini diharapkan akan menjadi kegiatan tahunan yang bergengsi dikancah internasional.
 
"Saya senang bisa ikut ajang lomba lari ini, pemandangan alam di sini sangat indah," kata James Karanja, pelari asal Kenya ditemui usai finish.
 
 
Selain bergembira mengikuti ajang lomba "Sunrise Running", usai finish dari garis start para peserta lari berbaur dengan panitia lomba untuk mengikuti hiburan tarian Zumba serta dimeriahkan alunan musik oleh artis-artis lokal Bali seperti band 'Crazy Horse' dan 'Johny Agung'. (BB)