Tim FPar Unud Kunjungi Museum Sidik Jari Ngurah Gede Pemecutan di Denpasar

  28 Juli 2022 EKONOMI Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Tak seperti pelukis lainnya, kuas bukanlah satu-satunya alat untuknya mengekspresikan diri. Ngurah Gede Pemecutan menorehkan cat pada canvas menggunakan jemarinya. Sidik jari tergores pada setiap lukisan, membuat karyanya memiliki ciri khas.

Permainan warna cerah hingga gelap digunakannya dalam memberikan dimensi. Selain menjadi ciri khas, sidik jari menjadi penanda karya lukisan Ngurah Gede Pemecutan agar tidak dapat dipalsukan.

Ciri khas itu mulai terbangun sejak Ngurah kecil menguping obrolan para pelukis ulung pendahulunya yakni Afandi dan kawan-kawan. “Kalau mau menjadi pelukis, carilah jati dirimu sendiri. Jangan meniru pelukis lain,” ungkapnya menceritakan kepada anggota Tim Redaksi FPar Unud yang berkunjung ke Museum Sidik Jari Ngurah Gede Pemecutan di Denpasar, Jumat (22/7).

Kala itu Ngurah hanya berani mengintip mereka dari balik jendela sembari menganguminya. Ungkapan para pelukis senior itu rupanya terus membayangi pikiran Ngurah muda.

Suatu hari seseorang yang mengaku pelukis datang dan mengajak Ngurah untuk melukis di Pantai Kuta. Karena merasa dibohongi, Ia kemudian melukis dihadapannya untuk membuktikan kehebatannya. Hasilnya tidak sesuai dengan harapan Ngurah.

Kesal, Ia kemudian mencampur cat dengan jemarinya dan menorehkannya pada lukisannya yang gagal. Torehan itu nampak indah. Ia lalu menyelesaikan lukisan itu meski tanpa bantuan kuas. Ketika menatap kembali lukisannya, Ia bertanya-tanya, Apa jadinya jika seluruhnya dilukis dengan jari?

Ngurah mencoba mencari tahu, apakah pelukis lain menggunakan teknik tersebut. Banyak buku dibacanya, tapi tak satupun ditemuinya teknik tersebut. Alhasil, hari demi hari, ia kembangkan teknik melukis dengan jari itu dan jadi ciri khasnya.

Seluruh koleksi lukisan sidik jari Ngurah Gede Pemecutan kini dapat dilihat di Museum Sidik Jari yang didirikan sejak 1993 di Jalan Hayam Wuruk 175 Kota Denpasar. Museum ini didirikan untuk menyebarluaskan teknik melukis sidik jari serta memberikan pendidikan kesenian bagi masyarakat luas.(BB). 

Sumber: www.unud.ac.id