Kompensasi Hewan Dipotong Terjangkit PMK, Ini Kata Kadis Pertanian dan Pangan Jembrana

  27 Juli 2022 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Sutama

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com – Jembrana. Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kabupaten Jembrana, sesuai laporan ke Esignas sebanyak 34 kasus. Hewan warga yang sempat mati dikarenakan PMK sebelum dipotong bersyarat, Dinas Pertanian dan Pangan masih mengusahakan mendapatkan kompensasi, dinas juga sudah membuat dokumen dan masih menunggu regulasi dari pusat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana I Wayan Sutama saat dikonfirmasi awak media di kantornya. Ia juga mengaku seijin Ketua Satgas, pihaknya bersinergi melakukan vaksinasi dan spraying dilapangan, sebanyak 8 tim yang diterjunkan diantaranya, Medikvet, Paramedik, Penyuluh Pertanian, TNI Polri, BPBD

Kita menargetkan 1 hari sekitar 800 ekor sapi, kita bekali 1 botol vaksin untuk kapasitas 100 dosis akan tetapi kenyataan belum optimal melaksankan, kita akan terus optimalkan dengan 8 tim ini dilapangan bisa kita pecah lagi menjadi 3 tim. Selain itu kita juga mendapatkan bantuan dari BPBD Provinsi Bali sebanyak 3 tim untuk penanganan vaksinasi dan spraying desinfektan di lapangan,” ujarnya. Rabu (27/7/2022)

Dalan hal ini, pihaknya merasa kesulitan mengkontrol terkait transportasi dari OBH, Orang, Barang dan Hewan. “Kita menyarankan kepada masyarakat agar lebih responlah kalau memang belum ada jadwal vaksinasi, mungkin minta desinfekta di dinas, jadi masing-masing melakukan penyemprotan nanti kita sampaikan bantuan seperti itu,” jelasnya.

Terkait vaksin, pihaknya sudah mengalokasikan tahap awal sebanyak 2.000 dosis dan di tahap kedua sebanyak 15.000 dosis, jadinya keseluruhan sebanyak 17.000 dosis yang dialokasikan. “Jadi sekarang kita suntikan, kurang lebih 34 minggu di suntik lagi atau sebulan paling terlambat. Populasi sapi dikabupaten Jembrana sebanyak 35.131 ekor,” bebernya.

Terkait temuan kasus di Kabupaten Jembrana, lanjut Sutama, hasil laporan ke Esignas sebanyak 34 ekor. “Yang masih bergejala, kita masih traking di lapangan. Terkait dengan PMK secara teknis cukup relatif kecil sebenarnya, jadi dampak tidak seperti rabies. Sebetulnya secara teknis 5 persen pun tidak ada, asalkan ditangani dahulu,” jelasnya. (BB)